Masroor Library – Sebagaimana yang kita ketahui bahwa setelah wafatnya Junjungan Yang Mulia Nabi Muhammad Rasulullah SAW pada tahun 632 Masehi, maka berdirilah Sistem Khilafah Rasyidah, yang meneruskan perjuangan suci Nabi Muhammad Rasulullah Saw.
Adapun Khulafa’ atau Para Khalifah yang meneruskan perjuangan suci Nabi Muhammad Rasulullah Saw, yaitu :
1. Hadhrat Abu Bakar as-Shiddiq r.a. (Masa Kekhilafahan : 632-634 M)
Dalam masa sekitar dua tahun, Kekhilafahan Abu Bakar ra berhasil mempertahankan kesatuan umat Islam setelah kewafatan Rasulullah saw.
2. Hadhrat Umar bin Khattab r.a. (Masa Kekhilafahan : 634-644 M)
Dengan membentuk sebuah badan penasihat dan pertimbangan bagi Khalifah dan membagi negara Islam menjadi provinsi-provinsi, Hadhrat Umar bin Khattab r.a. mendirikan sistem administrasi dan pemerintahan Islam yang efektif.
3. Hadhrat Utsman bin Affan r.a. (Masa Kekhilafahan : 644-656 M)
Sebagai Khalifah, Hadhrat Utsman bin Affan r.a., mengawasi proses produksi dan penyebaran Al-Qur’an di seluruh negara Muslim. Beliau r.a. juga mengeluarkan banyak kekayaan pribadinya untuk memajukan Islam.
4. Hadhrat Ali bin Abi Thalib r.a. (Masa Kekhilafahan : 656-661 M)
Beliau r.a. adalah sepupu dan menantu Nabi Suci Muhammad Saw. Hadhrat Ali bin Abi Thalib r.a. berusaha membangun perdamaian setelah pembunuhan Hadhrat Usman r.a.
Berdirinya Sistem Khilafah Rasyidah tersebut tentunya menjadi penggenapan dari nubuat (kabar ghaib) yang telah disampaikan oleh Kitab Suci Al-Qur’an Surah Al-Nuur, sebagaimana Allah Swt berfirman :
Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dari antara kamu dan berbuat amal saleh, bahwa Dia pasti akan menjadikan mereka itu khalifah di bumi ini, sebagaimana Dia telah menjadikan khalifah orang-orang yang sebelum mereka; dan Dia pasti akan meneguhkan bagi mereka agama mereka, yang telah Dia ridai bagi mereka; dan pasti Dia akan memberi mereka keamanan dan kedamaian sebagai pengganti sesudah ketakutan mencekam mereka. Mereka akan menyembah Aku, dan mereka tidak akan mempersekutukan sesuatu dengan Aku, dan barangsiapa ingkar sesudah itu, mereka itulah orang-orang durhaka.
(Q.S.Al-Nuur 24 : 56)
Berkenaan dengan ayat tersebut, Khalifah keempat Jemaat Muslim Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Tahir Ahmad r.h. menjelaskan bahwa :
“Ayat ini disebut ayat “istikhlaf”. Di dalamnya hal ini dijelaskan, bahwa sebagaimana Allah Swt selalu menjadikan khalifah-khalifah sesudah kewafatan nabi dimasa lalu, sesudah kewafatan Rasulullah Saw pun hal ini akan terus berlangsung. Khilafat itu mengambil cahaya dari nabi dan menyebarkannya. Setiap kali seorang Khalifah akan wafat, Jemaat diliputi perasaan takut, yang dengan karunia-Nya, berkat Khilafat akan merubahnya menjadi perasaan aman. Maka tanda kebenaran Khilafat ialah ia merubah rasa tidak aman menjadi rasa aman. Inilah yang disabdakan oleh Pendiri Jemaat Muslim Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad As (Imam Mahdi & Al-Masih Al-Mau’ud) di buku ‘Al-Wasiyat’, bahwa sesudah wafatnya seorang nabi atau Khalifah, untuk sementara waktu Jemaat akan merasakan bahwa sekarang musuh akan memadamkan cahaya kenabian itu. Tapi di ayat istikhlaf ini ada janji yang qath‘i, bahwa setiap kali musuh akan gagal. Tujuan kenabian adalah tegaknya tauhid di dunia. Ini juga tanda kebenaran Khilafat, bahwa tujuan akhirnya adalah tegaknya tauhid.”
Berdirinya Sistem Khilafah pun sesuai dengan nubuat (kabar ghaib) dari Nabi Muhammad Rasulullah Saw bahwa :
“Kenabian akan tetap berada diantara kalian selama Allah menghendaki. Kemudian akan berlaku masa khilafah yang mengikuti jejak kenabian (khilafah ‘ala minhajin-nubuwwah), dan akan tetap berada selama Allah berkehendak. Kemudian diikuti masa kerajaan yang merusak (mulkan ‘adhan), dan dia akan tetap berada selama Allah berkendak. Kemudian setelah itu akan muncul kerajaan lalim (mulkan jabbariyyah), dan akan tetap berada selama Allah berkehendak. Kemudian muncul kembali khilafah yang mengikuti jejak kenabian (khilafah ‘ala minhajin nubuwwah). Kemudian beliau Saw berdiam diri.”
(Musnad Ahmad)
Tak hanya sampai disitu, ternyata dalam Hadits tersebut menjelaskan bahwa Nabi Muhammad Rasulullah Saw menubuatkan atau menyampaikan kabar ghaib berkenaan dengan Khilafat ‘ala Minhaj al-Nubuwwah yang akan kembali berdiri di akhir zaman.
Dewasa ini, beberapa Organisasi Islam menantikan dan berjuang untuk berdirinya Sistem Khilafah, namun ada juga Organisasi Islam yang menolak hal tersebut, dengan alasan bahwa Khilafah hanya akan memecah belah persatuan, bahkan merebut wilayah kekuasaan negara. Tetapi, berbeda dari pandangan tersebut, Jemaat Muslim Ahmadiyah, yang merupakan Organisasi Islam yang telah didirikan oleh Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad As (Imam Mahdi & Al-Masih Al-Mau’ud) di India pada tahun 1889 dan saat ini telah berdiri di 220 negara, meyakini bahwa Khilafah yang telah dinubuatkan oleh Nabi Muhammad Rasulullah Saw saat ini telah berdiri.
Sebelum wafatnya, Pendiri Jemaat Muslim Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad As (Imam Mahdi & Al-Masih Al-Mau’ud) telah menulis di dalam buku Risalah Al-Wasiyat (1905) bahwa : “Aku adalah kudrat Tuhan yang berjasad, kemudian sesudahku ada lagi beberapa wujud yang akan menjadi Mazhar kudrat kedua.”
Nubuat tersebut pun tergenapi, yaitu setelah wafatnya Pendiri Jemaat Muslim Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad As (Imam Mahdi & Al-Masih Al-Mau’ud), pada tanggal 27 Mei 1908 berdirilah Sistem Khilafah di dalam Jemaat Muslim Ahmadiyah. Oleh karena itu, setiap tanggal 27 Mei di dalam Jemaat Muslim Ahmadiyah diperingati sebagai Hari Khilafat.
Khulafa’ atau Para Khalifah yang juga menjadi Pimpinan Tertinggi Jemaat Muslim Ahamdiyah adalah sebagai berikut :
1. Hadhrat Maulana Hakim Nuruddin r.a. (Masa Kekhilafahan : 1908-1914)
Seperti halnya Hadhrat Abu Bakar ash-Shiddiq r.a., Hadhrat Maulana Hakim Nuruddin r.a. menghimpun persatuan setelah kewafatan Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad As.
2. Hadhrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad r.a. (Masa Kekhilafahan : 1914-1965)
Hadhrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad r.a., yang juga dikenal sebagai Mushlih Mau’ud, melakukan banyak kemajuan dalam administrasi Jemaat Muslim Ahmadiyah.
3. Hadhrat Mirza Nasir Ahmad r.h. (Masa Kekhilafahan : 1965-1982)
Hadhrat Mirza Nasir Ahmad r.h. menunjukkan kepemimpinan dan bimbingan yang hebat ketika Pakistan menyatakan bahwa Jemaat Muslim Ahmadiyah adalah non-Muslim.
4. Hadhrat Mirza Tahir Ahmad r.h. (Masa Kekhilafahan : 1982-2003)
Selain pencapaiannya yang luar biasa, Hadhrat Mirza Tahir Ahmad r.h. meluncurkan jaringan televisi satelit Muslim pertama, yaitu MTA (Muslim Television Ahmadiyya) International.
5. Hadhrat Mirza Masroor Ahmad a.t.b.a. (Masa Kekhilafahan : 2003-sekarang)
Sebagai Khalifah saat ini, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad a.t.b.a. membimbing Jemaat Muslim Ahmadiyah melalui masa-masa skeptisisme dan permusuhan global yang besar terhadap Islam.
Oleh:
Mln. Iman Mibarak Ahmad
No Responses