Klan Barlas yang bermukim di Asia Tengah, disegala tingkatan melakukan hubungan sosial yang harmonis dengan bangsa Persia dan Turki yang sebelumnya sudah ada di sana. Perkawinan antara Klan Barlas dengan bangsa Persia atau Barlas dengan bangsa Turki pun terjadi dan menghasilkan ras baru di masyarakat Asia Tengah. Istilah Persia-Mongol dan Turko-Mongol lahir dari adanya asimilasi antara bangsa-bangsa tersebut.
Bertahun-tahun hidup bercampur dengan suku Persia dan Turk membuat Klan Barlas mengadopsi segala sesuatu yang ada di sana, termasuk mengadopsi agama Islam sebagai agamanya. Bahkan kalangan elit Klan Barlas setelah menikah dengan elit Persia atau Turk mengadopsi juga gelar-gelar yang biasa diguakan bangsawan-bangsawan Persia dan Turk itu, seperti gelar Mirza, atau Beig, atau gabungan gelar keduanya, Mirza Beig.
Dalam perkembangan selanjutnya, Asia Tengah yang masih berada di bawah kekuasaan Chagatai Khanate, Kekaisaran Mongol, masih menempatkan bangsawan-bangsawan dari Klan Barlas untuk memegang jabatan penting. Terutama di bidang administrasi pemerintahan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan agama Islam yang sangat pesat di kawasan Asia Tengah pada masa itu sangat mempengaruhi pandangan keagamaan Klan Barlas, yang awalnya beragama Budha namun banyak dipengaruhi oleh kepercayaan Shamanisme. Di samping pengaruh itu, masa lalu yang kelam saat melakukan penaklukkan Asia Tengah, telah dianggap sebagai dosa besar yang harus dicari penghapusannya.
Saat itu mereka menemukan hanya Islamlah yang mereka lihat sebagai sarana penghapus dosa dimasa lalu mereka. Faktor-faktor tersebut yang kemudian membuat Klan Barlas banyak yang beralih memeluk agama Islam. Namun suatu hari ketika Islam telah dipeluk oleh sebagian besar Klan Barlas dan orang Mongol lainnya yang tinggal di Asia Tengah, gerakan anti Islam muncul di Kekaisaran Mongol dan hal itu menjadi faktor terlepasnya kawasan Asia Tengah dari Kekaisaran Mongol, lalu membentuk dinast baru yang bernama Dinasti Timurid.
No Responses