Kitab-Kitab Yang Dilarang Menjadi Bagian Kanonisasi Perjanjian Baru | Bagian 2

Kitab-Kitab Yang Dilarang Menjadi Bagian Kanonisasi Perjanjian Baru | Bagian 2

Kitab Henokh

Kitab ini menyempurnakan kisah Henokh, nenek moyang Nuh, seorang pria yang berjalan dengan Tuhan yang hanya mendapat satu kalimat di dalam Alkitab (Kejadian 5:22) Henokh disebutkan dalam Kejadian 5: 21-24, Ibrani 11 : 5-6 dan bahkan dikutip dalam Yudas 1: 14-16. Ini juga menguraikan Kejadian 6: 2-7 dan Ulangan 2: 20-21 kisah 200 malaikat kawin dengan “Putri Bumi” untuk menciptakan raksasa di negeri. Menurut Kitab ini, para malaikat ini tidak hanya bernafsu pada wanita duniawi, mereka juga mengajari umat manusia ilmu hitam tertentu termasuk membuat senjata. Pada akhirnya, pemimpin malaikat Azazel (atau Azael) dan semua pengikutnya terikat di Neraka karena kelakuan buruk mereka. Azazel mendekati Henokh dalam mimpi dan memohon agar dia menjadi perantara / penengah bagi dia dan para pengikutnya dengan Tuhan untuk pengampunan. Selama di Surga, Henokh diberikan jalan-jalan / rekreasi oleh malaikat Uriel dan diberi pengetahuan luas tentang posisi bintang dan planet dalam astrologi langit.

Kitab ini agak mirip dengan Wahyu, tetapi dianggap terlalu parah dan aneh untuk dimasukkan ke dalam Alkitab. Namun, James Bruce menemukannya pada akhir abad ke-18 di Axum, Ethiopia sebagai salah satu kitab suci Kristen Ortodoks Ethiopia. Hipotesisnya adalah bahwa buku ini dibawa ke sana bersama Ratu Sheba karena buku tersebut berisi cerita tentang kunjungannya dengan Sulaiman dan fakta bahwa dia melahirkan salah satu anaknya, Menelik I, raja pertama Ethiopia. Ketika orang Kristen tiba di abab ke 4, Mereka menemukan kitab itu dan dengan segera mencampurkannya dengan kitab Injil utama mereka. Seperti Yobel, kitab ini juga ditemukan diantara gulungan-gulungan laut mati. Sesuai dengan Ensiklopedia Britanika, “Henokh I adalah yang pertama diterima di Gereja Kristen tapi kemudian dikeluarkan dari peraturan-peraturan Bibel.[6]”

Ensiklopedia Britanika mempunyai kalimat yang mengatakan tentang buku kedua Henokh: “adalah sebuah karya Pseudepigraphal yang hanya ada versinya adalah sebuah terjemahan Slavia dari Yunani asli. Edisi Slavia adalah karya seorang Kristen mungkin pada abad ke 7 Masehi, tapi sisa-sisa sebuah karya tulis Yahudi tua entah kapan pada abad 1 Masehi (akan tetapi sebelum penghancuran kuil Yerusalem pada 70 Masehi, karena disana terdapat referensi peribadahan dan ritual-ritual budaya yang terhubung dengan peribadahan kuil). Pada tekanan apokaliptik dan kosmologi, kitab ini sama dengan kitab pertama Henokh dan mungkin bergantung padanya, melalui Henokh II dikenal sebagai sebuah salinan baru dari tradisi literasi yang melingkupi nenek moyang Henokh.

Bagian pertama kitab ini (bab 1-21) menguraikan perjalanan Henokh melalui tujuh tingkat langit. Kemudian membandingkan pengertian-pengertian dari lipatan-lipatan langit dan penduduknya pada Henokh I dan “Kitab Levi” pada kitab-kitab 12 patriark/nenek moyang. Bagian kedua (bab 22-38) adalah sebuah penjelasan dari tradisi resepsi Henokh dari kebijaksanaan rahasia dari Tuhan. Dan bagian akhir (bab 39-68) memasukan nasihat Henokh kepada anak-anaknya dan beberapa istrinya, termasuk mi’raj terakhirnya. Sebuah karya dari Yahudi pengasingan yang berbicara Yahudi berpusat di Alexandria, Mesir, Henokh II memasukan banyak tema khas dari literatur agama Yunani. Perjalanan-perjalanan rohani, penghitungan-penghitungan astrologi, perkembangan tinggi kemalaikatan, konfrontasi-konfrontasi mandiri dengan makhluk-makhluk Tuhan, dan struktur pemandangan surga[7].

Masa Pertumbuhan Injil Thomas

Lembaran-lembaran perjanjian baru kosong tentang masa muda Yesus. Pertumbuhan Injil Thomas, yang menguraikan secara luas masa muda Yesus, ditulis telat juga dianggap sebagai kitab suci utama. Salinan terbaru ditulis pada abad ke 6 Masehi, tapi satu petunjuk mengusulkan bahwa peredarannya pada 150 Masehi. Salah seorang pemimpin gereja membuat komentar-komentar tentang cerita-cerita palsu. Salah satu ceritanya pada kitab ini menceritakan Yesus membuat beberapa burung dari tanah liat. Dan kemudian membawanya untuk hidup pada sabbat.

Kitab itu juga mengklaim bahwa Yesus mempunyai satu sisi sifat dengki. Pada satu cerita, dia mendorong seorang teman mainnya dari atap kemudian membuatnya kembali hidup. Pada yang lain dia menyilaukan salah seorang pelanggan Yusuf bapaknya karena mengkritik pekerjaannya. Pada cerita lain dia menolong Yusuf setelah memotong beberapa kayu dengan ukuran salah dngan ajaib memperpanjang beberapa papan agar ukurannya benar.

Proto Injil James

Dokumen ini menyajikan dirinya sendiri yang ditulis James. “Aku James, menulis cerita ini di Jerusalem” kemudian yang mengaku menulis hanyalah James, yang pada naskahnya mengklaim sebagai seorang anak Yusuf dari pernikahan sebelumnya, dan kemudian menjadi saudara tiri Yesus. Ditulis abad pertama sebelum Bibel dikanonisasikan, kitab James menyelidiki kehidupan Maryam ibu Yesus. Kitab ini dimulai dengan orang tua Maryam, Joachin dan Anna. Setelah menyerah untuk mendapatkan seorang anak karena Anna mandul, Anna tiba-tiba mengandung. Ini adalah konsep keperawanan sebuah bukti bahwa Maryam sendiri telah lahir tanpa noda dosa asal.

Pada abad ke 4, Gereja Katolik mendesakkan bahwa Maryam seorang perawan sepanjang hidupnya. Namun Markus 6:3 menyebutkan 4 putra tambahan dan beberapa anak perempuan.

James memecahkan teka-teki ini dengan perkataan bahwa mereka ialah anak Yusuf dari pernikahan sebelumnya [sebelum Yusuf menikahi Maria].
James tidak dimasukan pada Bibel karena mungkin harus ada pada permulaan perjanjian baru agar pas susunannya. Bapak-bapak gereja awal merasa bahwa melakukan hal sama akan mengurangi banyak karakter utama Yesus.

Kitab Suci Gnostik dari Nag Hammadi

Ditemukan dalam sebuah kendi dalam sebuah gua oleh seorang petani yang sedang mencari bukit-bukit dekat Nag Hammadi, Mesir pada 1945. Perpustakaan Nag Hammadi berisi 52 tulisan ditulis oleh sekelompok Kristen awal yang dianggap bid’ah (sesat) oleh bapak-bapak gereja awal.

Kaum Gnostik percaya bahwa dunia jasmani ini adalah sebuah kesalahan kosmik yang dibuat oleh satu setan atau dewa yang lebih lemah. Keselamatan datang dari sebuah inti pengetahuan (gnosis) bukan dari dewa pencipta kejahatan tapi dari keluhuran alam dari cahaya dan kebenaran. Orang-orang harus membangun Tuhan yang berada dalam dirinya. Sementara Gnosticismme terdahulu umumnya dianggap sebuah kerusakan pada Kekristenan, sekarang terlihat jelas bahwa bekas sistem-sistem gnostic bisa dilihat pada beberapa abad sebelum masa Kristen. Gnostisisme mungkin telah ditindas pada awal abad pertama, berarti lebih dulu dari Yesus Kristus. Selama itu gnostisisme berada di Mediterania dan Timur Tengah sebelum dan selama abad kedua dan ketiga. Gnostisisme menjadi bid’ah kedua bagi agama Yahudi, filosofi Kristen dan filosofi Yunani di daerah yang dikuasai oleh Kerajaan Romawi dan Kerajaan Persia. Perubahan penganut mereka ke Islam dan ke kaum Albigensi perang salib (1209-1229) secara besar mengurangi jumlah kaum Gnostik sepanjang abad pertengahan, meskipun beberapa komunitas terasingkan berlangsung hidup sampai sekarang. Gagasan-gagasan kaum Gnostik menjadi berpengaruh pada para filosofi dari berbagai pergerakan-pergerakan mistik esoteris belakangan abad 19 dan 20. Di Eropa, Amerika Utara, termasuk beberapa yang menegaskan identitas mereka sebagai kebangkitan baru atau berlangsungnya kelompok gnostik terbaru.

Bapak-bapak gereja berkata bahwa gnostik adalah bid’ah. Mayoritas memutuskan apa itu orthodox dan apa itu bid’ah. Mayoritas pergi ke surga dan minoritas pergi ke neraka karena kebid’ahannya. Ini membawa kita kepada topik tentang neraka yaitu hukuman selamanya atau sementara. Konsep Islam berkenaan neraka adalah seburuk-buruk tempat tinggal sementara (Al-Quran 25:67) Al-Quran juga secara tak langsung menemukan filosofi bahwa hukuman terbatas pada kejahatan tidak bisa dibatasi. Apakah gereja harus mengatakan tentang durasi neraka? Ini membawa kita pada buku berikutnya yaitu wahyu Peter (The Apocalypse of Peter).

Wahyu Peter

Penemuan wahyu Peter adalah sebuah contoh yang mudah, naskah-naskah Kristen awal yang popular pada abad kedua; sebagai contoh literatur wahyu dengan nada tambahan helenistik. Naskah tersebut ada dua versi tidak lengkap dari sebuah naskah Yunani kuno, satu Koine Yunani, dan satu lagi versi Ethiopia yang amat berbeda. Tulisan Yunani tidak diketahui pada tangan pertama sampai ditemukan selama penggalian oleh Sylvain Grebaut selama masa 1886-1887 di sebuah gurun Necropolis di Akhmim Mesir. Kepingan tersebut terdiri dari lembaran-lembaran kertas versi Yunani yang telah dengan hati-hati disimpan di kuburan biarawan Kristen pada abad ke 8 atau 9. Tulisan berada di museum Mesir di Kairo. Wahyu Peter versi Ethiopia ditemukan pada 1910.

Sebuah bantahan [lawan yang bertentangan] dengan Wahyu Yahya, hampir dimasukkan dalam Bibel. Bishop Eusebius yang merupakan petugas resmi utama yang ditunjuk oleh Konstantin I untuk menyusun kitab-kitab Bibel meletakannya dalam kategori kemungkinan tinggi tapi tidak membuat keputusan akhir. Perbuatan ini mempertimbangkan pada pemimpin-pemimpin utama yang mana mereka meragukan penulisannya dan fakta bahwa kitab tersebut menyebutkan neraka hanya sementara.

Peter bertanya kepada Yesus, “Kenapa banyak orang menderita di neraka?”

Dia sangat takut akan hal itu, “Kenapa banyak orang menderita mendapat hukuman abadi untuk kejahatan-kejahatan mereka yang terbatas. Bagaimana bisa begini? Bukankah Tuhan Maha penyayang sementara orang-orang ini selamanya di neraka!”

Dan Yesus bersabda, “Itu terdapat rahasia tersendiri. Aku akan membagikannya denganmu, tapi kamu tidak boleh membagikanny kepada yang lain. Jawabannya adalah mereka akan keluar tapi jangan beritahu setiap orang; karena mereka akan berbuat dosa-dosa lebih.”

Jadi, ini adalah gagasan larangan jika disebarkan akan mendapat dosa besar. Tapi, apakah gagasan ‘penebusant’ membimbing orang pada lebih untuk berbuat dosa? Ini adalah bahasan untuk hari lain. Mungkin gagasan neraka sementara mengarahkan pada pengeluaran kitab ini dari kanonisasi awal. Padahal bila dimasukkan, Bibel dan Al-Quran berpendapat sama akan hal ini.

Menurut Encyclopedia Britannica: “Ini adalah tulisan Kristen pseudepigraphal (non-kanonikal dan tidak otentik) yang berasal dari paruh pertama abad ke-2 Masehi. Penulis tidak dikenal, yang mengaku sebagai Rasul Petrus, mengandalkan Injil kanonik dan Wahyu kepada Yohanes untuk membangun percakapan antara dirinya dan Yesus mengenai peristiwa di akhir dunia. Tidak seperti Wahyu kepada Yohanes, bagaimanapun, Wahyu Petrus berkutat pada pahala dan hukuman kekal. Gambaran grafis tentang siksaan yang harus ditanggung oleh orang berdosa rupanya dipinjam dari teks agama Orphic dan Pythagoras, dengan demikian memperkenalkan gagasan pagan tentang surga dan neraka ke dalam literatur Kristen. Versi paling lengkap yang masih ada (dalam bahasa Etiopia) ditemukan pada tahun 1910.[8]”

Apocalypse of Peter menyarankan jalan keluar dari Neraka bagi para pelaku kejahatan. Jika konsensus malaikat surgawi memutuskan untuk memohon kepada Tuhan agar mengampuni dosa-dosa mereka, mereka dapat melarikan diri. Para pemimpin gereja menentang konsep seperti itu karena itu berarti bahwa siapa pun dapat berbuat dosa semau mereka karena pada akhirnya semua akan diselamatkan.

Masih Banyak Untuk Ditemukan

Buku-buku yang disebutkan dalam seri dokumenter Banned from the Bible and Banned from the Bible II yang tidak dibahas dalam eGazette ini meliputi: The Gnostic Scriptures of Nag Hammadi; Injil Maria; Injil Nikodemus; Perjanjian Salomo; Zohar (Kitab Kemegahan); Alfabet Ben-Sira; Joseph dan Aseneth; Septuaginta; Bel dan Naga; Kisah Petrus; Kisah Paulus dan Thecla; Surat Mar Saba dan Injil Rahasia Markus; Injil Yudas. Bapak gereja mula-mula memiliki toleransi yang sangat kecil terhadap keragaman. Pada tahun-tahun pembentukan, ada kebutuhan mendesak akan keseragaman. Ada diskusi yang sangat subur di abad pertama dan kedua, tetapi sudut pandang yang menang menjadi ortodoksi dan menulis ulang sejarah dan mengklaim sudut pandang mereka sebagai satu-satunya sudut pandang. Tapi sekarang kita tahu itu tidak benar. Ketika kita kembali dan melihat teks-teks yang hilang ini yang telah ditemukan sekarang, itu memberi kita perspektif yang segar dan baru. Buku-buku yang telah ditemukan adalah penemuan acak (secara kebetulan) dan mungkin ada lusinan lagi yang belum ditemukan dan mungkin lebih banyak lagi yang telah punah selama berabad-abad.

Epilog

Umat Katolik menganggap Paus tidak bisa salah dan para Penginjil secara tradisional menganggap Alkitab tidak bisa salah. Tapi, Alkitab bukannya tidak bisa salah, karena Presiden George W Bush memiliki hikmat untuk mengakuinya. Dia juga mengatakan bahwa dia berdoa kepada Tuhan yang sama dengan mereka yang memiliki kepercayaan agama yang berbeda. “Saya yakin ada Yang Mahakuasa yang luas dan cukup besar serta cukup penuh kasih yang dapat mencakup banyak orang,” kata Bush. Dia juga menyarankan agar orang Kristen, Yahudi, dan Muslim berdoa kepada Tuhan yang sama.

Fakta bahwa Alkitab bukanlah firman Tuhan secara literal adalah sebuah rahasia umum tetapi beberapa kalangan tidak membiarkan hal ini! Ini adalah waktu untuk mengganti idiom ‘kebenaran Injil’ dengan ‘kebenaran Alquran.’ Kami mengundang Anda ke sebuah Kitab Suci yaitu ‘Kebenaran, Kebenaran Seutuhnya, dan Tidak Ada selain Kebenaran.’ Kitab ini selama 23 tahun diwahyukan kepada Nabi Muhammad (saw). Semoga damai menyertainya. Wahyu bertahap disebutkan dalam Al-Qur’an dalam 25: 33-34 dan 76:24.

Menariknya, wahyu bertahap itu juga sesuai dengan nubuatan Alkitab, “Karena itu adalah ajaran demi ajaran, baris demi baris, di sini sedikit dan di sana sedikit: karena dengan bibir yang aneh dan bahasa lain dia akan berbicara kepada orang-orang ini.” (Yesaya 28:11)

Alquran menikmati jaminan pelestarian Ilahi. Untuk detailnya lihat Februari 2008, eGazette[9]. Alquran adalah sebuah buku yang oleh filsuf Jerman terkenal, Johann Wolfgang von Goethe membuat pengakuan berikut: “Seringkali ketika kita mendekati Alquran, itu selalu terbukti menjijikkan lagi; secara bertahap, bagaimanapun, itu menarik, itu mencengangkan, dan pada akhirnya memaksa kekaguman.”

Alquran tidak hanya menerangi dalam ranah spiritual dan personal, tetapi juga dalam ranah sosial tanpa mengganggu fleksibilitas yang dibutuhkan dalam ranah ini. Berikut kami sajikan kutipan singkat dari bagian Pengenalan Umum dari lima volume komentar Alquran yang diterbitkan di bawah naungan Hadhrat Mirza Tahir Ahmad, Khalifatul Masih IV. Itu ada di bawah judul, Quran – Kitab Suci Sempurna (Quran – the Perfect Scripture): “Telah dinyatakan bahwa Tuhan melalui para Nabi-Nya menyediakan kemajuan dan kesempurnaan manusia melalui Hukum Syari’at (hukum spiritual), hukum moral dan hukum sosial. Karena Alquran adalah Kitab Suci yang paling sempurna, Al-Qur’an membahas ketiga hukum ini. Kitab ini menetapkan Hukum Syari’at dan hukum moral secara penuh dan menyatakan prinsip-prinsip mendasar hukum sosial meninggalkan bidang hukum sosial lainnya untuk dikembangkan dan diisi oleh manusia itu sendiri. ” Untuk detailnya, silakan tinjau halaman cclxix dari bagian Pendahuluan Umum.

Saat para pembaca Non-Muslim melepaskan prasangka mereka dan mulai memahami Alquran dengan lebih baik, mereka pasti bisa menghidupkan kembali pengalaman Goethe. Seorang ahli bedah Prancis Maurice Bucaille pasti melakukannya. Setelah meninjau secara ekstensif apa yang Alquran katakan tentang isu-isu yang berkaitan dengan sains, dia menyimpulkan, “Mengingat keadaan ilmu pengetahuan di zaman Muhammad, tidak dapat dibayangkan bahwa banyak pernyataan dalam Alquran yang terkait dengan sains telah dapat dilakukan oleh satu orang saja. Terlebih lagi, sangat sah, tidak hanya menganggap Al-Qur’an sebagai ekspresi dari sebuah Wahyu, tetapi juga untuk memberinya tempat yang sangat istimewa karena jaminan keaslian yang diberikannya. ” Teks buku Dr. Maurice Bucaille The Bible the Quran and Science dapat ditinjau di: http://www.islam-guide.com/bqs/

Sir George Bernard Shaw Dalam kata-kata Sir George Bernard Shaw, yang dianugerahi Hadiah Nobel Sastra tahun 1925, “Saya selalu menjunjung tinggi agama Muhammad karena vitalitasnya yang luar biasa. Ini adalah satu-satunya agama yang menurut saya memiliki kapasitas asimilasi ke fase perubahan keberadaan yang dapat membuat dirinya menarik bagi setiap zaman. Saya telah mempelajarinya – pria yang luar biasa dan menurut pendapat saya daripada dianggap sebagai seorang anti-Kristus, dia harus disebut Juruselamat Kemanusiaan.” Pada kesempatan lain dia berkata, “Saya telah bernubuat tentang agama Muhammad, bahwa itu akan diterima oleh Eropa nanti karena mulai diterima di Eropa saat ini.”

Untuk meninjau detail tentang batasan Taurat dan Injil dan memahami kebutuhan mendesak umat manusia akan Al-Qur’an, lihat bagian Pengantar Umum dari komentar lima jilid Al-Qur’an yang disiapkan di bawah naungan Hadhrat Mirza Tahir Ahmad, Khalifatul Masih IV di link berikut: http://www.alislam.org/quran/tafseer/?page=-275&region=E1

Catatan

6. http://www.britannica.com/EBchecked/topic/188593/First-Book-of-Enoch>
7. “Second Book of Enoch.” Encyclopaedia Britannica. 2009. Enclycopaedia Britannica Online. 08 Apr. 2009 <http://www.britannica.com/EBchecked/topic/188593/Second-Book-of-Enoch>
8. "Apocalypse of Peter." Encyclopædia Britannica. 2008. Encyclopædia Britannica Online. 15 Dec. 2008 <http://www.britannica.com/EBchecked/topic/453614/Apocalypse-of-Peter>.
9. http://www.alislam.org/egazette/
10. http://books.google.com/books?id=S2VCVgI_TCsC&pg=PA343&dq=it+astonishes,+and,+in+the+end+forces+admiration
11. http://www.alislam.org/quran/tafseer/?page=-7&region=E1
12. Sir George Bernard Shaw in 'The Genuine Islam,' Vol. 1, No. 8, 1936.

Penerjemah: Pasadino, Abdul Nasir dan Abdul Ghani
JAMAI darjah tsalitsah studi Muwazanah Madzahib (Perbandingan Agama) 2020-2021
Editor : Dildaar Ahmad Dartono

No Responses

Tinggalkan Balasan