A Y A H
Oleh:
Ratih Anjelia Ningrum
Di setiap tetes keringatmu,
Diderai lelah nafasmu,
Dipenuhi kasih sayang yang luar biasa,
Demi aku kau rela disengat matahari,
Hujan pun tak dapat membatasimu,
Untuk aku, anakmu …
Di setiap doamu kau haturkan segenap harapan.
Ayah …
Kan ku jaga setiap nasehatmu,
Di setiap nafasku,
Di relung hati akan kuhangatkan namamu,
Akan kukobarkan semua impianmu,
Hanya untuk menikmati senyummu,
Di ufuk senjamu,
Ayah …
GETAR MALAM RINDUKU
Oleh:
Eko Putra Ngudiraharjo
Ingin ku gali gundukan itu,
Dan mencabut papan nama setiap dukaku,
Biarlah nafasku memeluk tentangmu,
Puisi-puisi gelap menimangku,
Sajak berairmata merangkulku,
Dan merambatkan tiap ratap disekitar gelap,
Seolah kau utus jangkrik untuk memejamkan lelahku,
Nyanyi cerita tentang dahaga merindu,
Seolah kau titipkan restumu,
Lewat dingin malam menyuap.
Mantra-mantra penghapus basah tatapku,
Tiap dendang lantun macapat mengiring sendu,
Seperti suara hati yang tersampaikan padaku,
Bahkan suara gitar berbeda saat anganku.
Menuju kenangmu,
Getar yang mencakar, melahirkan syair bak
pujangga berlagu,
Ini untukmu, itu buatmu, dan doa sebagai bhaktiku
Miss U Bapak, Ngudi Raharjo.
Rong, 3 April 2014
Penulis:
Mln. Dr. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat
Related Posts

Pengalaman Bertabligh di Kalangan Sastrawan

Mutasi : Antara Kebutuhan, Penyegaran dan Pengkhidmatan

Mutasi: Momen Mengukur Kuantitas dan Kualitas Rabtah Serta Merekatkan Silaturahmi

Kembali ke Papua Barat Dengan Segudang Pengalaman Berat

Dua Agenda Berdekatan di Bulan Mei Sebagaimana Dikabarkan Dalam Mimpi


No Responses