Napak Tilas Jejak Dominee Izaac Samuel Kijne di Bukit Aitumieri Wasior Kabupaten Teluk Wondama

Napak Tilas Jejak Dominee Izaac Samuel Kijne di Bukit Aitumieri Wasior Kabupaten Teluk Wondama

“Kota Wasior memiliki posisi yang strategis dalam pendidikan di Tanah Papua. Setelah Pulau Mansinam di Manokwari, Bukit Aitumieri di Kota Wasior adalah cikal-bakal pendidikan modern bagi orang Papua. Disinilah terdapat Batu Peradaban dan Batu Inspirasi dimana Pdt. Izaac Samuel Kijne merumuskan arah pendidikan itu.”

Masroor Library – Bukit Aitumieri di Kota Wasior sangat terkenal bagi orang-orang Papua. Nama bukit ini seolah sejajar dengan nama Pulau Mansinam di Kota Manokwari. Bila Injil untuk pertama kali masuk ke Tanah Papua lewat Pulau Mansinam, maka pendidikan modern dianggap masuk melalui Bukit Aitumieri ini. Itu setelah Pdt. Izaac Samuel Kijne dipindahkan dari Pulau Mansinam ke Wasior, 99 tahun lalu.

Penulis tiba di Kota Wasior pada Rabu (26/10) sekitar pkl. 13:00 WIT. Setelah melakukan penerbangan selama satu jam lamanya, pesawat SusiAir dengan kode SI-9277 itupun mendarat dengan mulus di landasan pacu Bandara Wasior. Perjalanan udara dari Bandara Manokwari melalui rute di atas pesisir pantai dari Pantai Dosa Arfai, Maruni, Tanah Rubuh, Masabui, Wedoni, Oransbari, Ransiki hingga tembus ke Wasior.

Setiba di Wasior, Penulis disambut oleh Ketua Karang Taruna Kab. Teluk Wondama Periode 2021-2025, Tonci Markus Somambui, S.I.P. Pemuda asli Teluk Wondama yang pernah lama tinggal di Jawa itu juga seorang jurnalis yang sebelumnya bekerja di media Jawa Pos milik Dahlan Iskan. Saat ini, Tonci juga masih aktif sebagai anggota PWI dan menjadi wartawan untuk suatu media online di Papua Barat.

“Tadi pagi Ketua Karang Taruna Provinsi Papua Barat menghubungi saya. Menurut Armando, Abang akan kunjungan ke Wasior. Oleh sebab itu, saya diminta untuk mendampingi Abang selama ada disini,” kata pemuda yang juga aktif dalam dunia politik praktis dan saat ini sedang membesarkan sebuah partai baru yang lolos menjadi salah satu kontestan Pemilu 2024 mendatang.

Setelah rehat sejenak, Penulis kemudian diajak melihat-lihat situs Batu Peradaban dan Batu Inspirasi di kawasan Bukit Aitumieri. Karena bertepatan dengan HUT GKI di Tanah Papua yang ke-66, 26 Oktober 2022 ini, lokasi itupun masih dipadati oleh jemaat Kristen yang baru saja melaksanakan ibadah syukur, dihadiri oleh Bupati dan Wakil Bupati.

“Kita akan foto di Batu Peradaban dan Batu Inspirasi. Begitu juga kita akan melihat rumah dan sekolah peninggalan Pdt. Izaac Samuel Kijne di atas Bukit Aitumieri,” kata suami dari seorang perempuan Toraja dan aktif di Gereja Pentakosta di Indonesia (GPdI) Wasior itu. “Dari sana nanti kita bisa melihat Pantai Miei di kejauhan, dimana 99 tahun lalu Kijne mendarat.”

Pendeta tukang atau Dominee Izaac Samuel Kijne merupakan seorang pendeta yang ditabalkan layaknya seorang Nabi bagi bangsa Papua. Bahkan, patungnya kini dibuat di pertigaan Taman Ria, Wosi, Manokwari. Siapapun yang lewat ke arah Bandara atau Arfai atau Wosi, pasti akan melihat sesosok patung perunggu yang sedang menumpangkan tangan dengan lima jari terbuka lebar.

Pendeta Izaac Samuel Kijne dilahirkan pada 1 Mei 1899 di Vlaardingen, Nederland (Belanda). Pada usia 19 tahun berhasil menyelesaikan Acta Onderwijzer untuk menjadi guru. Dua tahun kemudian juga menyelesaikan Acta Hofd van Onderwijzer alias sertifikasi kepala sekolah. Karena ada rencana ditugaskan ke Papua Barat, maka Kijne diminta mengambil Acta Maleis (bahasa Melayu) yang diselesaikannya pada 1921.

Selama hampir dua tahun, Kijne menunggu perjalanan dari Belanda ke Batavia. Namun karena faktor ombak, ia tiba di Batavia beberapa bulan kemudian. Setelah mendapat rekomendasi dari pejabat di Batavia dan Ternate, akhirnya Kijne pun tiba di Pulau Mansinam dan langsung ditugaskan sebagai kepala sekolah pada 1923. Di Pulau Mansinam, Manokwari, sebelumnya Ottow telah mendirikan sekolah.

Selama dua tahun itu Kijne berupaya memperbaiki kualitas pendidikan bagi orang-orang Papua. Hingga akhirnya, untuk pengembangan ke depannya, Kijne pun memindahkan sekolah itu ke Wasior. Setelah dilakukan analisa, Bukit Aitumieri dianggap cocok untuk lokasi pendidikan. Disanalah, dua tahun kemudian, Kijne mendirikan sekolah dan bangunan lainnya untuk menunjang kebutuhan itu. Lokasinya di sebelah sungai yang mengalir ke laut. Di sungai itulah biasanya para siswa mandi sebelum belajar.

Kunjungan Penulis yang bertepatan dengan HUT ke-66 Gereja Kristen Injili di Tanah Papua (GKI TP) dan 99 tahun kedatangan Pdt. Izaac Samuel Kijne ke Wasior memiliki tujuan, agar ke depannya dapat diingat, bahwa Penulis pernah tembus ke Wasior. Sebagai penggiat literasi, Penulis ingin mengetahui tingkat kualitas dan kuantitas literasi di Kab. Teluk Wondama.

Oleh sebab itu, sebagai pintu masuk, Penulis sedang melakukan penjajagan bidang literasi di kabupaten yang berbatasan langsung dengan Provinsi Papua ini. “Disini, belum ada rumah baca, taman baca atau sejenisnya. Kalaupun ada, itu masih berbentuk Pojok Internet yang jumlahnya juga baru satu di Kantor Kelurahan Wasior. Dan, lagi-lagi, itupun belum bisa berjalan dengan baik,” ungkap Ketua Karang Taruna itu.

Bila dapat dikatakan bahwa Dominee Izaac Samuel Kijne merupakan Perintis Calistung di Wasior dan umumnya Tanah Papua. Maka, Kijne juga merupakan Bapak Calistung Modern Tanah Papua. Bahkan, nubuatan (prophecy) atau teofani Kijne kerap disampaikan oleh orang-orang sesudahnya. Oleh sebab itu, menimbang dari sejarah tersebut, Wasior dapat dikatakan juga sebagai Kota Literasi Modern Pertama di Tanah Papua (De eerste moderne alfabetiseringsstad in Papua).

Sebagai gambaran, dilihat dari sarana transportasi, kini Wasior telah semakin mudah untuk dijangkau. Dalam seminggu, ada dua kali penerbangan ke Wasior dari Manokwari atau sebaliknya. Kapal PELNI juga empat kali singgah di Pelabuhan Wasior dalam sebulan. Begitu juga kapal cepat, ada tiga yang melayani rute ini. Bahkan, tahun depan, akan ada tambahan tiga unit bus air yang dapat membawa 50 penumpang dan 10 buah sepeda motor dari Wasior ke Manokwari atau sebaliknya. []

Catatan:

Selesai ditulis di Penginapan Aggris Talaga, Kelurahan Wasior, Distrik Wasior, Kab. Teluk Wondama (Papua Barat) pada Rabu, 26 Oktober 2022 pkl. 21:40 WIT.

Disusun oleh:
Dr. Rakeeman R.A.M. Jumaan
• Ikon Prestasi Pancasila 2021
Katagori Sosial Enterpreneur dan Kemanusiaan
• Penggiat Literasi Rumah Baca “HITI-HITI HALA-HALA” Maluku & Papua Barat

Tags:

No Responses

Tinggalkan Balasan