Pengorbanan Anggota di Halqa Kaimana | Latar Belakang, Sejarah, Prospek dan Faktanya

Pengorbanan Anggota di Halqa Kaimana | Latar Belakang, Sejarah, Prospek dan Faktanya

Masroor Library – Sebelum Agustus 2020, untuk di Kaimana melaksanakan pengorbanan secara manual melalui kwitansi M-1. Menurut data Pusat, tercatat ada beberapa kali pembayaran manual selama tahun 2018 dan 2019. Namun karena kwitansinya tidak terbaca, akhirnya itu menjadi dana tak bertuan. Konsekuensinya, tanpa izin dari Hadhrat Khalifatul Masih V atba, todak boleh dipergunakan sembarangan.

Oleh sebab itu, beberapa saat setelah tiba di Papua Barat, Mubalig Daerah dihubungi oleh Staf Sekr. Maal PB agar mengambil kwitansi pembayaran itu di Kaimana. Mubalig Daerah Papua Barat hanya senyum saja membayangkan bahwa orang di Pusat tidak mengetahui geografi Papua Barat.

Dikiranya, dari Manokwari hanya satu jam saja ke Kaimana. Pakai motor pula! Lelucon awal tugas di Papua Barat yang cukup menghibur.

Akhirnya, penulis sampaikan bahwa Kaimana itu lokasinya lumayan jauh. Bila menggunakan moda transportasi laut bisa tiga hari perjalanan. Bila menggunakan pesawat langsung berkesinambungan memerlukan waktu sekitar tiga jam dengan transit di Kota Sorong. Penulis lalu mengirimkan peta Papua Barat dan menunjukkan rute via laut dan pesawat udara. Orang Pusat itu akhirnya kaget dan terdiam.

Sebelum Juli 2020, jumlah anggota di Kaimana yang telah memperoleh nomor AIMS bisa dihitung dengan jari. Jumlahnya sekitar 10 orang saja, tidak termasuk Mubalig Lokal Kaimana dan keluarga. Sebab, data keanggotaan Mln. Hamid Sirfefa hingga saat itu masih masuk di Jemaat Kurik, Merauke dan anak-anaknya malah belum memiliki nomor AIMS. Sekitar Oktober 2020, Penulis kemudian memindahkan keanggotaan keluarga Mln. Hamid Sirfefa ke Manokwari.

Pada Mei 2020 alias setelah menerima SK Mutasi dari Maluku ke Papua Barat, Penulis berinisiatif memproses nomor AIMS dari anggota di Kaimana saat masih di Ambon. Ada sekitar 100 lebih anggota yang nomor AIMS-nya diproses dan dalam seminggu sudah memiliki nomor AIMS semua. Otomatis, jumlah anggota tercatat memiliki AIMS di Jemaat Manokwari mengalami peningkatan drastis. Dari hanya sekitar 60 orang, menjadi 160 orang lebih.

Dengan telah memiliki nomor AIMS, maka pengorbanan anggota Jemaat di Kaimana menjadi semakin mudah. Meski demikian, pengorbanan itu masih diproses oleh Mubalig Daerah Papua Barat di Manokwari karena saat itu di Kaimana belum ada yang bisa memproses Candah Online. Hal ini berlangsung sejak Agustus 2020 atau sejak dicanangkannya Pengorbanan Candah Online di Papua Barat hingga Nopember 2021.

Sejak Nopember 2021, Kaimana akhirnya bisa secara mandiri memproses pembayaran Candahnya. Ini sedikit meringankan beban Mubalig Daerah Papua Barat yang sebelumnya menangani semua pengorbanan online anggota di Papua Barat. Selain Kaimana, Manokwari juga akhirnya bisa mandiri dalam proses pembayaran pengorbanan online, begitu juga Wedoni.

Tags:

No Responses

Tinggalkan Balasan