Perubahan Teks Perjanjian Baru

Perubahan Teks Perjanjian Baru

Masroor Library – Keaslian teks-teks Perjanjian Baru telah diperdebatkan dan sering ditolak seketika oleh mayoritas penduduk Muslim. Di sisi lain, masyarakat Kristen melihat Perjanjian Baru sebagai kebenaran sempurna, kata-kata yang dilhamkan oleh Tuhan sendiri kepada orang pilihan yang menuliskan peristiwa-peristiwa dan kisah-kisah Yesus (as) selama beberapa tahun setelah kepergiannya dan telah disalin secara teliti hingga hari ini.

Penjelasan diatas yang diyakini oleh kebanyakan orang Kristen saati ini, sepenuhnya tidak akurat. Sebagaimana yang akan kita lihat; bahwa teks Perjanjian Baru mungkin tidak cocok dengan statusnya sebagai “Kebenaran Injil”.

Status Alkitab yang sebenarnya: Saya percaya bahwa sebuah jalan tengah harus diambil sehubungan dengan keaslian Alkitab. Meskipun Perjanjian Baru ini dapat dibuktikan telah dikarang ulang dan diubah, Alkitab juga adalah salah satu dari sedikit buku-buku di dunia yang terselamatkan hingga beberapa jangka waktu yang lama dengan sebagian besar teksnya masih utuh.

Isi Alkitab dapat dibuktikan dengan karya-karya sejarah lain yang mencakup periode yang sama. Karya yang paling terkenal adalah karya-karya sejarahwan Yahudi, Yosephus yang hidup pada abad pertama masa ini. Yosephus membahas beberapa tokoh yang disebut dalam empat injil, terkadang sering sependapat dengan injil, terkadang bertentangan. Akan tetapi tetap intinya bahwa tokoh-tokoh yang terbukti dengan adanya teks yang sangat kuno ini, yang telah terselamatkan dari ujian waktu dan ditulis oleh sejarahwan yang berbeda keyakinan.

Gubernur lokal yaitu Pilatus yang disebut oleh Yosephus [39] , bersama dengan Herod Antipas[40] dan penangkapannya dan pembunuhan Yohanes Sang Pembaptis. [41] Disebutkan juga pengangkatan Imam Besar Yahudi, Yosep Kaiphas.[42]

Sebagaimana yang dapat terlihat, para pemimpin atau penguasa disebutkan, karena informasi ini didapati dan menarik bagi sejarawan. Dia memberitahukan kita mengenai seorang pemimpin lain yang disebut didalam Injil dan yang memainkan peran yang sangat penting dalam kekristenan awal; James, orang yang saleh, saudara laki-laki Yesus (as)[43] yang memimpin gereja setelah kepergian Yesus (as).[44]

Mungkin catatan-catatan paling pertama dari Injil yang resmi terbukti di dalam Naskah Papirus P52 Perpustakaan Rylands, dari awal abad kedua. Itu berisi beberapa ayat injil Yohanes. Ini dapat disebut sebagai contoh bagian dari injil yang tetap tidak berubah, selama beberapa tahun setelah ditulis oleh penulisnya. Injil Yohanes Pasal 18 ayat 37-38 tetap sama selama hampir 2000 tahun sebagaimana yang disebutkan dalam naskah ini.

Injil-injil itu tanpa diragukan lagi adalah catatan-catatan yang paling terperinci mengenai kehidupan Yesus (as). Injil-injil sebagian besar berisi informasi mengenai kehidupan dan sabdanya. Banyak darinya yang dinyatakan hampir sepakat semuanya asli oleh para sarjana ( sebagai contoh, kata-kata Yesus (as) dan kepercayaannya bahwa dia akan kembali sebelum kematian para murid-muridnya [45]) seperti sebuah perkataan yang mengakibatkan rasa yang sangat memalukan bagi Gereja, ketika kedatangan Yesus (as) kedua kali yang dijanjikan gagal karena seiring waktu yang berlalu, hingga membuktikan bahwa perkataan itu berasal dari Yesus, karena itu tidak mungkin Gereja akan membuat-buat seperti ramalan dusta.

Ramalan Yesus (as) mengenai kehancuran kuil adalah contoh lain[46]. Sarjana Alkitabiyah terkenal E.P Sanders menerangkan ayat ini dan mempercayainya asli: ‘…ramalan ini tidak tergenapi secara sempurna.’ Ketika bangsa Romawi merebut kota itu pada tahun 70 M, mereka membiarkan kebanyakan dinding kuli tetap berdiri; memang, kebanyakan kuil masih ada, yang kemudian menyangga kawasan suci umat Muslim. Sebagian besar batu-batu pada dinding yang masih utuh beratnya antara 2—5 ton, tetapi hanya beberapa saja, terutama batu yang ada di sudut-sudut, itu lebih besar lagi. Satu memiliki tinggi 12 meter dan beratnya hampir 400 ton. Sementara itu, Yesus (as) mengatakan bahwa tidak akan ada yang tersisa (tertinggal) atas yang lainnya.

Ketika “nubuatan-nubuatan” itu ditulis setelah kejadian tersebut – yaitu, ketika penulis selanjutnya menyusun nubuatan dusta (palsu) – nubuatan itu dan kejadian itu biasanya berada dalam persesuaiannya yang sempurna. Seandainya ramalan di dalam Markus ditulis tahun 70 M, kita akan menyangkanya untuk mengatakan bahwa kuil itu akan dirusak dengan api, bukannya dinding-dinding batu akan hancur secara menyeluruh. Karena itu, nubuatan ini kemungkinan sebelum tahun 70 M dan mungkin itu (nubuatan) milik Yesus (as) sendiri.[47]

Banyak contoh lain dapat disebut yang secara obyektif dapat dilihat untuk membuktikan bahwa para penulis injil cermat dalam kutipan mereka mengenai Yesus (as) dan bahwa kata-kata itu tetap tidak berubah. Akan tetapi, itu bukan maksudnya seluruh teks perjanjian baru harus dipandang sebagai suatu yang tepat atau tidak berubah. Benar, itu berisi banyak informasi, kebanyakan diantaranya asli dan akurat. Tetapi, perubahan dan modifikasi sudah dilakukan seperti yang akan dibuktikan dan dibahas dalam halaman selanjutnya.

Alat-alat penulisan: Sebulum menyelidiki keaslian injil-injil, ini perlu dibahas bagaimana teks-teks itu ada dan bagaimana teks-teks itu di jaga. Teks pertama perjanjian baru ditulis diatas Papirus. Papirus sering menjadi bahan penulisan pilihan pada zaman Yesus (as), yang sering terjadi pada abad ke-1 M. Itu terbuat dari tanaman papirus, yang dikenal sebagai Cyperus Papyrus. Dikatakan pertama kali dihasilkan oleh orang Mesir kuno selama masa dinasti pertama, sekitar 3100-2990 SM.

Para penghasil (yang menghasilkan papirus) sering mengumpulkan tanaman papirus, mengupas batangnya dan memotong inti bagian dalam menjadi potongan-potongan tipis. Irisan-irisan itu kemudian diletakan diatas permukaan rata dan menggunakan lem tanaman alami. Diletakan bersama-sama menjadi lembaran. Ahli penulis kemudian akan memperkirakan panjang bahan tulisan yang diperlukan untuk pekerjaan mereka dan hanya memotong secukupnya. Tentu, jika diperlukan lebih banyak, bagian yang lain dapat dibeli dan direkatkan pada bagian yang asli.

Papirus digunakan selama beberapa ratus tahun setelah Yesus (as) dan pada akhirnya digantikan dengan barang-barang yang lebih tahan lama dan awet yaitu Perkament (kertas kulit) atau Vellum (kulit binatang). Vellum terbuat dari kulit sapi, domba dan kambing, terutama yang masih muda. Prosesnya sangat panjang dan rumit, membutuhkan pengkulitan binatang, membersihkan sisa-sisa dan daging yang masih menempel, membersihkan semua bulu, mencuci kulit dan memolesnya.

Pada masa awal gereja, gulungan-gulungan dibuat pada papirus oleh masing-masing orang atau gereja-gereja yang ingin memiliki kutipan-kutipan atau Injil menyeluruh di gereja-gereja mereka. Tugas itu cukup sulit karena hal itu melibatkan juru tulis yang setiap penulisannya dengan menggunakan tangan, penyalinan dari gulungan tulisan tangan sebelumnya. Beberapa naskah-naskah atau gulungan-gulungan terselamatkan hingga hari ini, mungkin yang paling awal adalah Papirus Perpustakaan Ryland P52, yang berisi 5 ayat dari Injil Yohanes. Ini sejak dari awal abad ke-2 M dan terletak di Manchester. [48]

Perkamen akhirnya menggantikan papirus, bukan hanya karena kualitasnya yang unggul dalam hal daya tahan dan tulisan, tetapi fakta bahwa juru tulis dapat membuat sebuah buku atau naskah kuno dari perkamen yang sangat menguntungkan. Memasang banyak perkamen atau halaman bersama-sama, para penulis dapat menulis di kedua sisi dan kemudian membentuk sebuah buku. Ini tidak hanya memungkinkan lebih banyak tulisan pada peralatan yang terbatas (sehingga membuatnya lebih hemat biaya) tetapi juga, menemukan bagian yang relevan menjadi jauh lebih mudah.

Seperti halnya gulungan-gulungan, untuk menemukan bagian tertentu, terutama di akhir buku, para pendeta sering kali membuka seluruh gulungan itu. Ini sangat mengesalkan ketika gulungan rata-rata panjangnya 35 kaki! Inilah mengapa Callimachus, seorang penyair dan sarjana Perpustakaan di Alexandria, mencatat ‘μεγά βιβλίον μεγά κακόν’, ‘mega biblion, mega kakon’, ‘sebuah buku besar adalah gangguan besar'[49].

Naskah kuno menjadi bahan pilihan bagi umat Kristiani dalam menulis kitab suci mereka. Begitu agama Kristen menjadi agama negara setelah Kaisar Konstantin berpindah agama pada abad keempat, pembuatan salinan-salinan Injil meningkat secara dramatis, menghasilkan pabrik buku atau skripttoria (penaskahan). Seringkali duduk di aula-aula atau ruangan-ruangan besar, juru tulis yang disediakan dengan pot tinta, perkamen dan pena-pena akan disatukan dan menulis Injil-injil dan buku-buku lain dari Alkitab dengan tangan. Seringkali juru tulis akan diberi salinan lama untuk disalin, atau kadang-kadang juru baca akan berada di tengah ruangan dan mendikte ayat-ayat yang kemudian masing-masing juru tulis akan menuliskan seluruhnya.

Sangat mudah untuk melihat bagaimana kesalahan-kesalahan maju perlahan-lahan masuk ke dalam banyak salinan Alkitab pada tahap awal. Gangguan sesaat akan membuat juru tulis kehilangan baris teks; atau dalam kasus pembaca, batuk atau bersin oleh orang lain akan menghasilkan celah dalam teks.

Kesalahan yang Terjadi Selama Dikte: Para penulis sering membuat kesalahan-kesalahan selama dikte teks-teks oleh juru baca. Kata-kata yang diucapkan dengan cara yang sama juga akan menyebabkan permasalahan-permasalahan, misalnya: Didalam bahasa modern, juru tulis menulis ‘di sana’ (there) atau ‘punya mereka’ (their), ‘apakah’ (whether) atau ‘cuaca’ (weather)?

Contoh di atas dapat ditemukan dalam dua versi berikut dari ayat 5 dari Kitab Wahyu: Menurut Versi Raja James (King James Version): Dan dari Yesus (as) Kristus, saksi yang setia, anak pertama dari kematian, dan pangeran dari raja-raja di bumi. Kepada Dia yang mengasihi kita, dan membasuh kita dari dosa-dosa kita dengan darahnya sendiri.

Versi Standar Revisi Baru (New Revised Standard Version): Dan dari Yesus (as) Kristus saksi yang setia, anak sulung dari antara orang mati, dan penguasa raja-raja di bumi. Kepada dia yang mencintai kita dan telah membebaskan kita dari dosa-dosa kita dengan darahnya

Perbedaan di atas disorot dalam huruf tebal. Versi Raja James, yang didasarkan pada The Textus Receptus kata Yunaninya adalah ‘λουω’ diucapkan ‘louo’ [50]. Versi Standar Revisi Baru yang didasarkan pada naskah-naskah Yunani sebelumnya (Naskah kuno Sinaiticus [51] , Naskah kuno Alexandrinus) memiliki kata ‘λυω’ dilafalkan ‘luo’.[52]

Perbedaannya sangat halus, tetapi masih ada, dan kemungkinan beberapa ahli penulis mendengar yang sebelumnya, sementara yang lain mendengar yang terakhir. Kritikus Tekstual Modern seperti Bruce M. Metzger berpendapat bahwa yang terakhir disebut (Versi Standar Revisi Baru) lebih akurat karena didasarkan pada naskah-naskah yang lebih awal dan lebih kuat (Naskah kuno Sinaiticus dan Naskah kuno Alexandrinus).

Kesalahan Penyalinan: Dalam Markus pasal 1 ayat 40: ‘Dan seorang yang sakit kusta datang kepada yesus, memohon kepadanya, dan berlutut, dan berkata kepadanya, ‘Jika Engkau ingin, Engkau dapat mentahirkan aku’.

Tulisan diatas ditemukan dalam semua versi Alkitab yang sekarang. Bagaimanapun, dua naskah awal: Naskah kuno Vaticanus [53] dan Naskah kuno Bezae [54] menghilangkan kata ‘berlutut’. Ini mungkin karena kata Yunani ‘dan’ ditemukan sebelum dan sesudah kata ‘Berlutut’, sehingga kedua mata juru tulis mungkin telah lompat dari satu kata ‘dan’ ke kata lain, menghilangkan kata di antara keduanya.

Pemeriksaan Penulisan: Seringkali, Injil membuat kesalahan-kesalahan yang mencolok, misalnya: dalam Markus pasal 1 ayat 2-3: Seperti ada tertulis dalam Yesaya, “Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu; ada suara seseorang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya…

Permasalahan dengan ayat-ayat di atas adalah bagian-bagian yang dikutip sebenarnya adalah kombinasi dari Maleakhi 3: 1 dan Yesaya 40: 3. Semua Alkitab saat ini dibaca seperti di atas, tetapi beberapa naskah, Naskah kuno Alexandrinus memiliki teks bacaan tersendiri; ‘Seperti yang tertulis di dalam Nabi-nabi.’ Juru tulis yang menulisnya kemungkinan besar mengangkat kesalahan yang dijelaskan di atas dan berusaha memperbaikinya dengan mengganti ‘Yesaya’ dengan ‘Nabi-nabi’.

Contoh lainnya adalah dimana seorang juru tulis berpikir untuk mengoreksi bahasa aslinya, dalam Injil Matius: Sesudah itu naiklah Yesus ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian sampailah Ia ke kota-Nya sendiri. Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat imam mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Percayalah, hai anak-ku, dosama sudah diampuni.” Maka berkatalah beberapa orang Ahli Taurat dalam hatinya: “Ia menghujat Allah.” Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkta: “Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu? (Matius 9: 1-4)

Terjemahan diatas ada di semua Alkitab saat ini. Namun, sekali lagi dalam Naskah kuno Sinaiticus dan Naskah kuno Bezae ayat 4 berbunyi: ‘Yesus, melihat pikiran mereka …’ Para juru tulis dari naskah-naskah lain berpikir dengan jelas bahwa akan jauh lebih masuk akal bahwa Yesus (as) ‘mengetahui’ pemikiran mereka sebagai perbandingan ‘ melihat ‘ pikiran mereka.

Pembetulan yang Disengaja berdasarkan suatu Doktrin: Perubahan Alkitab terutama tentang juru tulis yang kemudian memodifikasi teks suci menyesuikan dengan kepercayaan mereka sendiri atau kepercayaan-kepercayaan Gereja mereka. Ada banyak contoh seperti ayat pertama Injil Markus yang berbunyi: inilah permulaan Injil tentang Yesus (as) Kristus, Anak Allah. Bagian terakhir dari ayat ‘Anak Allah’ ada dalam Textus Receptus, tetapi dihilangkan oleh Naskah kuno Sinaiticus dan Vaticanus. Kekuatan kedua otoritas ini sangat besar dan cukup untuk menolak keaslian dari tiga kata terakhir.

Namun, untuk membuktikannya lebih jauh, apakah Injil Markus yang asli mengandung frasa di atas bahwa Yesus (as) adalah Anak Allah, pertanyaan yang diajukan adalah, mengapa para juru tulis menghilangkan frasa tersebut? Apa alasan mereka? Sebaliknya, mereka ingin memperkuat posisi bahwa Yesus (as) adalah Anak Tuhan, yang membuat para sarjana berpikir bahwa ungkapan itu aslinya tidak ada, tetapi ditambahkan dikemudian hari. Ini akan jauh lebih masuk akal dari pada dikemudian juru tulis menghapus frasa tersebut.

Kalimat diatas hanyalah tambahan dari ketiga kata; Bagaimanapun, dalam semua Alkitab saat ini Anda akan memberi perhatian bahwa Injil Markus diakhiri dengan pasal 16, ayat 20. Tetapi ini diterima oleh mayoritas sarjanawan bahwa ayat 9-20 pada awalnya tidak ada, dan secara resmi Injil berakhir pada ayat 8: ‘Lalu mereka keluar dan lari meninggalkan kubur itu, sebab gentar dan dahsyat menimpa mereka. Mereka tidak mengatakan apa-apa kepada siapapun juga karena takut.’

Ayat 9-20 tidak ada dalam Naskah kuno Sinaiticus dan Naskah kuno Vaticanus sementara itu, hal itu dipertahankan oleh Textus Receptus, Naskah kuno Bezae dan Naskah kuno Alexandrinus. Secara umum diyakini bahwa ayat-ayat tersebut ditambahkan pada bagian akhir Injil Markus untuk memberikan akhir yang tepat yang mirip dengan injil-injil lainnya. Apapun alasannya, ayat-ayat ini tidak ditulis oleh Markus dan ditambahkan dikemudian pada abad ke-5.

Bart Ehrman, seorang kritikus tekstual terkenal, menyatakan: ‘… gaya penulisan bervariasi dari apa yang kita temukan di tempat lain di Markus; peralihan antara bagian ini dan yang sebelumnya sulit untuk dipahami (misalnya, Maria Magdalena diperkenalkan dalam ayat 9 seolah-olah dia belum disebutkan, meskipun dia dibahas dalam ayat-ayat sebelumnya; ada permasalahan lain dengan bahasa Yunani yang membuat peralihan berakhir lebih janggal) ; dan ada sejumlah besar kata dan frasa dalam bagian ini yang tidak ditemukan di tempat lain dalam Markus. Jelas, para juru tulis berpikir bahwa akhir cerita itu terlalu mendadak. Para wanita tidak mengatakan siapa pun? Lalu, apakah para murid tidak pernah belajar tentang kebangkitan? Dan bukankah Yesus (as) sendiri pernah menampakkan dirinya kepada mereka? Bagaimana itu bisa menjadi akhirnya! Untuk mengatasi masalah ini, juru tulis menambahkan akhiran.’ [55]

Contoh lain dari seluruh bagian yang ditambahkan ke dalam Injil-injil adalah kisah yang sangat terkenal tentang ‘Wanita yang Tertangkap Dalam Perzinaan’ yang ditemukan dalam Injil Yohanes 7: 52 – 8: 11. Di sini seorang wanita (beberapa menafsirkan sebagai Maria Magdalena) tertangkap basah melakukan perzinaan oleh orang-orang Yahudi. Tidak diberitahu pria yang ditangkap dengannya. Dia sendiri dibawa ke hadapan Yesus (as) untuk dihukum. Namun, Yesus (as) (as) mengampuni dia dan membiarkan dia pergi.

Naskah kuno Bezae dan Textus Receptus keduanya memuat cerita di atas. Sementara P66 [56], P75 [57] , Naskah kuno Sinaiticus, Alexandrinus dan Vaticanus semuanya menghilangkan seluruh bagian tersebut. Cerita ini tidak ada dalam naskah sebelum abad ke-5. Dahulu mungkin ini adalah tradisi lisan yang membuat tersebut masuk ke dalam teks, akan tetapi pasti bukan kata-kata menurut penulisnya, Yohanes.

Sekali lagi, Bart Erhman menyatakan: ‘… gaya penulisannya sangat berbeda dari apa yang kita temukan di bagian Yohanes lainnya (termasuk cerita sebelum dan sesudah); dan itu termasuk sejumlah besar kata-kata dan ungkapan yang sebaliknya asing bagi Injil… Lalu bagaimana itu bisa ditambahkan? Ada banyak teori tentang itu. Sebagian besar cendekiawan berpendapat bahwa itu mungkin cerita terkenal yang beredar dalam tradisi lisan tentang Yesus, yang pada suatu saat ditambahkan di tepi naskah. Dari sana beberapa juru tulis atau pemikiran lain bahwa catatan pinggir dimaksudkan menjadi bagian dari teks dan segera dimasukan setelah catatan berakhir di Yohanes 7: 52. [58]

Seperti dapat dilihat di atas, kesalahan-kesalahan sangat umum terjadi dalam penyebaran Alkitab. Beberapa kesalahan itu bersifat jujur dan asli; yang lainnya adalah hasil pemeriksaan juru tulis di mana selanjutnya juru tulis berusaha mengoreksi juru tulis sebelumnya dengan menebak-nebak apa yang seharusnya dikatakan teks itu.

Tetapi yang paling mengkhawatirkan adalah banyak perubahan teks dilakukan karena alasan doktrinal. Seluruh bagian ditambahkan, kata-kata dimodifikasi agar sesuai dengan tujuan gereja yang akan datang, dan semua ini terjadi selagi masih dikaitkan dengan penulis-penulis asli Injil, Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Jenis modifikasi inilah yang menjadi perhatian dan mencemarkan keaslian Alkitab, sehingga tidak mungkin bagi banyak orang untuk melihatnya sebagai Kitab Suci yang ditulis dan dipelihara oleh orang-orang yang diilhami oleh Tuhan.

“Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan.” (Al-Qur’an, Surah Al-Maidah 5:16)

Catatan:
 39 The Jewish War 2.169
 40 The Jewish War 2.167
 41 The Antiquities of the Jews 18:118
 42 The Antiquities of the Jews 18:33-35
 43 The Antiquities of the Jews 20:200.
 44 Eusebius, History of the Church, Buku 2; 23:11
 45 Matius 16:28
 46 Markus 13:1-2
 47 E.P Sanders, The Historical Figure of Jesus (as), p.257.
 48 The Text of the Earliest New Testament Greek Manuscripts, Philip W. Comfort and David P. Barrett. P365
 49 fr. 465 Pf.
 50 Textus Receptus: Dalam bahasa Latin, 'Teks yang Diterima (Received Text)' saat ini adalah nama yang diberikan untuk teks-teks Alkitab yang didasarkan pada terjemahan yang dilakukan oleh Erasmus pada awal abad ke-16. Erasmus memutuskan untuk menyusun Alkitab hanya dengan menggunakan naskah-naskah Yunani sebagai bandingan dari bahasa Latin yang digunakan di seluruh dunia pada saat itu. Dia melakukannya dengan menggunakan dua naskah Yunani abad ke-12. Saat ini, Versi Raja James didasarkan pada Textus Receptus, dan akibatnya dikritik oleh sebagian besar sarjana alkitabiah karena sumber-sumbernya yang usang dan tradisinya yang lemah.
 51 Naskah Kuno Sinaiticus. Mungkin naskah alkitab kuno paling terkenal, Naskah Kuno Sinaiticus (juga dikenal dengan “ א “) adalah naskah paling awal yang memuat seluruh Perjanjian Baru, dengan tambahan dua karya tambahan; Sheppard of Hermes dan Epistle of Barnabas (Surat Barnabas). Ini ditulis dalam teks Yunani Majuscule pada perkamen, dan teks tipe Aleksandria. Ini ditemukan pada akhir abad kesembilan belas oleh seorang sarjana Alkitab Jerman, Constantin von Tischendorf. Sekarang disimpan di British Museum, dan sejak dari awal abad keempat.
 52 Naskah Kuno Alexandrinus. Sebuah naskah yang sangat tua, Naskah Kuno Alexandrinus (juga dikenal dengan “ A “) sejak sekitar abad kelima; banyak seperti di atas yang ditulis dalam bahasa Yunani dan berisi sebagian besar Septuaginta (Perjanjian Lama Yunani) dan Perjanjian Baru. Nama itu berasal dari tempat dimana naskah itu diletakan di Aleksandria. Injil-injil dalam naskah ini adalah dari jenis teks Bizantium, dan sisanya adalah dari jenis teks Aleksandria. Saat ini naskah itu ada di British Museum bersama dengan “ א “.
 53 Naskah Kuno Vaticanus. Mungkin yang penting hanya kedua setelah “ א “, Naskah Kuno Vaticanus (juga dikenal dengan “ B “) sejak dari pertengahan abad keempat. Itu juga ditulis di perkamen seperti “ א “ dan termasuk dalam keluarga yang sama, jenis teks Aleksandria. Ini sebagian besar berisi Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Saat ini naskah tersebut disimpan di Perpustakaan Vatikan.
 54 Naskah Kuno Bezae. Naska Kuno Bezae Cantabrigensis, juga dikenal dengan “ D “, juga merupakan sebuah naskah penting, sejak dari abad kelima. Ini berbeda dengan” א “ dan ” B “,ditulis dalam teks Yunani Majuscule dan Latin pada sisi yang berlawanan pada perkamen. Itu sebagian besar berisi Injil dan undang-undang. Ini adalah teks tipe Barat. Saat ini disimpan di Universitas Cambridge.
 55 Bart Ehrman, kesalahan mengutip Yesus (as), hal.67
 56 P66 adalah naskah Injil Yohanes yang hampir lengkap; itu jauh lebih awal dari “ א “,ke awal abad ke-2, menjadikannya salah satu naskah Perjanjian Baru yang paling awal diketahui. Ini adalah bagian dari koleksi yang dikenal sebagai Papirus Bodmer, dan merupakan jenis teks Aleksandria. Itu ditemukan pada tahun 1952 di dekat Mesir dan saat ini disimpan di Perpustakaan Bodmer di Cologny, Jenewa, di Swiss.
 57 P75 juga merupakan naskah paling awal yang sejak dari awal abad ketiga, dan seperti di atas, ini adalah bagian dari koleksi Papirus Bodmer. Ini berisi setengah dari Injil Lukas dan Yohanes. Sama seperti P66, ini juga merupakan jenis teks Aleksandria. Naskah tersebut saat ini disimpan di Perpustakaan Vatikan di Roma.
58  Bart Ehrman, kesalahan mengutip Yesus (as), hal.65.

Ditulis Oleh: Syed Mashhood Ahmad – UK
Penerjemah: Mansyur Ahmad Yahya, Sulthan Nasir dan Zafrullah,
Editor dan Pengajar: Mln. Dildaar Ahmad Dartono.
JAMAI Darjah Tsalitsah Studi Muwazanah Madzahib (Perbandingan Agama) Tahun ajaran 2020-2021.

No Responses

Tinggalkan Balasan