Pernak Pernik Ibadah di Bulan Suci Ramadhan Selama di Qadian, Gusdaspur, Punjab

Pernak Pernik Ibadah di Bulan Suci Ramadhan Selama di Qadian, Gusdaspur, Punjab
"Shalat menghasilkan Tazkiyah Nafs dan Shaum membentuk Tajalli Qalbu. Tazkiyyah Nafs adalah bahwa kita dijauhkan dari nafsu amarah sedangkan Tajalli Qalbu artinya pintu kasyaf dibukakan untuknya sehingga dia bisa melihat Tuhannya." (Hadhrat Masih Mau'ud as, Malfudhaat)

Masroor Library – Bulan Ramadhan selalu membawa berkah bagi kita umat Islam. Tidak terkecuali di Qadian, Gurdaspur, Punjab (India). Ritme kehidupan berubah drastis. Meninggalkan sifat konsumtif dan hedonis. Kini, nuansa ibadah terasa lebih kental di dalamnya. Ini berbeda dengan sebelas bulan sebelumnya.

Qadian –yang dulu memiliki nama lengkap Islampur Qadhi Majhi– kini berubah sepenuhnya. Meski disana-sini masih terdapat kerbau, namun citra sebagai “daerah Islam” sejak akhir abad 16 sudah berubah. Islam kini bukan satu-satunya agama yang dipeluk disini. Ada Hindu, Sikh, Kristen dan juga agama lainnya.

Namun, harus diakui, saat Ramadhan, Qadian terlihat lebih semarak. Anak-anak, remaja dan orang tua terlihat lebih bergairah dalam beribadah. Masjid-masjid dipenuhi dengan jamaah. Berbagai kegiatan ibadah selama bulan Ramadhan juga dilaksanakan dengan antusias. Lalu seperti apa sebenarnya gebyar ibadah selama Ramadhan di Qadian?

Penetapan Awal Ramadhan

Untuk di India yang tidak memiliki Kementerian atau Departemen Agama, penentuan awal Ramadhan dilakukan oleh Komite Ru’yat dan Hilal ( رویت و ہلال کمیٹی ) Imarat-e-Syar’iyyah, Hind yang berkantor di New Delhi. Ini semacam lembaga keislaman yang dipercaya Pemerintah Pusat India yang mengurusi masalah awal Ramadhan.

Berdasarkan hasil rapat Komite Ru’yat dan Hilal tersebut, awal puasa Ramadhan jatuh pada 17 Mei 2018. Hal itu tertuang dalam edaran yang diterbitkan oleh Imarat-e-Syar’iyyah Hind berikut ini (Lampiran I). Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) India melalui Ketua Umumnya, Noor Shahid telah meminta penulis agar menterjemahkannya dari bahasa Urdu ke bahasa Indonesia.

Adapun bunyi edaran tersebut adalah sebagai berikut:

IMARAT-E-SYAR’IYYAH INDIA
Jalan Bahadur Syah Zhafar 1, New Delhi
INDIA 110002

EDARAN / PRESS RELEASE
HARI INI HILAL BULAN RAMADHAN AL-MUBARAK TELAH NAMPAK
PENGUMUMAN DARI IMARAT-E-SYAR’IYYAH INDIA

New Delhi, 16 Mei

Hari ini baru saja dilaksanakan rapat Komite Ru’ya-Hilal dipimpin Maulana Niyyaz Ahmad Faruqi bakda shalat Maghrib tadi, bertempat di Kantor Pusat Imarat-e-Syar’iyyah India, Jl. Bahadur Syah Zhafar 1, New Delhi.

Bulan telah terlihat. Di Delhi, karena tertutup awan, bulan tidak terlihat. Namun, dari berbagai tempat: Nailor Andarpradesh, Chitrawargha Karnattak dan Tamilnaddu telah diterima secara umum dan meyakinkan, bahwa bulan telah terlihat.

Oleh sebab itu, Komite Ru’ya-Hilal, Imarat-e-Syar’iyyah India mengumumkan bahwa besok tgl. 17 Mei 2018 bertepatan dengan hari Kamis, adalah hari pertama bulan Ramadhan al-Mubarak 1439 H dan sejak malam ini dilaksanakan shalat Tarawih.

Ttd.

Maulana Mu’izzuddin Ahmad
Sekretaris
Komite Ru’ya-Hilal
Imarat-e-Syar’iyyah
INDIA

Sedangkan dari internal Jemaat Ahmadiyah di Bharat (India), Nazharat Ishlah-o-Irshad Markaziyyah Sadr Anjuman Ahmadiyah Qadian telah mengeluarkan edaran yang disebut sebagai “Nuqsyah Sehri-o-Ifthari Ramadhan al-Mubarak 1439 HQ” yang berisi jadwal sahur dan berbuka puasa (Lampiran II).

Puasa Ramadhan

Setelah ada edaran tersebut di atas, puasa Ramadhan di Qadian dilaksanakan pada Kamis, 17 Mei 2018 bertepatan dengan 1 Ramadhan 1439 HQ. Puasa di India terasa lebih panjang, mulai dari pkl. 04.06 hingga pkl. 19.24 IST (Indian Standard Time). Artinya lamanya puasa sekitar 15 jam 18 menit. Ini bisa menjadi panjang lagi karena waktu sahur selalu mundur, sedangkan buka puasa terus maju.

Puasa Ramadhan di Qadian (India) selalu bertepatan dengan musim panas. Ini sesuai dengan arti kata “Ramadhan” ( رمضان ) itu sendiri, yaitu “dua panas”. Yaitu, panas badan kita dan panas cuaca lingkungan. Saat ini panas di India sudah mencapai 52°C. Bisa dibayangkan pengaruhnya bagi mereka yang berpuasa terutama orang asing!

Untuk diketahui, selama bulan Ramadhan, waktu shalat juga mengalami perubahan. Shalat Shubuh dilaksanakan pkl. 04.24 IST, Dhuhur pkl. 13.45 IST, Ashar pkl. 17.00 IST, Maghrib pkl. 19.24 IST dan Isya pkl. 20.45 IST. Semua waktu tersebut tinggal ditambah dengan satu jam setengah bila disesuaikan dengan Waktu Indonesia Barat (Western Indonesian Time, WIT atau WIB).

Shalat Tarawih

Untuk Shalat Tarawih di Qadian dilaksanakan di seluruh masjid yang ada. Di kompleks “Daar el-Masih”, shalat Tarawih dilaksanakan, baik di Masjid Mubarak maupun Masjid Aqsa. Sedangkan diluar itu, ada tujuh masjid lagi yang menyelenggarakannya. Di antaranya di Masjid Al-Nur, Masjid Nasirabad, Masjid Anwar dan lainnya.

Shalat Tarawih dilaksanakan setelah selesai shalat Isya sekitar pkl. 21.00 IST (alias pkl. 22.30 WIB) dan baru rampung sekitar pkl. 22.30 IST (alias pkl. 24.00 WIB). Itu artinya hampir satu jam setengah termasuk shalat Witir.

Adapun yang menjadi imam adalah para hafiz al-Qur’an alumni Madrasah Hifz al-Qur’an Qadian. Untuk di Masjid Mubarak dan Aqsa adalah para dosennya. Sedangkan di Masjid Anwar dan masjid lainnya adalah para siswa yang sudah hafiz (hafal al-Qur’an) atau hampir hafiz. Dalam satu malam mereka menamatkan rata-rata satu juz secara berkesinambungan.

Daras Subuh

Sesuai namanya, Daras Shubuh disampaikan setelah usai shalat Shubuh. Yang menjadi Mudarris (orang yang memberikan daras) adalah para dosen Jamiah Ahmadiyah Qadian. Tiap orang mendapat giliran sedikitnya selama tiga hari. Meskipun hari Jumat, tetap ada daras Shubuh.

Mereka sudah mempersiapkan catatan (notes) yang akan disampaikan sesuai tema yang telah ditentukan oleh pengurus Lokal Anjuman. Mayoritas terkait dengan tema puasa dan Ramadhan. Susunan daras biasanya diawali dengan tilawat ayat al-Qur’an, salam pembuka baru kutipan Hadits dan penjelasan dari Hadhrat Masih Mau’ud as atau para Khulafa.

Daras Alquran

Daras Al-Qur’an dipusatkan di Masjid Mubarak. Untuk di Masjid Aqsa tidak ada daras bakda shalat Ashar ini. Waktu daras sekitar satu setengah hingga dua jam, mulai pkl. 17.15 hingga 18.45 IST.

Petugas daras (Mudarris) bergantian. Tiap orang memiliki spesialisasinya masing-masing. Namun yang jelas, daras disampaikan secara sistematis dan sesuai tema. Kutipan tafsir dari Hadhrat Masih Mau’ud as dan para Khulafa-e-Masih rhm menjadi rujukan utama.

Metode daras ada yang lafziyah, ada pula yang ijtima’iyah. Lafziyah maksudnya disampaikan secara berurutan (kronologis) berdasarkan terjemahan ayat-ayatnya. Sedangkan ijtima’iyah artinya secara global (holistik). Keduanya sangat menarik hati dan menambah wawasan. Yang lebih penting lagi, sangat mengena di hati.

I’ tikaf

Meskipun waktu itu masa i’tikaf masih lama, namun para peserta yang akan i’tikaf tahun ini sudah mulai berdatangan. Ada yang datang dari negara bagian (state) India, ada juga yang dari luar negeri. Di antaranya ada yang dari Uttar Pradesh, Orissa, Kerrala, ada juga yang dari Bhutan, Nepal, bahkan Rabwah.

Untuk menjadi peserta i’tikaf di Qadian memang tidak semudah di Indonesia atau negara lainnya. Disini sudah didaftar, mereka yang sudah dan belum. Boleh jadi, mereka akan bisa i’tikaf di Masjid Aqsa atau Mubarak Qadian lagi setelah beberapa tahun kemudian.

Selain itu, ada juga peserta yang mendapat kompensasi. Artinya, semua biaya ditanggung oleh Jemaat Lokal tertentu. Yang bersangkutan tinggal datang ke Qadian dan ikut i’tikaf. Untuk urusan administrasi dan lainnya sudah diatur oleh pihak terkait.

Taddarus Alquran

Selain hal-hal di atas, membaca al-Qur’an alias tadarus juga rutin dilaksanakan bakda shalat lima waktu. Biasanya usai shalat Dhuhur atau Shubuh, beberapa orang jamaah secara dawam langsung mengambil Kitab Suci al-Qur’an yang telah disediakan khusus di dinding dan membacanya. Puluhan orang melakukan tadarus al-Qur’an secara sirran (pelan).

Bagi beberapa orang tertentu, ada juga yang memanfaatkan waktu bakda shalat dengan mengulang hafalan al-Qur’an. Salah satunya adalah Nazir A’la/Amir Maqami Qadian, Mln. Mohammad In’am Ghauri Sahib yang rutin mengulang hafalan di atas kursi shalatnya.

Demikian sedikit pengalaman selama dua minggu mendapat taufik untuk menunaikan ibadah puasa Ramadhan di Qadian, Gurdaspur, Punjab (India). Semoga bisa meningkatkan keimanan dan ghirah ibadah kita semua. Amin.

Qadian “Daar el-Amaan”, 28 Mei 2018

Disusun oleh:
Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat

No Responses

Tinggalkan Balasan