Mutasi: Momen Mengukur Kuantitas dan Kualitas Rabtah Serta Merekatkan Silaturahmi

Mutasi: Momen Mengukur Kuantitas dan Kualitas Rabtah Serta Merekatkan Silaturahmi

“Syalom, Assalamu ‘alaikum, Pak Jumaan. Saya selaku Pimpinan Umat di Arfai 2 menyampaikan terimakasih yang sedalamnya untuk pengabdian dalam membangun moral dan akhlak anak-anak kami di Tanah Papua ini. Jika ada yang kurang berkenan melalui sikap dan tutur kata dari anak-anak khususnya Papua, saya mendahuluinya menyampaikan permohonan maaf. Doa saya dan umat Kristen di Solafide Arfai 2, Bapak diberi hikmat dan berkah di tempat tugas yang baru. Salam kami, Pdt. Benyamin J. Komegi, S.Th.”

TIGA TINGKATAN RABTAH DAN FILOSOFINYA

Sejak 2016, ketika diberi amanat sebagai Sekretaris Umur Kharijiah di Jemaat Markaz, Penulis telah menciptakan motto terkait Rabtah, yang dikenal sebagai Tiga Manikam alias _Tri Ratana_. Sesuai namanya, motto ini berisi tiga tahapan Rabtah, yang akan menjadi barometer keberhasilannya. Ketiga barometer itu dirangkum dalam motto: Kenal itu Awal, Undangan merupakan Pengakuan dan Solusi adalah Eksistensi. Ketiganya merupakan satu kesatuan dan berjenjang.

Kenal itu Awal, maksudnya, perkenalan itu merupakan tahap awal. Setiap anggota pada umumnya dapat melakukan perkenalan dengan terukur. Terukur disini artinya sudah difikirkan sebelumnya mengenai siapa yang akan kita jadikan sebagai teman perkenalan tersebut.

Bila ia adalah seorang dengan kedudukan sebagai Camat tentu berbeda perlakuannya dengan yang hanya Kepala Desa atau masyarakat biasa. Intinya, perkenalan adalah awal pintu masuk bagi kita untuk ke depannya. Kenal awal mungkin cukup hanya dengan bersalaman, atau bersalaman dan menyebutkan nama serta asal, atau setelah semua itu diakhiri dengan bertukar nomor kontak dan foto bersama.

Untuk memastikan dan memperpanjang waktu, saat meminta nomor HP atau sebaliknya, mintalah dia missed call ke nomor kita atau kita calling ke nomor dia. Dari sini kita lebih yakin akan kebenaran nomornya. Tanya juga bila ada nomor lain lagi, tentunya untuk cadangan kalau-kalau nomor yang pertama tidak aktif apalagi berbeda operator.

Dalam proses perkenalan singkat, isi pembicaraan diatur sedemikian rupa sehingga poin-poin mengenai identitas orang tersebut bisa tergali dalam waktu cepat. Bila waktunya panjang, upayakan agar semua informasi bisa mengalir dan mengkonfrontirnya hinga dua-tiga kali.

Ada orang yang mengatakan, bahwa melalui perkenalan, kita bisa menjadikan dia itu sebagai kawan atau lawan. Jadi, sejak awal kita sendiri sudah memperlakukan dan memposisikan dia sesuai dengan hasil akhirnya.

Sedangkan motto: Undangan merupakan Pengakuan, maksudnya adalah dengan adanya undangan. Undangan bisa bermacam-macam bentuk dan ragam kegiatannya. Undangan yang paling lumrah, adalah undangan hajatan (kenduri). Meskipun memang kita belum begitu akrab, hadiri saja undangan semacam ini.

Undangan lainnya adalah terkait dengan kegiatan RT/RW, Desa, Kecamatan, Pisah-Sambut Pimpinan, Peresmian, Momen Besar, Perayaan tertentu dan lain-lain. Undangan bisa melalui surat tertulis ataupun hanya sekedar via SMS/WA/telpon atau lisan sekalipun.

Intinya, dengan adanya suatu undangan ini artinya eksistensi kita sudah dianggap (diakui) alias dijadikan sahabat oleh dia. Kesempatan bagi kita untuk lebih banyak mengenal orang-orang yang lainnya dengan memanfaatkan keberadaannya.

Motto Solusi itu Eksistensi maksudnya adalah kita diminta menyelesaikan suatu persoalan atau masalah atau sesuatu yang bagi dia itu dianggap sebagai beban. Bentuk solusi pun bermacam-macam.

Ada kalanya, solusi yang diminta hanya sebatas jawaban pemikiran, kali lain dalam bentuk partisipasi tenaga atau yang lebih jauh lagi sumbangan dana atau barang tertentu. Adakalanya solusi itu kadang tidak diminta tapi kita sendiri yang –setelah melihatnya langsung– memberikan pendapat atau bantuan.

RABTAH: KUANTITAS DAN KUALITAS

Kuantitas Rabtah bisa diukur dari seberapa banyak kenalan yang telah terjalin selama kita ditugaskan di tempat tersebut. Semakin banyak kenalan, maka semakin baik kuantitas Rabtah kita. Tetapi, bila sebaliknya, hanya sedikit kenalan yang kita peroleh, maka kuantitas kita dianggap belum baik alias eksklusif.

Cara yang paling mudah untuk mengukur kuantitas Rabtah adalah dengan melihat penambahan nomor kontak di gawai (HP). Bila selalu mengalami penambahan, artinya hubungan Rabtah selalu bertambah. Sebab, saat ini, tiap orang sudah memiliki gawai. Artinya kuantitas Rabtah pun bisa diukur dari nomor gawai tersebut.

Selama lima tahun ditugaskan di Kawasan Timur Indonesia (KATIMIN), penambahan nomor kontak baru mengalami peningkatan sebanyak 4.500 nomor. Bila selama dua tahun di Maluku ada kenaikan sebanyak 2.000 nomor, maka di Papua Barat telah bertambah lagi sebanyak 2.500 nomor kenalan baru dalam hampir tiga tahun ini. Hingga, nomor kontak di gawai Penulis kini ada sebanyak 7.000 nomor lebih.

Sedangkan secara kualitas, barometer yang nyata adalah adanya undangan. Baik kita mengundang mereka ataupun kita diundang oleh mereka, keduanya membuktikan kualitas hubungan. Dari hal ini, kita sudah melangkah ke tahap berikutnya dari sekedar Kenal itu Awal tadi.

Bahkan, Penulis telah membuat satu kriteria terkait kualitas Rabtah, yaitu Teori Dapur dan Ruang Tamu. Dapur, maksudnya, bila kita dipersilakan membuat makanan sendiri di dapur rumah orang itu. Atau, kita diajak minum kopi di ruang tamu rumahnya. Ini adalah barometer sederhana untuk mengetahui kedekatan hubungan kita.

KESAN SAHABAT DAN KOLEGA DI PAPUA BARAT

Selama 2 tahun 11 bulan di Papua Barat dan Papua Barat Daya, Penulis telah menjalin hubungan dan komunikasi dengan berbagai kalangan: Pejabat, Aparat, Kultural dan Media Massa. Hubungan itu mulai dari sekedar Kenal itu Awal hingga Undangan merupakan Pengakuan dan Solusi adalah Eksistensi.

Berbagai kualitas hubungan itu, tergambar dari kesan dan respon mereka dalam menyikapi perpindahan (mutasi) Penulis dari Manokwari, Papua Barat ke Jawa lagi. Beberapa di antaranya akan Penulis cantumkan sebagai contoh, untuk mengetahui perspektif kesan hubungan tersebut. Ada kesan yang karena keilmuan agama (Jemaat), Etnografi, Filologi dan lainnya.

Komandan Komando Distrik Militer (KODIM) 1806/Teluk Bintuni Letkol. Patrick Arya Bima, S.I.P. menyampaikan kesannya sebagai berikut:

_“Selamat bertugas di tempat yang baru, Pak. Waduh masih ingin jalan bareng lagi keliling-keliling sama Bapak. Masih banyak rencana tempat yang belum kita kunjungi bersama, sambil cerita sejarah dan budaya … Sungguh pengalaman indah yang tidak tergantikan. Suatu kehormatan bisa kenal dan berkeliling bersama Bapak.

Suatu saat nanti kita ketemu lagi Pak Rakeeman, dalam situasi waktu dan tempat yang lebih baik dari sekarang … Salam hormat kami untuk keluarga … Teriring doa selalu, semoga selamat aman lancar dalam perjalanan dan dalam tugas-tugas berikutnya … Harapan kami tali silaturahmi masih dapat terjalin … Salam hormat dan bangga kami, prajurit Kasuari.” 🙏👍

Gembala Jemaat Gereja Kristen Injili di Tanah Papua “Solafide” Arfai 2 Manokwari pun menyampaikan kesan terkait kiprah Penulis. Pdt. Benjamin J. Komegi, S.Th. yang juga Sekretaris Sinode GKI di Tanah Papua menulis:

Syalom, Assalamu ‘alaikum, Pak Jumaan. Saya selaku Pimpinan Umat di Arfai 2 menyampaikan terimakasih yang sedalamnya untuk pengabdian dalam membangun moral dan akhlak anak-anak kami di Tanah Papua ini. Jika ada yang kurang berkenan melalui sikap dan tutur kata dari anak-anak khususnya Papua, saya mendahuluinya menyampaikan permohonan maaf. Doa saya dan umat Kristen di Solafide Arfai 2, Bapak diberi hikmat dan berkah di tempat tugas yang baru. Salam kami, Pdt. Benyamin J. Komegi, S.Th.”

Kesan berbeda, diungkapkan oleh Ketua Ikatan Mahasiswa Karef Hamit Aifat (IMKHA) Kota Studi Manokwari, Ati Novena Kocu, S.Si. sebagai berikut:

“Kami Ikatan Mahasiswa Karef Hamit Aifat (IMKHA) menyampaikan banyak terima kasih kepada Bapak untuk kebersamaan kita di Manokwari Papua Barat dan pengetahuan luar biasa yang kami dapat dari Bapak melalui cerita sederhana di gubuk derita Aifat namun banyak pengetahuan baru yang kami dapat. Selamat menjalankan tugas dan tanggung jawab di Jawa. Tuhan Yesus Memberkati bapak sekeluarga selalu.” 🙏🙏🙏🙏

Bahkan, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Barat Irjen. (Pol.) Daniel Tahi Monang Silitonga, S.H., M.A. pun menyampaikan respon dan juga tawaran untuk makan siang di kantornya. “Bah!!! Selamat ya, Pak Rakeeman. Besok makan siang di kantor saya bisa nggak?”

Ajakan bakar-bakar ikan, juga datang dari Safei Ricardo Desima, S.Pd. Guru SMP Negeri Satu Atap Acemo yang juga Penggiat Literasi Manokwari itu menyampaikan kesannya dan ingin mengadakan bakar ikan di rumahnya di kawasan Maripi, Anday, Manokwari.

Beberapa jurnalis dari media massa daring juga menyampaikan kesan. Di antaranya, Olha Irianti Mulalinda, S.Sos., Pemimpin Redaksi “SorongNews.Com” yang juga dosen Komunikasi Penyiaran Islam di IAIN Sorong. Jurnalis yang getol memuat berita-berita Jemaat di medianya itu menyampaikan, “Selamat bertugas di tempat yang baru Bapak … Sehat selalu dan insyaAllah silaturahmi tetap jalan, ya.”

Begitu juga Pemimpin Redaksi “JurnalPapua.Co” Sorong, Tantowi Jauhari menyampaikan kesannya. Salah satu pengurus PCNU Kab. Sorong yang pernah mengunjungi Peace Centre JAI di Markaz itu menulis:

“Semoga Allah SWT mempertemukan kita kembali dalam keadaan sehat wal-‘afiat… Saya juga mohon maaf Tadz (panggilan kepada Penulis, Ustadz), bila ada khilaf selama kita bersama-sama di Papua Barat dan Papua Barat Daya.”  🙏🙏

Kapolsek Amban, Polresta Manokwari AKP Juman Simanjuntak, S.H. juga ikut menyampaikan kesannya. Perwira polisi yang ditugaskan di dekat lokasi Mushala “Ahmad” Amban, Manokwari itu menyatakan:

Trims banyak Bapak atas pencerahannya kepada kami, sehingga wawasan kami semakin baik. Mohon maaf atas segala kekhilafan yang pernah kami buat dan yang kurang berkenan di hati Bapak. selamat dan sukses di tempat tugas yang baru, GBU.” 🙏🙏🙏

Masih ada puluhan, bahkan ratusan kesan dengan perspektif berbeda-beda yang disampaikan oleh pihak ghair Ahmadi. Mereka menyampaikan kesan sesuai dengan kualitas hubungan yang selama ini sudah terjalin. Ada yang sudah sering bertamu ke rumah, mengundang Penulis atau Penulis yang mengundang mereka ke rumah. []

Disusun oleh:
Mln. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat

No Responses

Tinggalkan Balasan