Agenda Hari ke Tiga di Ayamaru Mubalig Daerah Kunjungi Lokasi Baru

Agenda Hari ke Tiga di Ayamaru Mubalig Daerah Kunjungi Lokasi Baru
"Napak tilas hari ketiga adalah menelusuri jejak pembangunan sarana-prasarana bekas peninggalan Belanda (Dutch Nieuw Guinea) di Ayamaru dan jejak Pekabaran Injil di Kepala Burung Tanah Papua. rumah Kepala Polisi, Rumah Medis, Barak Polisi dan Bandara Zending."

Masroor Library – Ayamaru, Papua Barat [12/6]. Pelangi itu tetiba muncul di ujung landasan pacu Bandara Kambuaya, Distrik Ayamaru, Kab. Maybrat, Minggu (12/6) sore. Pelangi itu terlihat melengkung di kejauhan seolah berada di atas Danau Ayamaru. Pandangan itu terlihat dari ujung landasan pacu yang jaraknya sekitar 2500 meter. Cuaca di kejauhan memang terlihat gelap dan kemungkinan sedang hujan lebat.

Mubalig Daerah Papua Barat didampingi Pasi Intel KODIM 1809 Maybrat Leda Janis Sangire dan Babinsa Kelurahan Ayamaru Serma Suwarjono baru saja berkeliling kawasan Bandara Kambuaya dengan menggunakan mobil Pasi Intel. Mobil itu juga melintasi landasan pacu untuk mengukur panjangnya.

Landasan Pacu Bandara Kambuaya

Sebelum itu, Mubalig Daerah Papua Barat didampingi Wakabintal KODAM XVIII/Kasuari Letkol. Mustagfirin, S.Ag., M.Si., Pasi Intel KODIM 1809 Maybrat Letda Janis Sangire dan Babinsa Kelurahan Ayamaru Serma Suwarjono mengunjungi rumah peninggalan Belanda di sekitar Polsek Ayamaru.

Sebab dalam catatan Mubalig Daerah Papua Barat, sekitar tahun 1956, ada pembangunan sarana-prasarana di Ayamaru sebagai konsekuensi dari ditetapkannya Ayamaru sebagai onder-afdeeling pada 10 Mei 1952. Selain rumah kepala pemerintahan lokal (Hoofd van Platselijk Bestuur), rumah kepala polisi (Woning detachements commandant), barak polisi (Politiebarak) juga rumah sakit (Het zieken-huis).

Begitu juga untuk membuka perekonomian di Ayamaru, akan dibangunkan jalan dari Teminabuan ke Ayamaru. Laporan pemerintah Dutch Nieuw Guinea dengan jelas menyebutkan, “Voor de economische ontsluiting van het Ajamaroe-gebied zal een weg nodig zijn van Teminaboean naar Ajamaroe. Met de voorbereiding kan in 1956 worden begonnen. Het zieken-huis in Ajamaroe blijft gehandhaafd. Het medische werk zal worden uitgebreid.”

Setelah puas melihat-lihat bekas rumah sakit Belanda yang kemudian menjadi barak polisi itu, rombongan kemudian bergerak ke Tugu Pembangunan Jalan Teminabuan – Ayamaru yang dipimpin oleh Uyleman. Tugu itu terletak persis di seberang jalan Polsek Ayamaru. Sebuah linggis dan sekop peninggalan proyek pembangunan pada Nopember 1958 hingga 1960 itu masih tertancap disana.

Tidak lama setelah rampung pembangunan jalan tembus dari Teminabuan ke Ayamaru, dilaksanakan semacam konferensi yang membahas rencana pengembangan Ayamaru dengan persiapan membentuk dewan lokal serta membahas masalah-masalah yang terkait dengan itu. Undangan dikirimkan oleh Kontrolir Teminabuan, F.J.M. Cappetti.

Dalam kata-kata undangan yang ditujukan kepada Marcus Solossa sebagai Raja Framu, Ayamaru, dikatakan bahwa “Het doel van deze conferentie is om met elkaarvan gedachten te wisselen over de toekomstige ont-wikkeling van de Districten Ajamaroe, Aitinjo en Aifat en over de problemen, die daarmee samenhangen.”

Tugu Pembangunan Jalan Teminabuan – Ayamaru. Dibangun pada November 1958 diimpin oleh Uyleman. Cangkul dan linggis dijadikan sebagai prasasti

Setelah itu rombongan kembali ke mess KODIM untuk persiapan agenda berikutnya. Bakda Dhuhur, diantar oleh Babinsa Kelurahan Ayamaru, Mubalig Daerah Papua Barat pun kembali mengunjungi rumah tokoh adat Pace Simson Sonny Bless, S.H. Sesuai agenda, rencananya akan meminta fotokopi catatan tulisan tangan dari mantan Kepala Distrik/Camat dan anggota DPRD Maybrat tersebut.

Dalam kesempatan itu, Mubalig Daerah Papua Barat pun menghadiahkan selempang (stola) kain Timor dengan logo Mubalig dan Forum Mahasiswa Studi Agama-Agama se-Indonesia (FORMASAAI) kepada tokoh adat tersebut. Tampak wajah beliau sangat sumringah karena gembira. Sekedar diketahui, kain Timor dianggap sangat bernilai dan sakral oleh masyarakat Ayamaru tempo dulu.

Mubalig Daerah Papua Barat menghadiahkan kain Timor berbentuk stola untuk kepala adat Ayamaru Pace Simson Sonny Bless, S.H. sebagai kenang-knangan.

Bakda Isya, fotokopi naskah itu telah diantarkan ke mess oleh Babinsa Ayamaru. Sebanyak enam bab tulisan tangan tokoh adat itu akan memperkaya wawasan generasi muda mengenai Distrik Ayamaru dan umumnya Kabupaten Maybrat sejak masa Kesultanan Tidore, penjajahan Belanda, penjajahan Jepang hingga integrasi kepada NKRI. []

Disusun oleh:
Mln. Dr. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat

No Responses

Tinggalkan Balasan