Mengenal Materi Kuliah Bahasa Ibrani di Jamiah Ahmadiyah Indonesia

Mengenal Materi Kuliah Bahasa Ibrani di Jamiah Ahmadiyah Indonesia

A. PENDAHULUAN

Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad, Imam Mahdi dan Masih Mau’ud as menulis, bahwa bagi seseorang yang akan tampil sebagai debater atau menulis tanggapan atas keberatan-keberatan dalam suatu perdebatan agama (munazhirat mazhabiyyah), setidaknya harus memiliki 10 (sepuluh) persyaratan. Di antara kesepuluh persyaratan tersebut, salah satunya adalah “memahami bahasa kitab suci agama”.

Dalam persyaratan yang keempat (chothy syarath), beliau menegaskan, bahwa “mereka yang akan menghadapi orang-orang Kristen adalah penting mengemukakan nubuatan-nubuatan dan yang lainnya serta hendaknya menyebutkannya dalam bahasa Ibrani. Benar, bahwa seseorang yang memahami bahasa Arab setidaknya akan dengan mudah memahaminya. Karena saya telah membuktikan perbandingan kosakata dalam bahasa Arab dan Ibrani. Kesimpulannya, dari empat kosakata bahasa Ibrani, tiga bagiannya adalah bahasa Arab murni yang telah tercampur.” (Faryad Dard, Ruhani Khazaain, Jld. XIII, hlm. 372).

Dalam suatu riwayat lain, Hadhrat Masih Mau’ud as pun dikatakan memiliki Alkitab terbitan Katolik Roma dalam bahasa Ibrani. Dalam catatan tersebut, dikatakan pula, bahwa Hadhrat Masih Mau’ud as memahami bahasa Ibrani dengan sangat baik. Ini terbukti dengan tulisan beliau dalam buku Minan al-Rahman yang membahas perbandingan bahasa agama-agama, terutama bahasa Arab dan Ibrani. Bahkan, di dalam buku tersebut, Hadhrat Masih Mau’ud as membuat kriteria keunggulan bahasa Arab dibanding bahasa-bahasa lainnya termasuk bahasa Ibrani. Buku inilah yang kemudian menjadi pedoman bagi Syaikh Muhammad Ahmad Mazhar dalam menyusun buku fenomenal, Arabic: the Source of All the Languages. Di dalam bukunya itu, Prof. Mazhar berhasil mengembalikan akar kata dari 28 bahasa ke dalam bahasa induknya, bahasa Arab.

Di dalam Tadzkirah juga tercatat, bahwa pada tahun 1883, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as menerima suatu wahyu dalam bahasa Arab dan diakhiri dengan bahasa Ibrani. Bunyi wahyu Ibrani tersebut adalah (dalam tulisan Urdu): “Eli, Eli, lama sabaqtani? Eli Aus.” Beliau sendiri memberikan catatan, bahwa “bagian akhir wahyu ini, yaitu Eli Aus, masih belum jelas karena begitu cepatnya arus wahyu itu, demikian juga makna kata itu. Allah lebih mengetahui.” Wahyu yang kedua berbunyi, “Hosana, Na’sa!” yang oleh beliau dijelaskan, bahwa “kedua perkataan ini mungkin bahasa Ibrani yang artinya tidak diberitahukan kepada hamba yang lemah ini.” (Barahin-e-Ahmadiyyah, Vol. IV, hlm. 556, sub catatan kaki 4; Ruhani Khazaain, Vol. I, hlm. 664, sub catatan kaki 4).

Pengajaran Bahasa Ibrani di Jamiah Ahmadiyah Indonesia mulai diberikan sejak tahun 2006. Saat itu, Jamiah masih berada di Jemaat Ahmadiyah Paninggilan dan Gondrong, Tangerang (Banten). Meskipun menurut Silabus Jamiah Ahmadiyah Internasional materi Bahasa Ibrani diajarkan hanya di Darjah III Marhalah 2 (Dom), namun untuk mengejar ketertinggalan, akhirnya materi tersebut diajarkan juga di Darjah IV dan V. Adapun dosen Ilmu Perbandingan Agama yang mengajarkan Bahasa Ibrani pada waktu itu adalah Penulis sendiri.

B. MENGENAL MATERI PENGAJARAN BAHASA IBRANI DI JAMIAH AHMADIYAH INTERNASIONAL, LONDON (UK)

Sesuai dengan Nishaab-o-Ta’limy Nizhaam, International Jamia Ahmadiyya, materi Bahasa Ibrani merupakan bagian dari materi mata kuliah Ilmu Perbandingan Agama (Muwazinah Mazahib/The Comparative Study of Religions) di Darjah III alias Tahun Pertama (Sal Awwal) Marhalah 2 (Dom) di Term 1 (Pehly Term). Sedangkan Marhalah 2 sendiri terdiri dari Darjah III, IV dan V.

Adapun materi mata kuliahnya terdiri dari:

  • Tarikh/Sejarah Yahudi (Biografi Hadhrat Ibrahim as sampai Hadhrat Isa as)
  • Geografi Alkitab (Perjanjian Lama) mencakup: Filistin, Lebanon, Samiriyah, Yehuda, Yordan, Faran, Yerusalem, Furat, Dajlah, Babel, Laut Hitam dan Laut Mati;
  • Mengenal Sejarah dan Sekte-sekte Baru Yahudi;
  • Pengantar Bahasa Ibrani;
  • Penyusunan/Kodifikasi (Perjanjian Lama) meliputi Pengenalan Aneka Edisi, Terjemah dan Tafsir Alkitab.

Dalam bagian Imdady Kutub (Kitab-kitab Rujukan) dan Tafshilaat (Penjelasan) terhadap materi yang disebutkan di atas, khusus untuk Pengantar Bahasa Ibrani disebutkan, bahwa “hendaknya mempelajari 10 pelajaran dasar Bahasa Ibrani Modern yang berasal dari nubuatan Perjanjian Lama dalam bahasa Ibranim”. (Nishaab-o-Ta’limy Nizhaam, International Jamia Ahmadiyya, hlm. 73).

Sedangkan untuk materi pengajaran bahasa Ibrani yang harus disampaikan berasal dari nubuatan dalam bahasa Ibrani (Perjanjian Lama), yang jumlahnya ada 10 (sepuluh) nubuatan. Adapun kesepuluh nubuatan tersebut adalah:

  1. Kitab Ulangan 18:18
  2. Kitab Ulangan 33:2
  3. Kitab Kidung Agung 5:10
  4. Kitab Kidung Agung 5:13
  5. Kitab Mazmur 96:1-3
  6. Kitab Yesaya 4:1-3
  7. Kitab Yesaya 5:26-30
  8. Kitab Yesaya 42:1-3
  9. Kitab Yesaya 62:2
  10. Kitab Habakuk 3:3-7

Metode pengajarannya sangat sederhana, dengan cara mengulas nubuatan dalam bahasa Ibrani tersebut satu persatu sambil belajar cara membacanya. Urutannya adalah sebagai berikut:

  • Dituliskan teks/nats aslinya dalam bahasa Ibrani;
  • Kemudian dituliskan juga terjemahan dan transliterisasinya dalam bahasa Urdu;
  • Lalu, kata-kata/teks bahasa Ibrani itu ditransliterisasikan alias di-“Urdu”-kan;
  • Setelah itu satu persatu huruf Ibrani dibuat padanannya dalam bahasa Urdu;
  • Diberikan juga tanda baca (syakal).

C. MENGENAL MATERI PENGAJARAN BAHASA IBRANI DI JAMIAH AHMADIYAH INDONESIA (JAMIAH AHMADIYAH INDONESIA) BOGOR

Materi pelajaran bahasa Ibrani di Jamiah Ahmadiyah Indonesia (JAMAI) Bogor juga diajarkan hanya pada Darjah III, Marhalah 2, Term 1 atau Semester 5. Semester ini biasanya berlangsung antara bulan Agustus hingga Januari. Dan, materi pelajaran bahasa Ibrani diajarkan sekitar bulan Oktober atau Nopember. Untuk jumlah jam tatap muka sendiri ada sekitar 12 kali pertemuan. Secara singkat, dapat dikatakan, bahwa untuk bulan:

  1. Agustus : Sejarah Yahudi
  2. September : Geografi Alkitab (Perjanjian Lama)
  3. Oktober : Mengenal Sekte-sekte Yahudi
  4. Nopember : Pengenalan Dasar-dasar Bahasa Ibrani
  5. Desember : Penyusunan Perjanjian Lama

Posisi materi pelajaran bahasa Ibrani sangat menentukan dalam keseluruhan mata kuliah Ilmu Perbandingan Agama, terutama Yudaisme dan Kristianitas. Sedangkan kedua materi itu merupakan materi terbanyak dalam perkuliahan Ilmu Perbandingan Agama. Selama empat semester atau dua tahun, mahasiswa berkecimpung dan mempelajari materi-materi ini. Sedangkan materi lainnya, misalnya Hinduisme dan Buddhisme, hanya diajarkan dalam satu semester berikutnya. Ini ibaratnya, materi bahasa Ibrani adalah menjadi mata kuliah pra-syarat. Bila materi mata kuliah ini belum dikuasai, maka akan terjadi ketimpangan dalam proses pembelajarannya.

Sebenarnya, ada usulan dari Penulis untuk urutan materi mata kuliah Di Darjah III, yaitu materi Pengenalan Dasar-dasar Ibrani seyogianya diberikan lebih dulu (pada bulan Agustus atau awal tahun akademik), setelah itu barulah materi-materi lainnya secara berurutan. Ini guna mendukung pemahaman materi-materi berikutnya. Misalnya, dalam materi Sejarah Yahudi dibahas mengenai para nabi dari Nabi Ibrahim as hingga Nabi Isa as (Yesus). Dalam pembahasannya, asal-usul dan definisi nama nabi dalam bahasa Ibrani harus diketahui. Begitu juga dalam materi Geografi Alkitab, semua tempat dan peristiwa menggunakan nama-nama bahasa Ibrani.

Adapun materi pengajaran bahasa Ibrani di Jamiah Ahmadiyah Indonesia, diberikan secara beurutan sebagai berikut:

  • Sejarah dan Sifat Bahasa Ibrani, membahas asal-usul bahasa Ibrani, perbandingannya dengan bahasa Arab dan bahasa Indonesia;
  • Abjad Ibrani, membahas penulisan, pengucapan, huruf terakhir dan huruf tenggorokan;
  • Tanda-tanda Vokal, meliputi huruf hidup, tanda-tanda vokal, tanda syewa dan tekanan suara;
  • Tanda-tanda yang lain, mencakup tanda huruf yang tidak bervokal, titik pengeras, titik penduakalian, titik pengeras pada huruf “h”, tanda hubung dan tanda baca Masorah;
  • Jenis-jenis Kata, membahas kata sebut, kata kerja, kata tugas dan nama “Allah Israel”;
  • Kalimat tanpa Kata Kerja, mencakup pembentukan kalimat, awalan penentu, penunjuk obyek, awalan tanya dan kata ganti penunjuk;
  • Penjamakan Kata Benda dan Kata Sifat, meliputi penjamakan kata benda maskulin dan feminin, bentuk rangkap, penjamakan luar biasa, penjamakan kata sifat dan kata bilangan;
  • Mendalami Bentuk Kata, membahas kata dasar “nifal”, “hifil”, “hofal”, “piel”, “pual”, “hitpael” serta perfek, akhiran ganti;
  • Membaca Alkitab Bahasa Ibrani (10 Nubuatan Perjanjian Lama mengenai Hadhrat Muhammad Rasulullah saw).

Sedangkan sistem pengajaran yang dilaksanakan berupa pengantar dari dosen (ceramah), praktikum (dilakukan perorangan atau berpasangan menggunakan semacam flash-card) dan review untuk mengetahui tingkat pemahaman tiap mahasiswa. Sarana pendukung juga dilengkapi dengan poster dan alat peraga lainnya. Lagu-lagu Yahudi dan juga video ditayangkan untuk lebih mendekatkan diri pada pelafalan bahasanya.

D. MENGENAL REFERENSI BAHASA IBRANI DI JAMIAH AHMADIYAH INDONESIA

Pengajaran Bahasa Ibrani di Jamiah Ahmadiyah Indonesia menggunakan referensi yang berasal dari dalam dan luar negeri. Beberapa buku di antaranya adalah buku pengajaran bahasa Ibrani standar internasional. Buku-buku tersebut ditulis dalam bahasa pengantar Ibrani, Inggris, Jerman, Indonesia dan bahasa lainnya. Selain itu, kamus-kamus bahasa Ibrani-Inggris dan Ibrani-Indonesia juga dipergunakan.

Untuk mengenal lebih lanjut, berikut ini adalah deskripsi buku-buku tersebut:

  1. The Canon and Masorah of the Hebrew Bible, An Introductory Reader, yang diedit oleh Sid Z. Leman dan diterbitkan oleh KTAV Publishing House, Inc., New York, 1974. Buku ini berisi dua bagian pembahasan, yaitu mengenai Canon dan Masorah. Untuk Canon sendiri dibagi lagi menjadi tiga bagian, yaitu: (i) Biblical Evidence, (ii) Extra-Talmudic Evidence dan (iii) Talmudic and Midrashic Evidence. Ada 13 makalah yang ditulis oleh para pakar bahasa Ibrani, salah satunya makalah dalam bahasa Ibrani.Sedangkan terkait Masorah, dibagi lagi menjadi lima bagian: (i) Pre-Tannaitic Evidence: The Emergence of the Textus Receptus, (ii) Talmudic and Midrashic Evidence: The Stabilization of the Textus Receptus, (iii) Pre-Tiberian Evidence: The Vocalization of the Textus Receptus, (iv) The Masoretes and the Masorah dan (v) Masoretic Bibles. Ada 37 makalah yang membahas hal ini, dua di antaranya dalam bahasa Ibrani.Kajian mengenai Canon dan Masorah ini sangat penting untuk materi perkuliahan Ilmu Perbandingan Agama di Jamiah terutama materi Yudaisme dan Kristianitas. Melalui kajian ini bisa melengkapi pengenalan dasar bahasa Ibrani, terutama mengenai seluk-beluk dan asal-usul terbentuknya tanda baca Ibrani modern.
  2. Gesenius’ Hebrew Grammar, as Edited and Enlarged by the Late E. Kautzsch yang diterbitkan oleh Clarendon Press, Oxford, 1980.Buku ini merupakan buku pengajaran bahasa Ibrani yang dianggap tertua di dunia. Aslinya ditulis dalam bahasa Jerman yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, 1909.Buku ini memuat tiga bagian dengan pembahasan yang komprehensif, tentu saja setelah membahas mengenai Introduction. Ketiga bagian tersebut adalah: (First Part) Elementary Principles, or the Sounds and Characters, (Second Part) Etymology, or the Part of Speech, dan (Tird Part) Syntax. Tiap bagian dibagi lagi ke dalam Bab-bab dan Sub-Bab.
  3. A Practical Grammar for Classical Hebrew, disusun oleh J. Wein Green, MA, Ph.D., seorang Profesor Bahasa Ibrani di Trinity College, Dublin. Buku ini diterbitkan (edisi kedua) oleh Clarendon Press, Oxford, 1959. Inilah buku pengajaran bahasa Ibrani yang dewasa ini paling banyak dipergunakan di perguruan tinggi. Buku ini memuat 83 pembahasan plus Lampiran dan Kamus Singkat.
  4. A Grammar for Biblical Hebrew, oleh Choon Leong Seow dan diterbitkan oleh Abingdon Press, Nashville, USA pada 1987. Ini juga merupakan sebuah buku pengajaran bahasa Ibrani yang secara luas dipergunakan di berbagai universitas. Isinya hampir sama dengan buku nomor 3 di atas.
  5. A Modern Introduction to Biblical Hebrew, oleh John F. Sawyer dan diterbitkan oleh Oriel Press, London, 1976. Sebagaimana buku-buku sebelumnya, buku inipun menjadi primadona dalam pengajaran bahasa Ibrani di sekolah-sekolah atau Kampus. Penjelasan dan penuturannya yang sederhana, membuatnya lebih mudah untuk difahami.Buku ini memuat dua bagian, yaitu (Part One) Basic Grammar, yang terdiri dari 10 bab pembahasan, dan (Part Two) Syntax and Word-Formation, yang terdiri atas 10 pembahasan juga. Selain itu ada Lampiran, yang terdiri dari (A) Phonology, (B) Semantics dan (C) History of the Hebrew Language. Bibliografi dan Kamus “Hebrew-English Dictionary” juga menjadi pelengkap buku ini.
  6. Pengantar Bahasa Ibrani, disusun oleh Dr. D.L. Baker, Dr. S.M. Siahaan, Dr. A.A. Sitompul, diterbitkan oleh PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, Cet. 10, 2002. Buku ini dikenal dengan sebutan BSS untuk menyebut trio penulisnya –yaitu: Baker, Siahaan dan Sitompul. Secara garis besar, buku ini dibagi menjadi tiga bagian. Yaitu, (A) Mengenal Huruf, Kata dan Kalimat (Dasar), (B) Mendalami Bentuk-bentuk Kata (Morfologi), dan (C) Membaca Alkitab Bahasa Ibrani (Kitab Yunus).
  7. Bahasa Ibrani Perjanjian Lama (Sebuah Pengantar Tata Bahasa Ibrani), disusun oleh Pdt. Dr. Agus Santoso dan diterbitkan oleh Abdiel Press, Ungaran, 2009. Sesuai dengan tujuannya, buku ini “disusun dengan tujuan untuk menambah khasanah pengetahuan Perjanjian Lama bagi para mahasiswa teologi di Indonesia, karena sangat minimnya buku yang mengulas secara lengkap dan mendalam akan tata bahasa Ibrani berbahasa pengantar Indonesia.” Buku ini memuat 28 bab pengajaran bahasa Ibrani, plus Bagan Kata Kerja dan Kunci Jawaban (Buku Tersendiri). Keistimewaan buku ini adalah, karena ditulis secara detil, dapat digunakan pada tingkat dasar, lanjutan dan umum. Keistimewaan lainnya lagi adalah, dicantumkannya nyanyian-nyanyian Yahudi dalam hampir tiap babnya.
  8. Ben Yehuda’s Pocket English-Hebrew, Hebrew-English Dictionary, disusun oleh Ehud Ben Yehuda dan David Weinstein dan diterbitkan oleh Pocket Book, London, Oktober 1961. Kamus saku ini adalah kamus yang dianggap praktis dan digunakan untuk melengkapi bahan pengajaran bahasa Ibrani di perguruan tinggi. Kamus-kamus Ibrani-Indonesia atau sebaliknya, sering mengutip kamus ini.
  9. Bahasa Tuhan, disusun oleh Pdt. Teguh Hindarto, M.Th. dan diterbitkan oleh Penerbit PBMR Andi, Yogyakarta, Cet. IV, 2007. Buku saku ini berupaya menjelaskan dan menyimpulkan, bahwa: (i) bahasa pertama di dunia adalah bahasa Ibrani, (ii) komunikasi Tuhan dengan Adam dan Hawa menggunakan bahasa Ibrani, (iii) Perjanjian Baru sebenarnya ditulis dalam bahasa aslinya, Ibrani dan (iv) Yesus serta nabi-nabi berkomunikasi dalam bahasa Ibrani.
  10. Perjanjian Lama Bahasa Ibrani-Indonesia yang diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) Jakarta, 2000. Alkitab Diaglot ini menggunakan teks Biblia Hebraica Stutgartensia (BHS) dan merupakan edisi terbatas untuk kalangan dosen teologi. Alkitab ini menggunakan bahasa Ibrani dengan textus receptus dan textus apparatus yang komprehensif, sehingga pembaca dapat mengetahui asal-usul atau sumber teks dan cara pembacaan yang tepat.

E. P E N U T U P

Pengajaran Bahasa Ibrani di Jamiah Ahmadiyah Indonesia mulai diberikan sejak tahun 2006. Sejak saat itu, materi pengajaran bahasa Ibrani secara bertahap mulai mencari bentuknya yang definitif. Pada awalnya, materinya memang masih bersifat sederhana. Untuk tahap awal, pengenalan Abjad Ibrani, membaca dan terjemah sederhana sudah dianggap maksimal. Namun, dalam perkembangan berikutnya, beberapa materi perlu ditambahkan. Misalnya, mengenai Tetragrammaton dan Simbologi Yahudi.

Bila membandingkan dengan pengajaran bahasa Ibrani sesuai Silabus Jamiah Ahmadiyah Internasional, maka dengan metode dan sistema pengajaran yang dilaksanakan di Jamiah Ahmadiyah Indonesia ini sudah dianggap melebihi target. Terkait dengan praktikum dan pembacaan huruf (talafudz), pengajaran bahasa Ibrani di Jamiah Ahmadiyah Indonesia menggunakan cara pelafalan Sefardis. Yaitu, tradisi pembacaan bahasa Ibrani yang biasa dilakukan oleh orang-orang Yahudi di Eropa Barat alias Sefardim (Spanyol) dan menjadi pelafalan resmi Negara Israel modern. Contohnya: “Wa ‘ani tfilati lekha hasyem et ratson ….” (Mzm. 69:14). Sedangkan tradisi pelafalan lainnya disebut Askenas, yaitu pelafalan yang dipergunakan oleh perkumpulan ibadah Yahudi di Eropa Timur terutama Jerman (Askenazim). Cara pembacaannya adalah, “Wa ‘ani sfilosi lekho hasyem es rotson ….” (Mzm. 69:14).

Sedangkan terkait dengan referensi pengajaran bahasa Ibrani di Jamiah Ahmadiyah Indonesia, untuk tahap dasar sudah dianggap memadai. Dari 10 referensi utama, empat di antaranya bahkan merupakan referensi pengajaran bahasa Ibrani standar internasional.

Disusun oleh:
Rakeeman R.A.M. Jumaan
Dosen Ilmu Perbandingan Agama & Bahasa Ibrani
Jamiah Ahmadiyah Indonesia, Bogor

No Responses

Tinggalkan Balasan