Masroor Library – Dalam suatu acara soal jawab dengan Huzur Aqdas Ar Rabi Rah, seorang khadim (bentuk tunggal dari khudam) bertanya: Dikatakan bahwa kita harus istikharah dalam memutuskan sesuatu perkara besar, kita shalat dan berdoa didalamnya…
Huzur memotong: Apa arti istikharah?
Khadim: Meminta petunjuk dan keputusan dari Allah Ta’ala
Huzur: Bukan! Itulah kesalah fahaman! Arti istikharah adalah “memohon kebaikan”. Pendapat yang menyatakan bahwa: “Saya sudah istikharah namun belum ada jawaban”, adalah ilusi belaka. Orang yang melakukan shalat istikharah mempunyai kapasitas yang berbeda-beda. [Dengan shalat istikharah] ia tidak otomatis dapat menjadikan dirinya berhak untuk dapat bermukalamah (bercakap cakap) dengan Allah Ta’ala. Jadi, ungkapan yang menyebutkan, “Saya sudah istikharah namun belum ada jawaban”, adalah keliru sama sekali.
Huzur: Niat memberikan pengaruh pada istikharah yang dilakukan. Jika seseorang beristikharah dengan niat untuk mendapatkan jodoh si anu, maka biasanya orang tersebut melihat mimpi seperti yang dia niatkan itu. Untuk itu topik sebenarnya dari istikharah adalah meminta kebaikan dengan segenap kerendahhatian lalu yang terpenting adalah kelapangan dada. Pada zaman Hazrat Rasulullah SAW, para sahabat biasanya menerima keputusan dengan lapang dada setelah memanjatkan doa dan memohon kebaikan [melalui istikharah].
Huzur: Saya tidak pernah menemukan hadits yang menyatakan bahwa setelah istikharah akan mendapatkan mimpi yang isinya perintah untuk menikah dengan si anu, tidak ada hadits seperti itu. Ini semua bermula dari niat dengan memahami keliru makna istikharah.
Huzur: Berdoa dan Mintalah kebaikan supaya diberikan keputusan sesuai dengan apa yang dinasihatkan oleh Rasulullah SAW, karena semua petunjuk kriteria perjodohan telah diberikan oleh Rasulullah SAW. beliau SAW memberikan nasihat berdasarkan petunjuk wahyu, Beliau Saw bersabda “Dalam perjodohan utamakanlah agama atas dunia, janganlah melihat silsilah keturunan, jangan mengutamakan harta, dsb.” Agama juga mencakup akhlak dan tabiat. Diin (agama) dalam bahasa arab memiliki makna yang luas, yang pasti adalah akhlak yang sesuai dengan sunnah Rasul.
Huzur: Jika dalam suatu pernikahan semua itu ada, biasanya pernikahan seperti itu tidak pernah gagal. Sebaliknya jika tidak ada, maka harta pun tak akan ada gunanya, tidak juga silsilah keturunan. Semuanya akan sia-sia, justru malah akan menjadi penyebab timbulnya kebencian satu sama lain (suami istri). Inilah istikharah. Jika tujuan kita untuk meminta petunjuk, semua petunjuk sudah diberikan oleh Rasulullah SAW. Jika kita melakukan istikharah dengan meninggalkan cara-cara tadi, lalu meminta hal-hal lain tanpa memperdulikan bahwa hal tersebut bertentangan dengan nasihat Rasululullah Saw adalah keliru. Hal itu semata mata merupakan ilusi anak-anak dan tidak akan mungkin terwujud.
Huzur: Untuk mengetahui bahwa istikharah seseorang itu adalah sebuah “istikharah ilusi”, tandanya adalah pelaku istikharah pertama akan bermimpi demikian, sedangkan pelaku yang lainnya mendapat mimpi berbeda dengan yang pertama. Setelah istikharah, pelaku istikharah pertama mengatakan :”Nikahilah si anu bagus sekali mimpinya” Namun si pelaku istikharah kedua mengatakan :”Jangan nikahi orang itu, menurut mimpinya ia berbahaya”, Kalau kondisinya demikian, membingungkan orang tersebut. Hal tersebut telah menjadi kebiasaan yang aneh. Doa pun menghendaki keseimbangan, sesuai tempat dan waktu. Kebiasaan istikharah dalam jemaat ini sedemikian rupa meningkat, jika hanya sebatas meminta kebaikan, itu bagus.
Huzur: Pertama-tama, putuskanlah dengan mengikut petunjuk Rasulullah SAW, lalu lihatlah kondisi hati, jika kufu, amalkanlah dengan memperhatikan kufu. Kufu pun banyak jenisnya termasuk didalamnya tabiat, gaya hidup, pergaulan, jika memang sudah sesuai lalu berdoalah dan istikaharah, jika hasilnya tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, maka pasti Tuhan akan memperlihatkan dalam corak mimpi atau melalui cara cara lain untuk menggagalkan perjodohan tersebut, namun tidaklah mesti harus melalui mimpi, bisa saja timbul suatu penghalang untuk tidak menikahinya, yang mana diluar kemampuan manusia untuk menghentikannya.
Huzur: lakukanlah istikharah seperti itu yah jika anda pulang ke Jerman (Hadirin tertawa)
(Sumber : Soal jawab Huzur (urdu) tanggal 19/7/1996 Penerjemah :Mahmud Ahmad Wardi – Dewi)
No Responses