Penanya:
Pertanyaan dari tamu kita Nyonya Jawed Rashid Mengapa perlu beriman kepada Imam Mahdi Apakah tanpa beriman kepada Imam Mahdi seseorang akan tetap berstatus muslim?
Hudhur:
Nampaknya ini istri Zeea Sahib ya benarkan
Penanya:
Ia Huzur
Hudhur:
Baik, rupanya tempat yang kosong telah diisi oleh beliau.
Kenapa perlu untuk beriman kepada Imam Mahdi. Jawabannya terdapat pada kata Imam Mahdi itu sendiri. Imam Mahdi bukanlah imam yang biasa mengimami shalat di mesjid-mesjid. Imam masjid terkadang ditunjuk oleh pemerintahan duniawi atau masyarakat sekitar. Terkadang seseorang membangun masjid dan bertindak sebagai Imam dengan sendirinya, bukan Imam seperti itu yang dimaksud.
Maksud dari Imam Mahdi adalah Imam yang mana Tuhan sendirilah yang menetapkannya. Jika seorang raja menetapkan seseorang sebagai pegawai rendahan di suatu daerah, maka dalam ruang lingkupnya perlu untuk beriman kepadanya. Lantas bagaimana mungkin jika dianggap tidak perlu untuk beriman kepada Imam Mahdi?
Imam Mahdi tidaklah ditetapkan sebagai pegawai rendahan bagi suatu umat, melainkan sebagai Imam. Apa yang disebut Imam?
Pertama-tama perlu dipahami, Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda,
“Imam adalah tameng den kamu harus mengikuti dibelakangnya tidak bisa mendahuluinya”
Alhasil tameng yang akan dianugerahkan oleh Allah ta’ala kepada umat Rasulullah silahkan tanyakan kenapa kita tidak melampaui mendahuluinya.
Rasulullah bersabda,
“Kalian akan terbunuh jika melangkah melampaui Imam”
Tidak hanya beriman bahkan taat kepadanya pun adalah perlu. Pada kata Imam terdapat pesan tersebut.
Yang kedua adalah al-mahdi arti al-mahdi adalah orang yang mendapat petunjuk bukan mendapat petunjuk dari manusia melainkan dari Allah ta’ala, mendapat petunjuk dari hadrat Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Saya meyakini kedua makna tersebut untuk itu orang yang akan dijadikan sebagai Imam Allah Taala akan memberikan petunjuk padanya juga. Yang kedua petunjuk Rasulullah Shallallahu akan terus berlangsung tidak dapat dirubah. Untuk itu tidak dijanjikan Hadi yaitu Imam Al-Hadi melainkan dijanjikan Al-Imam Al-Mahdi. Orang tersebut adalah akan menjadi hamba Kamil Rasulullah dan hamba Kamil Allah ta’ala juga mendapatkan petunjuk dari keduanya.
Bagaimana mungkin anda meninggalkan wujud Imam Mahdi ini, orang yang mendapat petunjuk dari Allah ta’ala dan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Jika ditinggalkan kesesatan lainnya akan didapat. Jika ada pertanyaan Kenapa harus beriman dan taat kepada Imam Mahdi? Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bahkan pernah bersabda
“Jika aku menetapkan seseorang sebagai Amir dan jika ada orang yang membangkang kepada Amir tersebut, orang tersebut telah membangkang kepadaku dan ingatlah bahwa barangsiapa yang tidak taat padaku berarti tidak taat kepada Allah Ta’ala tidak akan selamat” yang dibicarakan itu adalah Aamir secara umum.
Adapun kedudukan Imam Mahdi jauh lebih tinggi daripada Amir-Amir tersebut. Yang disabdakan berkenaan dengannya oleh Rasululla,
“Bagi Mahdiku ada dua tanda yakni akan terjadi gerhana bulan dan matahari pada waktu yang ditetapkan”
Jadi pertanyaan seperti itu sungguh aneh. Itu adalah pertanyaan yang biasa diangkat oleh para Maulwi dan membekas di hati para muridnya. Para Maulwi Pakistan menuduh kami dengan mengatakan bahwa orang Ahmadi menyebut non-muslim kepada orang yang mengingkari Imam Mahdi. Itu provokasi mereka. Pertama tuduhan seperti itu adalah dusta kami menyatakan bahwa mengingkari imam yang ditunjuk oleh Allah Ta’ala akan mengakibatkan kehancuran bagi seseorang. Adapun umat muslim pada umumnya menisbahkan diri sebagai umat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan merupakan umat muslim sehingga kami tidak memiliki hak untuk mengatakan mereka non-muslim.
Orang yang menyatakan diri sebagai umat Rasulullah dan meyakini kalimah syahadat., siapapun tidak diberikan hak untuk menyatakan orang seperti itu sebagai non-muslim. Untuk itu anda selalu menyaksikan dan membaca terdapat istilah di kalangan Jemaat Ahmadiyah yang menyatakan muslim non Ahmad kami tidak pernah menulis non-muslim kepada para muslim non Ahmadi.
Ketika kami menulis non-muslim maksudnya adalah mereka yang berpikiran bahwa Rasulullah bukankah Nabi yang benar Naudzubillah, sungguh lancang orang yang menyebut non-muslim kepada orang yang meyakini kebenaran Rasulullah. Dalam hal ini perlu juga saya sampaikan bahwa orang yang tidak beriman kepada Imam Mahdi pasti tersesat dan zalim. Karena orang yang mengingkari Imam yang ditunjuk oleh Allah ta’ala sama saja dengan membinasakan diri sendiri. Namun anda tidak bisa menyatakan orang seperti itu sebagai non-muslim.
Alquran berfirman kepada Rasulullah Shallallahu Assalam
“Bahasa apabila orang-orang munafik datang kepadamu mereka berkata kami mengakui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasulullah dan Allah Maha Mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar rasulnya dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar Pendusta.”
Para Maulvi menyatakan kami orang-orang Ahmadi sebagai non-muslim dengan membuat-buat dalil seperti ini, mereka mengatakan ketika orang Ahmadiyah membaca Lailahailallah Muhammadur Rasulullah, dimulut mengatakan Muhammad Rasulullah namun di dalam hati, ditujukan kepada Mirza Ghulam Ahmad. Innalillahi karena para maulwi ini mengaku-ngaku mengetahui kedalaman isi hati kami. Kenapa tidak langsung saja mengaku sebagai Tuhan. Kalian menuduh kami …… sementara kalian bersikap seperti Tuhan.
Kami bersumpah atas nama Allah ta’ala bahwa ketika mengucapkan syahadat Muhammad Rasulullah yang kami maksud Muhammad Rasulullah yang kami yakini dan kepada Muhammad Rasulullah kami mengirim sholawat. Beliaulah yang ada di dalam lisan kami dan juga kalbu kami. Apa hak mereka untuk penuduh seperti itu, yang berhak Allah Taala. Meskipun Allah Taala menggunakan hak tersebut, namun Allah Ta’ala tidak mengizinkan Rasulullah untuk menyatakan orang seperti itu sebagai non-muslim. Inilah keagungan al-quran.
Difirmankan
Katakan kepada mereka bahwa kalian tidak beriman dan Allah ta’ala telah mengatakannya “keimanan belum masuk kedalam hatimu” namun katakan kepadanya “silakan kalian menyatakan diri sebagai Muslim” karena siapapun yang mengatakan bahwa aku adalah Muslim kita tidak berhak untuk menyatakannya sebagai non-muslim
Silakan Anda renungkan, silahkan tanyakan kepada para Maulvi non Ahmad, apakah ada orang yang lebih mengetahui kondisi hati orang-orang munafik pada saat itu yang kepadanya Allah telah sendiri mengatakan?
Silakan berikan satu contoh saja jika Rasulullah pernah menyatakan non-muslim kepada orang yang menyatakan diri sebagai Muslim. Seumur hidup beliau, beliau tidak pernah menyatakan orang yang seperti itu sebagai Muslim. Bahkan dalam keadaan ketika seluruh keadaan seseorang meragukan. beliau sungguh merupakan rasul yang menakjubkan. Rosulullah akan menghindari apa-apa yang Allah larang.
Sedikitpun beliau tidak melangkah melampaui itu Allah telah berfirman katakan kepada mereka silahkan saja menyatakan diri sebagai Muslim dan beliau senantiasa menyatakan muslim kepada orang yang menyatakan diri sebagai Muslim dan tidak pernah mengatakan non-muslim kepada orang yang mengaku diri sebagai Muslim. Silakan perlihatkan satu saja hadis walaupun itu Hadits Dhaif sekalipun. Anda tidak akan pernah menemukan riwayat yang seperti itu dan beliaupun tidak pernah mengizinkan orang lain untuk melakukannya.
Dalam riwayat diketahui bagaimana ketaqwaan beliau dan ketaatan beliau kepada Allah ta’ala pada saat Perang Badar Bagaimana lemahnya keadaan umat muslim pada saat itu tidak perlu saya jelaskan lagi semua sudah mengetahuinya dalam keadaan serba kekurangan seperti itu ada seorang sahabat dengan raut wajah Bahagia datang menemui Rasulullah mengatakan, bahwa ada seorang pejuang Arab non-muslim yang terkenal yang mendengar namanya saja orang sudah mulai bergetar. Pejuang non-muslim itu datang dan menawarkan diri untuk berperang dari pihak muslim Rasulullah bersabda saya tidak memerlukan bantuan seorang musyrik manapun Tuhanku Maha cukup bagiku.
Sungguh pernyataan yang luar biasa Rasulullah bersabda silakan bahwa kembali orang itu akhirnya orang musyrik itu mengatakan wahai Rasulullah saya menyatakan beriman, dan setelah itu mengizinkan untuk ikut berperang bersama dengan umat muslim. Sungguh luar biasa betapa tingginya ketaqwaan beliau dan menjaga hak-hak manusia. Saat itu rasulullah tidak lantas mengatakan kepada orang musyrik itu bahwa di mulut kamu baiat namun hati kamu berdusta karena kamu ingin membalas dendam kepada orang-orang musyrik. Sehingga ikut berperang bersama dengan umat Islam. Adapun sebelum itu kerabat pejuang musyrik tersebut telah dibunuh oleh orang Arab. Rosulullah tetap senyum persilahkan setelah menyatakan muslim. Rasulullah mengakuinya seperti itulah sunnah beliau dan beliau memberikan pengawasan yang ketat kepada para sahabat bahwa jika ada orang yang menyatakan diri muslim sekali-kali jangan nyatakan dia non-muslim.
Sumber:
No Responses