“Keimanan kita sebagai orang Indonesia terhitung sangat tinggi. Bayangkan, kita tidak tinggal di Jazirah Arabia. Kita belum pernah tatap muka atau berjumpa Rasulullah saw. Bahkan, kita tidak memiliki hubungan darah dengan beliau. Namun, kita sangat beriman kepada beliau sebagai seorang Nabi Agung.”
Masroor Library – Manokwari, Papua Barat – (16/10).Lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an itu menggema di komplek Masjid SMP Negeri 4 Manokwari, Papua Barat, Minggu (16/10) pagi. Sesosok anak kecil tampak melantunkannya dengan tartil secara hafalan. Anak itu tidak lain adalah putra Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Neneng Sriwiyati, S.Pd.I. Guru yang akan pindah ke SMA 1 Subang, Jawa Barat akhir bulan ini juga merupakan Pembina Rohis di SMP Negeri 4 Manokwari tersebut.
Setelah itu trio siswi berjilbab maju ke depan untuk melantunkan shalawat Nabi yang diikuti oleh peserta sambil berdiri. Usai shalawat, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan pun memberikan sambutan mewakili kepala sekolah yang berhalangan hadir. Sedangkan sambutan terakhir disampaikan oleh Pembina Rohis SMP Negeri 4 Manokwari, yang mulai Nopember 2022 akan diganti oleh Ustad Ilyas Wugaje, guru PAI baru asal Suku Kokoda.
Moderator, Nova Patria, S.Pd. kemudian membacakan curriculum vitae Penceramah, yaitu Mubalig Daerah Papua Barat, yang akan memberikan tausiah dalam kesempatan itu. Guru Bahasa Indonesia yang baru delapan bulan mengajar itu ternyata berasal dari Kedawung, Cirebon (Jawa Barat). “Saya adik Kombes Muhammad Rivai Arvan,” kata istri dari Letda Aditya yang bertugas di bagian pembangunan KODAM XVIII/Kasuari itu.
Dalam mukadimah, Mubalig Daerah Papua Barat menyinggung istilah lain dari perayaan semacam ini. Siratun Nabi adalah istilah lainnya yang memiliki perbedaan istilah dengan Maulid. Ternyata, seluruh hadirin belum ada yang mengetahui perbedaannya. “Maulid biasanya dikhususkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad saw. Sedangkan Siratun Nabi, membahas keseluruhan aspek kehidupan beliau saw, mulai dari nubuatan, kelahiran, pengkhidmatan hingga kewafatan,” paparnya.
“Bagaimana respon kita apabila Nabi Muhammad Musthafa Rasulullah saw tiba-tiba hadir di tengah-tengah kita saat ini, detik ini?” pancing Mubalig Daerah Papua Barat sesaat setelah menyampaikan mukadimah. Tampak wajah-wajah hadirin terkesiap sesaat. Nampaknya mereka tidak menduga dan tidak siap akan mendapat pertanyaan seperti itu. Mereka terlihat agak kebingungan.
Namun setelah beberapa saat, beberapa jawaban pun disampaikan oleh siswa laki-laki. Ada yang menjawab, bahwa mereka pastilah sangat kaget, pingsan, tetap asik dengan gajet dan lainnya. Sedangkan dari pihak siswi, ada yang menjawab, bahwa ia akan minta selfi bersama Rasulullah saw. Sontak saja semua hadirin menjadi tertawa bersamaan karena seolah aneh mendengar jawaban tersebut.
Mubalig Daerah Papua Barat yang didaulat mengisi tausiah itu secara mendadak kemudian menguraikan beberapa ciri kecintaan seseorang terhadap orang lainnya. Materi yang bersumber dari tulisan Mln. Rahmat Ali, H.A., O.T. dalam buku “Kebenaran Almasih Akhir Zaman” itu pun diuraikan satu per satu. Tidak lupa, disertai contohnya dalam kehidupan sehari-hari terutama anak sekolah pada masa ini.
Tausiah selama hampir satu jam itupun kemudian diakhiri dan ditutup dengan doa langsung oleh Mubalig Daerah Papua Barat. Acara kemudian dilanjutkan dengan pengumuman lomba memeriahkan acara Maulid Nabi. Ada beberapa perlombaan yang dilaksanakan, di antaranya lomba azan, lomba kaligrafi dan lomba menghias telur. Setelah juri berunding sejenak, hasilnya pun diumumkan kepada hadirin.
Lomba hias telur merupakan salah satu yang unik dalam perayaan Maulid Nabi di SMP Negeri 4 Manokwari. Sebab, dalam perayaan ini mirip dengan perayaan Paskah. Bedanya, pada perayaan Paskah, telur itu sendiri yang dihias sehingga tampak Indah dan berubah tampilannya. Sedangkan dalam lomba hias telur, terkadang bentuk dan tampilan telurnya masih asli. Hanya, telur itu dijadikan seolah buah dari sebatang pohon.
Sekedar diketahui, dari sekitar 500 siswa di SMP Negeri 4 Manokwari, 150 orang di antaranya merupakan siswa Muslim. Meskipun sekolah itu telah dikenal sebagai sekolah khusus OAP yang identik dengan Kristen, namun itu tidak menghalangi yang beragama lain mengungkapkan ekspresi keagamaannya. Terbukti, ada Rohani Islam (Rohis) yang selalu melaksanakan kegiatan keagamaan semisal peringatan hari besar Islam (PHBI).
Mubalig Daerah Papua Barat sendiri didaulat secara mendadak oleh Ustad Ilyas Wugaje, S.Pd.I., guru PAI yang juga akan menjadi Pembina Rohis menggantikan pembina yang sebelumnya. Tanpa persiapan, akhirnya Mubalig Daerah Papua Barat langsung menyatakan siap mengisi acara dikarenakan penceramah yang diagendakan mengisi berhalangan hadir. Saat itu, Mubalig Daerah ke sekolah karena mengantar anak yang akan menghadiri acara Maulid Nabi. Tidak disangka malah didaulat untuk mengisi acaranya. []
Disusun oleh:
Mln. Dr. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat
Related Posts
Pengalaman Bertabligh di Kalangan Sastrawan
Mutasi : Antara Kebutuhan, Penyegaran dan Pengkhidmatan
Mutasi: Momen Mengukur Kuantitas dan Kualitas Rabtah Serta Merekatkan Silaturahmi
Kembali ke Papua Barat Dengan Segudang Pengalaman Berat
Dua Agenda Berdekatan di Bulan Mei Sebagaimana Dikabarkan Dalam Mimpi
No Responses