Mubalig Papua Barat Menjadi Undangan VIP di Acara Pelantikan PCNU Kab. Sorong

Mubalig Papua Barat Menjadi Undangan VIP di Acara Pelantikan PCNU Kab. Sorong

“Kalau ada pembakaran gereja atau kelentheng, pelakunya pastilah bukan orang NU. Sebab, NU tidak pernah menyesatkan dan mengkafir-kafirkan orang lain. Ini sesuai dengan tagline NU oleh Ketum Kyai Yahya Cholil Staquf yaitu ‘Merawat Jagat Memajukan Peradaban’.”

Masroor Library – Aimas, Papua Barat Daya [19/3]. Ribuan orang itu memadati gedung pertemuan Aimas Convention Centre (ACC) milik Pemerintah Kabupaten Sorong, Minggu (19/3) pagi. Bangunan yang bersebelahan dengan Hotel Aimas –juga milik Pemkab Sorong– itu sepertinya tak dapat menampung hadirin yang datang. Padahal kapasitas daya tampungnya sekitar 3000 orang.

“Dari penyediaan konsumsi, sebanyak 5000 porsi telah habis. Artinya, jamaah yang hadir diperkirakan sekitar itu.” tutur Rofiul Amri, S.Pd.I., M.Pd.I., Ketua PCNU Kab. Sorong Masa Khidmah 2022-2027 yang hari itu telah dilantik –istilahnya “dibai’at” langsung oleh Wakil Ketua Umum (Waketum) PBNU K.H. Zulfa Mustofa.

Nahdliyyin yang hadir berasal dari Sorong Raya –Kab. Sorong, Kota Sorong, Kab. Raja Ampat, Kab. Sorong Selatan, Kab. Tambrauw dan Kab. Maybrat– itu menggunakan aneka kendaraan. Selain bus, truk, bak terbuka dan angkot pun dimanfaatkan untuk transportasi mereka. Sepeda motor juga banyak yang dipakai oleh hadirin.

Sebelum acara Pelantikan PCNU Kab. Sorong Masa Khidmah 2022-2027, diawali dengan Istighotsah Kubro dan Shalawat sambil menunggu tamu undangan khusus yang sengaja diundang hadir dalam acara tersebut. Tamu undangan khusus itu di antaranya Pj. Gubernur Papua Barat Daya, para Bupati/Walikota, para Pejabat TNI dan POLRI, tokoh agama dan kalangan lainnya.

Usai Pelantikan, dilanjutkan dengan Tablig Akbar yang disampaikan oleh K.H. Zulfa Mustofa, Wakil Ketua Umum (Waketum) PBNU yang sengaja datang ke acara ini didampingi istri Nyai Hulwatin Syafi’ah. Dengan gayanya yang khas, mantan santri Kyai Sahal Mahfudh tersebut banyak menyinggung masalah toleransi dan kebhinnekaan serta nasionalisme.

“Kalau ada pembakaran gereja atau kelentheng, pelakunya pastilah bukan orang NU. Sebab, NU tidak pernah menyesatkan dan mengkafir-kafirkan orang lain. Ini sesuai dengan tagline NU oleh Ketum Kyai Yahya Cholil Staquf yaitu Merawat Jagat Memajukan Peradaban,” tegas pimpinan Pondok Pesantren “Darul Mushtofa” yang juga putra Kyai Muqarrabin tersebut disambut gemuruh tepuk tangan hadirin terutama dari kalangan agama lain yang hadir.

Lelaki kelahiran 45 tahun lalu dan beristrikan putri dari anak Syekh Nawawi bin Umar al-Jawy al-Bantany alias Syekh Nawawi Tanara itu juga mengulas alasan kenapa NU menjadi sebuah organisasi yang bongsor. “Menurut data BPS, saat ini jumlah anggota NU sudah mencapai 150 juta orang. Belum lagi yang PCINU di beberapa negara luar,” tandas penulis buku dalam bahasa Arab al-Fatwa wa Ma La Yanbaghi Li al-Mutafaqqih Jahluhu dan Diqqat al-Qonnas fi Fahmi Kalam al-Imam al-Syafi’i itu.

Mubalig Daerah Papua Barat telah mengenal Ketua PCNU Kab. Sorong sejak yang bersangkutan masih ditugaskan sebagai Kepala Kemenag Kab. Teluk Bintuni. Bahkan, keduanya pernah bertemu di Kantor Kemenag dan di rumah kontrakannya. Keduanya biasa berkomunikasi lewat WhatsApp (WA). Kini, Ketua PCNU Kab. Sorong juga menjabat sebagai Kepala Kemenag Kota Sorong setelah dimutasi dari Kab. Teluk Bintuni.

Untuk kesekian kalinya, Mubalig Daerah Papua Barat pun berjumpa dengan Waketum PBNU K.H. Zulfa Mustofa dan istri serta Ketua PCNU Kab. Sorong dan Sekretaris PCNU Kab. Kaimana di Bandara DEO Kota Sorong, sesaat sebelum masing-masing melanjutkan perjalanan ke tujuan berikutnya. Selama beberapa saat Mubalig Daerah Papua Barat dan Waketum PBNU pun berbincang mengenai beberapa hal penting. []

Disusun oleh:
Mln. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat

Tags:

No Responses

Tinggalkan Balasan