Empat Orang Bergabung dalam Ahmadiyah di Papua Barat pada Hari Pertama dan Kedua Jalsah

Empat Orang Bergabung dalam Ahmadiyah di Papua Barat pada Hari Pertama dan Kedua Jalsah

“Sebenarnya sudah sejak lama yang bersangkutan ingin menjadi Ahmadi. Namun, karena belum ada kesempatan untuk naik ke Kilo Nol, maka niat itu belum terlaksana juga. Nah, pada kesempatan Jalsah, beliau turut hadir dan langsung menyatakan baiat.”

Masroor Library – Mama Umi (inisial) sudah sejak lama ingin bergabung ke dalam Jemaat Ahmadiyah. Tepatnya sejak anak-anaknya ikut mengaji kepada Mubalig Ahmadiyah, Maulana Hamidin. Sayangnya, hingga saat itu belum ada kesempatan untuk berjumpa dengan Maulana Hamid Sirfefa, Mubalig Lokal Kaimana, Papua Barat.

Hingga pada kesempatan Jalsah Salanah Nasional 2023, Mama Umi pun berkesempatan hadir bersama kedua anaknya. Pada momen itulah, Mama Umi dan kedua anaknya menyatakan bergabung dengan Jemaat, Jumat (6/1) malam.

“Sebenarnya sudah sejak lama yang bersangkutan ingin menjadi Ahmadi. Namun, karena belum ada kesempatan untuk naik ke Kilo Nol, maka niat itu belum terlaksana juga. Nah, pada kesempatan Jalsah, beliau turut hadir dan langsung menyatakan baiat.” info Mubalig Lokal Teluk Arguni, Kaimana Maulana Hamidin.

“Saya tertarik dengan Ahmadiyah dan ingin bergabung ke dalamnya karena beberapa kali ditabligi oleh Pak Mubalig Hamidin dan Nene Moi (Ibu Ratna In Fandi). Apalagi, kedua anak saya selama ini ikut mengaji dengan Pak Mubalig Hamidin,” ujar Mama Umi.

Selain Umi, pada hari kedua Jalsah pun telah baiat pula seorang ibu bermarga Bogra, Sabtu (7/1) sore. Ibu ini berasal dari Suku Irarutu dan merupakan orang pertama yang bergabung dalam Jemaat Ahmadiyah dari marga Bogra. Letjen Hamdan Ali Bogra, mantan Pangdam XVIII/Kasuari Papua Barat pun berasal dari marga ini.

Untuk di Kab. Kaimana, dari 3 suku besar disana (Irarutu, Kuri dan Mairasi) setidaknya telah ada 30 marga lebih yang bergabung ke dalam Jemaat. Marga Sirfefa dan Watora merupakan yang terbanyak. Dari 160 orang, sekitar 5 orang adalah mualaf dari Kristen.

Sesuai kebijakan Panitia Pusat, untuk di Daerah Papua Barat, dibagi lagi menjadi tiga titik. Pertimbangan jarak dan manfaat, merupakan salah satu alasannya. Dengan dibagi menjadi tiga titik, diharapkan target 75 peserta dapat tercapai.

Bila di Wedoni (titik utama) diperkirakan hadir sekitar 30 peserta, di Kota Sorong (15 peserta) dan di Kaimana (30 peserta), maka target 75 orang itu akan dapat diraih. Bahkan, bisa melebihi target bila undangan dari ghair Ahmadi pun jadi hadir.

Ketua Panitia Jalsah Daerah Papua Barat Maulana Ahmad Hayat Heriyanto pun sengaja terbang ke Kab. Kaimana untuk monitor langsung pelaksanaan Jalsah disana. Untuk Penanggungjawab Jalsah yaitu Amir Daerah mengikuti di Kota Sorong, sedangkan Mubalig Daerah Papua Barat sebagai Penasihat mengikuti di titik utama di Wedoni.

Meskipun untuk di Papua Barat anak-anak sekolah sudah mulai masuk sekolah, namun anak-anak Ahmadi itu mengajukan ijin resmi agar dapat menghadiri Jalsah. Ini merupakan salah satu bentuk pengorbanan waktu. []

Disusun oleh:
Mln. Rakeeman R.A.M. Juman
Mubalig Daerah Papua Barat

Tags:

No Responses

Tinggalkan Balasan