Memaknai dan Falsafah dari Wujud Buraq

Memaknai dan Falsafah dari Wujud Buraq

Masroor Library – Binatang ini dinamakan Buraq dikarenakan kecepatan melesatnya seperti kilat ( بَرْقٌ barq), adapula yang mengatakan bahwa dinamakan Buraq karena warna badannya yang bersih dan mengkilat serta sangat cepatnya, adapula yang mengatakan karena warna badannya yang putih.

Buraq digambarkan serupa kuda dengan kepala berbentuk kepala gadis yang cantik. Falsafah dari bentuk tersebut memberikan isyarat bahwa manusia itu bernafsu bagaikan kuda. Bentuk kepala kuda bagaikan kepala gadis cantik memberikan isyarat bahwa kehidupan dunia sangat menarik tak ubahnya seperti seorang gadis dengan rupa yang cantik.

Nabi Muhammad SAW telah memliki jiwa yang menguasai kedua sifat tersebut yang lazimnya mempengaruhi jiwa manusia yaitu nafsu yang menarik kelezatan duniawi, harta, tahta, wanita yang merupakan kekuatan besar yang mempengaruh manusia.

Walaupun sempat menjadi pemimpin tertinggi umat dan memlki apa saja, namun Nabi SAW sampai wafat tdak pernah mengubah sikap hidupnya yaitu tetap sederhana.

Buraq juga memberi isyarat tentang kemajuan umat Islam dalam berkembang sangat pesat, dan pengikutnya yang setia akan naik taraf ruhaninya secara kilat. Ini terbukti bahwa Bangsa Arab yang tadinya terkenal dengan sebutan jahliyah berubah seratus delapan puluh derajat berubah sangat cepat menjadi manusia berjiwa malaikat.

Sedangkan berjalan di waktu malam adalah simbol dari kemajuan ruhani. Satu kehormatan dari Allah bagi orang-orang yang khusus yang memiliki sifat ruhani yang tinggi. Nabi Muhammad SAW segera diangkat menjadi Nabi langsung memperoleh kedudukan mulia dan paling layak segera menyaksikan dengan mata hatinya menyaksikan hal-hal ghaib yang bakal terjadi.

Di saat Nabi SAW dalam kondisi yang lemah, sebelum apa-apa, masih pada permulaan kenabian sudah di-mi’raj-kan, sudah diberi kesempatan menyaksikan apa yang bakal terjadi. Bahwa pengikut para nabi semua akan menjad pengikut beliau. Ini telah menjadi kenyaaan. Bahwa sesungguhnya Islam akan dan telah melesat melaju dengan cepat dalam waktu singkat. Belum pernah ada seorang nabipun yang memperoleh kemajuan begitu cepat dengan pengikut begitu setia.

Cepatnya kemajuan Islam sepadan dengan kecepatan langkah Buraq. Nabi Muhammad SAW menyaksikan sendiri bahwa meskipun baru diangkat, mungkin belum sempat berdakwah di luar rumah tapi sudah diperkennkan langsung menghadap ke Sidratul Muntaha. Ini mi’raj pertama yang beliau SAW peroleh dan alami, menyaksikan pemandangan tentang segala yang akan dialami. Di sini pula terletak kemuliaan Khataman Nabiyyin beliau SAW di atas semua nabi dan memperoleh kedudukan paling luhur. [goes]

Sumber :
1. Wikipedia
2. Mi’raj Isra Bukan Isra Mi’raj, Saleh A Nahdi

No Responses

Tinggalkan Balasan