Sebuah contoh utama dari hal ini adalah interaksi dari agama Kristen di Kekaisaran Romawi dengan kepercayaan tradisional Romawi. Bangsa Romawi telah menganiaya orang-orang Kristen dan membenci orang-orang Yahudi yang telah mereka kalahkan di Yerusalem sekitar 70 SM. Mereka ingin semua ras yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan mereka untuk membayar upeti kepada kaisar dan para dewa serta Dewi Romawi. Lebih dari 3 abad orang-orang Kristen secara bertahap mulai mengasosiasikan Nabi Isa AS atau Yesus dengan dewa Romawi Sol Invictus dengan menggambarkan Yesus sebagai memiliki halo (lingkaran) matahari di sekitar kepalanya seperti Sol Invictus dan dengan mengadopsi hari suci dewa matahari [Romawi], 25 Desember bagai hari penting bagi Kristen, dengan keliru dirayakan sebagai hari kelahiran Yesus.
Pada awal abad ke-17 Kristen harus memperdebatkan tempat Matahari di alam semesta dengan para ilmuwan seperti Galileo. Pandangan gereja ortodok pada waktu itu adalah bahwa manusia adalah pusat, oleh karena itu bumi harus berada di pusat alam semesta dan alam semesta harus berputar di sekitar bumi. Galileo dikutuk untuk keyakinan ‘ilmiah’ nya yang dipandang bertentangan dengan keyakinan agama Kristen Ortodok. Ilmu pengetahuan modern telah membuktikan bahwa pernyataan pandangan ilmiah Galileo adalah benar.
Dampak jangka panjang dari penggunaan kalender matahari Kristen adalah bahwa perayaan-perayaan dikaitkan dengan musim -musim ketika peristiwa-peristiwa penting mereka terjadi. Juga, warisan dari hubungan dengan Sol Invictus adalah bahwa hari kelahiran Yesus dirayakan pada tanggal 25 Desember, yang digunakan untuk menjadi titik balik matahari musim dingin 2000 lalu. Penting untuk dicatat bahwa Yesus sendiri tidak mengakui beberapa inovasi yang kemudian menjadi bagian dari agama Kristen karena ia adalah seorang Yahudi yang shaleh.
Peralihan Musim Panas
Tanggal 21 Juni menandai Summer Solstice (peralihan musim panas), hari terpanjang tahun di belahan bumi utara, setelah itu hari dimulai menjadi lebih pendek.
Pada situs sepert Stonhehenge di Inggris, orang-orang animisme mengadakan perayaan tahunan di mana mereka menyanyikan himne ke bumi dan langit, dan akan mudah untuk mengasumsikan bahwa situs tersebut telah menyelenggarakan praktik Druidic selama ribuan tahun, tetapi dalam kenyataannya ibadah Druid dari pertengahan musim panas di Stonehenge hanya dapat ditelusuri kembali ke tahun 1905.
Sudut Pandangan Islam Tentang Matahari
Pesan Alquran dan Islam diturunkan kepada manusia lebih dari 14 abad yang lalu dan jelas menetapkan konyeks monoteistik dimana benda langit telah diciptakan dan mengikuti jalur yang ditetapkan bagi mereka oleh Allah.
Waktu shalat ditetapkan sedemikian rupa sehingga manusia diwajibkan untuk salat sebelum matahari terbit, setelah tengah hari dan setelah matahari terbenam tujuannya agar tidak dikonotasikan menyembah ‘kepada’ matahari. Periode ketika matahari terbit di siang hari, saat matahari berada di atas kepala dan ketika tenggelam, masing-masing dihindari untuk menghilangkan kemiripan dengan pemujaan matahari.
Tepat, kalender Islam didasarkan pada kalender lunar (bulan), yaitu 10 hari lebih banyak dari kalender Surya. Nampak di permukaan ini terlihat tidak penting, namun dampak dari perayaan Idul Fitri dan Ramadan pada tahun yang berbeda dalam periode yang berbeda mencegah setiap asosiasi mereka dengan musim, dan mempertahankan fokus pada arti dan makna dari perayaan itu sendiri. Tidak ada hubunganya cuaca musiman dengan Idul Fitri seperti dengan hari Natal di beberapa budaya.
Kesimpulan
Matahari telah diberikan posisi yang luar biasa dalam kebudayaan manusia awal, para pemimpin sosial telah menggunakan pengetahuan mereka tentang musim untuk mempertahankan kekuasaan dan status mereka sendiri karena kebodohan massa.
Adalah agama Ilahi yang selalu memberikan manusia konteks yang tepat pada tempat di alam semesta dan dalam hubungannya dengan Penciptanya. Agama menegaskan kepada manusia bahwa semua fitur canggih dan kekuatan yang bisa diamati di bumi, di langit dan berbagai peristiwa, semua berasal dari Pencipta yang sama dan semua mengamati hukum alam yang sama (Science). Melalui agama, Manusia tidak lagi bergantung pada relik dan berhala atau proxy untuk Allah dan lebih pada Hubungan langsung dengan pencipta mereka melalui doa. []
Referensi
1. Patterns in Comparative Religion, Mircea Eliade, Sheed & Ward 1993.
2. The Encyclopedia of Myths and Legends, Stuart Gordon, Headline Books 1993.
3. Secrets of Ancient and Sacred Places, Paul Devereux, Brockhampton Press, London 1993.
4. Ancient Cities, Scientific American Special Issue, 1994
5. The Egyptian Book of the Dead, E. A. Wallis Budge, Cassel & Co, London 2001.
6. Egyp – people, gods, Pharaosh, Rose-Marie & Rainer Hagen, Taschen,Koln, 2002
Penulis:
Fazal Ahmad
Anggota Dewan Editorial
Review Relogion
Sejak tahun 1993..
Sumber:
Sinar Islam
Volume I, Edisi 5
Wafa 1393 / Juli 2014
Related Posts
Agama Penyembah Matahari | Mengenal Agama Kuno 2
Agama Penyembah Matahari | Mengenal Agama Kuno 1
Gagasan dan Keyakinan Kristen Tentang Keselamatan dan Kebenaran | Bagian 3
Gagasan dan Keyakinan Kristen Tentang Keselamatan dan Kebenaran | Bagian 2
Gagasan dan Keyakinan Kristen Tentang Keselamatan dan Kebenaran | Bagian 1
No Responses