Injil Barnabas Dalam Pandangan Islam Dan Kristen

Injil Barnabas Dalam Pandangan Islam Dan Kristen

Masroor Library – Terungkapnya penemuan arkeologi yang mengejutkan tiga agama besar yaitu Islam, Yahudi dan Kristen pada tahun 1947 merupakan pukulan telak terhadap pondasi keimanan penganut paham trinitas. Tatkala ramuan-ramuan Al Kitab yang mereka imani dibungkus rapi setelah beratus tahun, dengan ditemukannya rahasia kuno tersebut, memaksa penganut paham trinitas dan para theologi merasa kelabakan. Penemuan naskah-naskah kuno kitab suci yang tersembunyi kurang lebih 2000 tahun yang disebut “The Dead Sea Acrolls” (Naskah Gulungan Laut Mat).The dead scrolls merupakan suatu objek penelitian penting sebagai gambaran sejarah pada zaman lahir dan perkembangan Kristen dan Yudaisme modern.

Banyaknya perbedaan naskah-naskah kuno yang ditemukan dalam gua-gua Qamran Yerusalem tersebut dengan ayat-ayat Al Kitab yang beredar di masyarakat dunia dipandang sebagai ancaman yang sangat besar serta dapat menghambat pertumbuhan agama yang telah dicipatkan melallui buah pikir Saul (Paulus).

Injil Barnabas

Ternyata penemuan naskah konu Qamran bukanlah satu-satunya duri dalam daging yang menancap dan bersemayam dalam tubuh agama Nasrani, karena sebelum The Dead Scrolls ditemukan, mereka sudah tertikam dengan belati kecil berupa berita adanya Injil aneh yang disebut Injl Barnabas dalam bahasa Itali pada tahun 1709 yang ditemukan oleh seorang penasihat raja Prusia bernama Creme. Dan saat ini Injil tersebut disimpan di museum Wina Austria. Injil ini disebut aneh karena isinya sangat berbeda dengan Injil-Injl yang telah dibakukan pada konsili Nicea pada tahun 325 M.

Dan pada konsili Nicea inilah lahirnya sang bayi kemusrikan yang lebih dikenal dengan nama Trinitas.

Dampak dari keluarnya Injil ini kepermukaan bumi mengakibatkan extra kerja keras para theologi dan para ahli Kristen dibidangnya untuk memecahkan problem ini melalui penyelidikan panjang secara seksama terhadap Injil Barnabas ini.

Ternyata dalam penyelidikan tersebut membuahkan hasil yang sangat memuaskan para penganut Kristen dan penyelidik itu sendiri dengan mengeluarkan pernyataan bahwa, kertas yang dipakai dalam penulisan Injil tersebut adalah kertas yang lazim digunakan anatara abad ke XIV dan XVI yang diperkirakan ditulis pada tahun 1585 yaitu pada zaman Paulus Sixtus ke V yang bertahta tahun 1585-1590. Penyelidikan tersebut teryata tidak berhenti sampai disitu. Dalam langkah penyelidikan selanjutnya ditemukan bukti-bukti bahwa penulis Injil Barnabas tersebut adalah seorang Arab yang menurut pernyataan penyelidik beragama Islam. Pendapat para theologi-theologi penulis Injil Barnabas berdomisili di Spanyol dengan nama Mustafa De Arande. Penyelidik juga menyebutkan bahwa Mustafa De Arande menyamar dengan nama Fra Ma Rino. Isi dari Injil Barnabas tersebut dikenal di kalangan Islam sebagai injil yang banyak menceritakan tentang kedatangan wujud Agung Muhammad SAW.

Siapakah Barnabas

Dalam Kisah para Rasul 4:36 Barnabas artinya penghibur, seorang yang menghibur atau yang menegur, Nabas mungkin berhubungan dengan newa ha dari bahasa Aram “perdamaian, penghibur.” Barnabas berasal dari keluarga imam Yahudi (Cyprus) ia lebih dikenal dengan nama Yusuf (Kis 4:36) Barnabas sendiri dari anggota gereja Yerusalem selain itumerupakan seorang pemimpin kelompok dari orang-orang setia dari agama Yahudi ortodok dari kuil Sulaiman yang disebut denga ZEALOT. Kelompok ini sangat dekat dengan sekte ESSEN. Sekte Essen merupakan sekte dimana Yahya Pembaptis dibesarkan.

Pandangan Kristen dan Islam

Satu lembaga Kristen dalam selebarannya yang berjudul Injil Palsu Barnabas memberikan gambaran yang kurang enak bila disodorkan kepada umat Islam. Untuk menghilangkan keragu-raguan dalam mengimani ajaran dalam diri umat Nasrani, selebaran tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga mampu meredam dalam-dalam wibawa Barnabas. Bukan hanya itu untuk menghilangkan kesan Injil Barnabas patut dipercayai penulis selebaran mengklaim bahwa penulis injil adalah seorang muslim seperti yang sudah diuraikan didepan.

Meinilik dari sejarah hidup Barnabas yang pernah hidup mendampingi Yesus, tentu paling tidak ajaran-ajaran Barnabas yang ditulisnya dalam Inil Barnabas adalah ajaran ketauhidan. Atas dasar pertimbangan tersebut maka para gereja-gereja mengeluarkan pernyataan bahwa Injl Barnabas tidak boleh dibaca dan menggolongkan Injil Barnabas termasuk dalam daftar kitab apocripa yang artinya tersembunyi.

Lantas bagaimana sikap kita sebagai muslim menyikapinya ? Dalam hal ini kemampuan rasio kitalah yang berperan dalam mengimani Injl yang notabene ditulis langsug oleh murid Yesus .

Tidaklah bijaksana jika kita mengingkarinya 100% maupun meyakini 100% Junjungan kita Nabi Besar SAW telah mewanti-wanti kita melalui sebuah hadits dari Abu Hurairah ra berkata bahwa “Biasanya ahlli Kitab membaca kitab Taurat denga bahasa Ibrani. Lalu mereka menterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Kepada orang-orang Islam maka nabi SAW bersabda ‘Jangan engkau membenarkan ahli kitab dan jangan pula mendustakannya. Dan katakanlah kepada mereka bahwa kami beriman kepada Allah dan apa-apa yang diturunkanNya”

Dan juga pada QS Al Baqarah k:137 “Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Yaqub, dan apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya.”

Maksudnya adalah apabila ada ajaran Al Kitab yang sesuai dengan Al Quran, maka terimalah itu sebagai kebenaran. (Sumber : Bisyarat Maret 2001/Volume 5/No.3)

No Responses

Tinggalkan Balasan