“Kunjungan Akademik ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman Akademik, Tablig dan Rabtah bagi para mahasiswa Darjah Tsalisah Jamiah Ahmadiyah Internasional Indonesia. Selain mengenal Biblika, Denominasi Kristen juga Liturgi dan Kiprah Sosial aneka gereja di Kota Bogor.”
Masroor Library – Bogor, Jawa Barat [17/10/2025]. USAI shalat Jumat di Masjid Al-Fadhal, Kota Bogor, rombongan Kunjungan Akademik Darjah Tsalisah meluncur ke lokasi pertama, Jumat (17/10) siang itu. Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA) Kota Bogor terletak di Jalan Dadali no. 18, dekat rel kereta api Kebon Pedes atau arah menuju Jambu Dua Mall Warung Jambu. Gereja ini biasa disebut sebagai Gereja Mormon.
Tampak Uskup Jemmy Mongan, didampingi istri dan beberapa pengurus serta Elder dan Sister asal Amerika menyambut di pintu masuk gereja dengan warna khas putih itu. Ternyata, selain rombongan mahasiswa Jamiah, juga akan berkunjung pada waktu yang sama, rombongan mahasiswa pasca sarjana dari Sekolah Tinggi Teologi (STT) Kadesyi Cariu, Cibubur. Tidak beberapa lama rombongan itupun tiba.
Selama satu jam lebih rombongan mahasiswa Jamiah menimba ilmu dan wawasan di Gereja Mormon. Banyak persamaan dengan Ahmadiyah, misalnya mengenai eksistensi Wahyu dan Nabi. Mereka percaya, Wahyu dan Nabi masih tetap turun. Dari segi Pengorbanan, mereka juga memiliki sistem yang sama dengan Ahmadiyah. Semuanya dicatat dengan tertib dan sudah menggunakan aplikasi semacam Candah.Id.
Kunjungan berikutnya adalah ke Gereja Kristen Pasundan (GKP) Tanahsareal, hanya sekitar satu kilometer dari Gereja Mormon. Tampak Pdt. Dedanimrod Simatupang, S.Si. (Teol) dan Pnt. Handoko menyambut rombongan. Banyak hal yang disampaikan oleh Pdt. Dedan, mencakup sejarah, teologi, filantropi dan tema lainnya. Para mahasiswa antusias menanyakan masalah-masalah terkait gereja khas Pasundan ini.
Kunjungan terakhir adalah ke Gereja Kristen Jawa (GKJ) di Kompleks Pulo Armen, dekat Terminal Baranangsiang, Kota Bogor. Pdt. Geget Elite Sucining Hyang, S.Si. (Teol) dan beberapa pengurus Majlis menyambut rombongan dengan gembira. Ini adalah gereja suku Jawa yang ada di tengah-tengah suku Sunda alias gereja urban di Tanah Pasundan. Berbeda dengan GKP yang multi etnis, GKJ beranggotakan hanya suku Jawa. Ada sekitar 300 orang yang menjadi anggotanya di Kota dan Kabupaten Bogor.
Mungkin karena pendeta GKJ Bogor adalah seorang wanita dan masih lajang serta baru empat tahun bertugas, maka suasana tampak lebih cair dibanding di gereja-gereja yang dikunjungi sebelumnya. Apalagi dari segi usia, tidak terpaut jauh antara mahasiswa Jamiah dan pendeta asal Yogyakarta yang trengginas tersebut. Meski ini pertemuan pertama bagi mereka, suasana cair itu terlihat nyata dari pertanyaan yang khas anak-anak muda.
Dari semua kunjungan hari itu, selain Percetakan Alkitab, di GKJ Bogor adalah yang paling lama hingga hampir tiga jam. Shalat Maghrib jamak Isya pun dilakukan di bangunan Gereja lantai dua. Santap malam dilakukan setelahnya, dilanjutkan dengan perbincangan dengan tema-tema sesuai materi perkuliahan. Banyak persamaan, perbedaan bahkan pertentangan antar berbagai denominasi yang didapat dari kunjungan ini.
Bahkan, sebagaimana di GPIB Zebaoth Bogor, pertanyaan mengenai motivasi menjadi pendeta pun ditanyakan kembali. Ini untuk mengetahui, bagaimana seorang wanita memiliki niat menjadi pendeta di antara banyaknya pendeta pria. Untuk di kalangan GKJ sendiri, ada sekitar 80 pendeta wanita yang menjadikannya sebagai gereja terbanyak pendeta wanita disusul GKP dan GPIB serta GKI. Sebab, di gereja denominasi lainnya, bahkan tidak ada seorang pun pendeta wanita! []
Disusun oleh:
Dr. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Dosen Ilmu Perbandingan Agama, Bahasa Ibrani & Farsi
Jamiah Ahmadiyah Internasional Indonesia
Bogor, Jawa Barat
Related Posts

Kunjungan Akademik Darjah Tsalisah | Praktikum Tingkatkan Pemahaman Akademik, Tablig dan Rabtah

Kunjungan Akademik Darjah Tsalisah | Praktikum Tingkatkan Pemahaman Akademik, Tablig dan Rabtah

Demokrasi dalam Tinjauan Teoritis Tiap Forum Kajian

Lomba Tumpeng Dilaksanakan oleh Hostel, Membiasakan Menjadi Chef Setara Hotel

Kunjungan Akademik Mahasiswa Ahmadiyah ke Komunitas Mormon



No Responses