Mendalami Kristologi dari Otodidak, Kursus hingga Kuliah di Dalam dan Luar Negeri

Mendalami Kristologi dari Otodidak, Kursus hingga Kuliah di Dalam dan Luar Negeri

Namun, bukannya Penulis menjauhi Ahmadiyah, malah semakin merapat setelah berkenalanan dengan Mubalig Ahmadiyah Mln. Ismail Firdaus. Bahkan, setelah membaca buku “Kebenaran Almasih Akhir Zaman” yang sengaja Penulis fotokopi sebanyak dua rangkap, kepercayaan bahwa Nabi Isa a.s. masih hidup di langit dan akan turun kembali ke bumi dengan fisiknya, mulai Penulis tanggalkan!

BERKENALAN DENGAN KRISTOLOG AHMADIYAH: ALI MUKHAYAT M.S.

Mln. Ismail Firdaus juga kemudian meminjamkan Edaran Berkala Kristologi (EBK) Edisi 1 dan 2. Berbekal alamat pada EBK itu, Penulis kemudian minta berlangganan EBK mulai Edisi 3. Setiap bulan Penulis menerima kiriman EBK dari Bpk. Ali Mukhayat M.S. (Kawalu, Tasikmalaya) yang dikirim langsung ke alamat Penulis di SMP Negeri 1 Gabuswetan, Indramayu.

Ketika teman guru yaitu Asep Taswan mengajak Penulis ke rumahnya di Setia Negara, Tasikmalaya, maka hal itu tidak disia-siakan oleh Penulis. Dengan berboncengan sepeda motor, perjalanan dari Indramayu ke Tasikmalaya via Sumedang pun ditempuh selama lima jam lamanya. Saat melintasi Sumedang, Penulis diajak mampir ke rumah Drs. Otong Sabarudin yang dulu mengajar di SMP Negeri 1 Gabuswetan.

Selama beberapa hari Penulis pun berada di Setia Negara, Tasikmalaya. Sebelum pulang kembali ke Indramayu, Penulis meminta Asep Taswan mengantar ke rumah Bpk. Ali Mukhayat di Kersamenak, Kawalu. Dengan berboncengan sepeda motor, akhirnya tiba juga di rumah Kristolog Ahmadiyah itu. Sayangnya, Bpk. Ali Mukhayat sedang tidak ada di rumah. “Pak Ali sedang ada rapat di Kampus Mubarak Bogor,” kata istri beliau.

Penulis sempat melihat-lihat koleksi buku Kristologi Bpk. Ali Mukhayat M.S. Menurut Penulis, koleksi buku itu sangat banyak dan memadai. Pantas saja materi dalam EBK sangat akurat dan tak pernah kering. Ini didukung oleh pengalaman kursus Kristologi beliau yang hingga mencapai 30 kali. Ini jugalah yang kemudian menjadi motivasi Penulis, harus mengikuti jejak beliau.

KOLEKSI BUKU-BUKU KRISTOLOGI AHMADIYAH DAN GHAIR-AHMADI

Sejak kunjungan ke rumah Bpk. Ali Mukhayat tersebut, Penulis pun mulai serius mendalami Kristologi. Buku-buku Kristologi versi ghair tetap dikoleksi, dilengkapi dengan buku-buku Kristologi versi Jemaat. Secara khusus, Penulis juga membeli buku-buku Kristologi terbitan Gema Insani Press (GIP) Jakarta Selatan.

Koleksi buku-buku Kristologi yang dimiliki Penulis pun jumlahnya mengalahkan koleksi buku-buku fikih yang awalnya menjadi kajian Penulis sebagai orang NU. Pada akhirnya, Penulis pun melupakan kajian fikih dan beralih mendalami Kristologi sejak 1994 itu dan mulai intens pada 1996-1997.

MENGIKUTI KURSUS TEOLOGIA DI BERBAGAI LEMBAGA KRISTEN

Setelah menjadi Ahmadi, Penulis pun mulai mengikuti jejak Bpk. Ali Mukhayat M.S. dalam mengikuti Kursus Teologia yang diselenggarakan oleh pihak gereja atau lembaga Kristen. Kursus Teologia itu biasanya dilakukan dengan korespondensi alias kursus jarak jauh menggunakan modul pembelajaran. Ada yang delapan kali pertemuan, 10 kali pertemuan dan ada juga yang 12 kali pertemuan.

Pertama kali Penulis mengikuti Kursus Teologia yang diselenggarakan oleh Pusat Latihan Penginjilan (PLP) “Nehemia” Jakarta bernama “Jalan Al-Rachmat”. Kursus ini dapat diselesaikan dengan baik, saat masih belajar di Jamiah Ahmadiyah Indonesia (1998). Saat itu Penulis memperoleh Sertifikat yang diterbitkan oleh PLP Nehemia, Jakarta.

Berikutnya, Penulis juga mengikuti Kursus Teologia yang diselenggarakan oleh Gospel Overseas Studio alias GO Studio Bekasi. Kursus ini berhasil diselesaikan dengan baik, bahkan Penulis mendapat nilai memuaskan (rata-rata 100). Topiknya mengenai sosok Yesus, Tafsir Alkitab dan Missiologi.

Penulis juga mengikuti beberapa Kursus Teologia lainnya hingga mencapai sebanyak 15 kursus. Terakhir, pada 2021, Penulis juga masih mengikuti Kursus Teologia yang diselenggarakan oleh Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta dengan tema Islamologi dan Kristologi sebanyak 10 pertemuan. Pengajarnya adalah para doktor teologia yang merupakan teman-teman Penulis sendiri.

MENGAMBIL KULIAH DI BERBAGAI KAMPUS TEOLOGIA

Selain mengikuti Kursus Teologia, Penulis pun kemudian mengambil materi teologia dengan kuliah secara langsung. Tujuannya, selain menyerap ilmu-ilmu teologia dan missiologi, juga agar pertemanan dengan akademisi Kristen semakin terbuka luas. Dan, memanfaatkan hubungan baik ini, Penulis pun dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya yang lebih tinggi lagi.

Setelah menyelesaikan pendidikan teologia di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Penulis pun melanjutkan ke Sekolah Tinggi Teologia (STT) Cipanas Cianjur. Kebetulan Ketua/Rektor STT Cipanas Cianjur waktu itu adalah teman dekat saat di Salatiga, yaitu Pdt. Dr. Agus Susanto yang sebelumnya dosen di STT Abdiel Ungaran. Pdt. Dr. Agus merupakan penulis buku tata bahasa Ibrani dan Yunani yang menjadi salah satu referensi Penulis saat mengajar bahasa Ibrani di Jamiah.

Setelah itu, Penulis juga melanjutkan pendidikan ke Sekolah Tinggi Teologia (STT) Proklamasi Jakarta. Kebetulan, disini juga banyak teman-teman Penulis yang menjadi dosen termasuk rektornya. Tiga orang rektor STT Jakarta biasa berkomunikasi dengan Penulis, mulai dari Pdt. Dr. Robert P. Borrong, Prof. Dr. Jan S. Aritonang dan Prof. Joas Adiprasetya, Ph.D.

Penulis pun dua kali mengambil teologia di The Hebrew University of Jerusalem Israel (HUJI) melalui program overseas study. Pertama, memperdalam bahasa Ibrani melalui Kursus Bahasa sebanyak 30 jam (20 kali pertemuan) sebagai persiapan. Kedua, dengan mengambil doktoral teologia jarak jauh (overseas study). Dr. Eliyahu Lizorkin-Eyzenberg menjadi pembimbing Penulis selama prosesnya.

PENGALAMAN DIALOG TEOLOGI DAN KRISTOLOGI

Selama hampir 30 tahun menggeluti teologia dan khususnya Kristologi tersebut, Penulis sudah beberapa kali terlibat dialog/diskusi dengan berbagai kalangan dari denominasi Kristen yang berbeda-beda. Ada kalanya berbentuk diskusi apologetika-dialektika (debat kusir), memberikan seminar ilmiah atau diminta mengajar khusus materi Kekristenan.

Penulis juga beberapa kali diminta mengisi retreat untuk kalangan pemuda dan remaja gereja. Misalnya, retret yang diadakan oleh Komisi Remaja dan Pemuda (Korempa) Gereja Kristen Pasundan (GKP) Kampung Sawah Bekasi di Villa Kana Cibodas, Cianjur. Penulis sering diminta memberikan refleksi kepada kalangan pendeta saat di Salatiga termasuk di Wonogiri yang dihadiri seluruh pendeta se-Kab. Wonogiri di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Baturetno.

Pengalaman yang berkesan adalah saat menghadapi Perintis Istimewa Saksi-Saksi Yehuwa (SSY) Salatiga, Danang Yulianto yang berasal dari Katolik dan tinggal di Blotongan. Danang menjadi diam seribu bahasa dan berkeringat dingin karena tidak bisa menjawab paparan Penulis mengenai otentisitas dan kontradiksi Alkitab terutama dalam bahasa Ibrani. Akhirnya, Danang dipindahkan ke Beringin (Salatiga), lalu ke Pamanukan (Subang) dan terakhir ke Kupang (NTT).

Kini, Penulis mengembangkan suatu metode baru mengenai dialog teologia, yaitu mencari persamaan dan titik temu antara semua agama Abrahamik. Sedangkan mengenai perbedaan, bahkan pertentangan yang ada kemudian dicarikan titik temunya. Dari sini akan muncul kesimpulan, bahwa semua agama Abrahamik sebenarnya berasal dari satu sumber alias sama: Tauhid!

Disusun oleh:
Dr. Rakeeman R.A.M. Jumaan, D.D.
Mubalig Daerah Papua Barat

Selesai ditulis di Rumah Dinas Mubalig Daerah Papua Barat di Manokwari, Papua Barat pada Senin, 13 Maret 2023 pkl. 22:23 WIT.

Catatan:
• Penulis merupakan Pendiri dari Forum Kajian Kristologi (FKK) “AL-MU’AZZIY” di Jamiah Ahmadiyah Indonesia (JAMAI) Bogor, Jawa Barat;
• Penulis merupakan Pendiri Pusat Kajian Manuskrip Islam dan Filologi (Centre of the Study of the Islamic Manuscripts and Philology) “DAAR EL-JUMAAN” Ambon, Maluku;
• Penulis merupakan Pendiri Pusat Kajian Islam dan Papualogi (Centre of the Study of the Islamic Study and Papualogy) “DAAR EL-JUMAAN” Manokwari, Papua Barat;

No Responses

Tinggalkan Balasan