QARN artinya sebuah tanduk; satu abad; satu keturunan (satu dinasty); satu kurun waktu.
QARNAIN artinya dua tanduk; dua abad; dua dynasty; dua kurun waktu.
DZUL QARNAIN artinya yang mempunyai dua tanduk; yang mempunyai dua abad; yang mempunyai dua dynasty; yang mempunyai dua kekuasaan.
Ibnu Jarir mengatakan:
Kata setengah orang, Dzul Qarnain itu seorang Raja yang memerintah negeri Rum dan Parsi. Kata pihak yang lain, ia disebut Dzul Qarnain karena di kepalanya ada dua pucuk tanduk. Banyak orang mengatakan, Dzul Qarnain itu orang shaleh, luas ilmunya, dan bijaksana. Ia jadi Raja dan jadi Nabi juga. Kata setengah orang lagi, Dzul Qarnain itu adalah seorang Raja yang memerintah Parsi dan Media.
Menurut sejarah Eropa, Dzul Qarnain itu seorang Raja Macedonia di Gerika, yang disebut Alexander The Great.
Setelah Dzul Qarnain mendapat kemenangan dengan menaklukan beberapa kerajaan disekitarnya, lalu beliau meluaskan daerahnya ke sebelah Barat. Disana beliau melihat matahari terbenam dalam air yang berwarna hitam, seperti yang difirmankan Allah swt :
Hingga ketika dia telah sampai di tempat matahari terbenam, dia melihatnya (matahari) terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, (Q 18:86)
Dari ayat ini kita dapat mengetahui, bahwa perjalanan Dzul Qarnain ke sebelah barat itu sampai ke daerah tempat matahari terbenam ke dalam air yang berwarna hitam. Tak akan salah, pasti yang dimaksud ialah Laut Hitam (Black Sea).
Dengan disebutkannya maju ke arah terbenamnya matahari, jelas artinya maju ke barat, dan sampai ke Laut Hitam.
Jelas, bahwa Dzul Qarnain itu bukan Alexander The Great. Sebab Macedonia letaknya di sebelah barat Laut Hitam. Sedangkan menurut ayat Al Quran tadi negara tempat Dzul Qarnain itu letaknya di sebelah timur dari Laut Hitam.
Setelah itu Dzul Qarnain kembali lagi ke timur dan menaklukkan kerajaan-kerajaan di sebelah timur kerajaan beliau. Termaktub di dalam Al Quran:
Hingga ketika dia sampai di tempat terbit matahari (sebelah timur), didapatinya (matahari) bersinar diatas suatu kaum yang tidak Kami buatkan suatu pelindung bagi mereka dari (cahaya matahari) itu (Q 18:90)
Dengan disebutkan maju kesebelah matahari terbit, menunjukan bahwa Dzul Qarnain maju ke sebelah timur. Demikian juga dengan disebutkannya “tidak ada pelindung antara mereka dengan matahari“ menunjukkan kepada kita, bahwa daerah itu adalah daerah yang merupakan dataran yang sangat luas.
Maka yakinlah kita bahwah daerah itu adalah negara Afganistan sebab negara Afganistan memang merupakan daerah yang sangat luas datarannya yang mereka jadikan tempat menggembala domba.
Setelah itu Dzul Qarmain pergi menuju daerah tengah. Yaitu daerah yang terletak di antara yang pernah didatanginya di sebelah barat dan timur.
Difirmankan oleh Allah swt:
Hingga ketika dia sampai di antara dua gunung (Q 18:94)
Disana Dzul Qarnain membuatkan benteng, memenuhi permintaan orang-orang di daerah itu. Hal ini difirmankan Allah swt:
(94) Mereka berkata, “Wahai Zulkarnain! Sungguh, Yakjuj dan Makjuj itu (mahluk) berbuat kerusakan di bumi,maka bolehkah kami membayarmu imbalan agar engku membuat dinding penghalang antara kami dan mereka?”
(95) Dia (Zulkarnain) berkata, “Apa yang telah dianugerahkan Tuhan kepadaku lebih baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku dengan kekuatan, agar aku dapat membuatkan dinding penghalang antara kamu dan mereka,
(96) berilah aku potongan-potongan besi !” Hingga ketika (potongan) besi itu telah (terpasang) sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, dia (zulkarnain) berkata, “Tiuplah (api itu)!” Ketika (besi) itu sudah menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata, “Berilah aku tembaga (yang mrendidih) agar kutuangkan ke atasnya (besi panas itu).”(Q 18:94-96)
Sebelum kita menetapkan siapakah yang disebut Dzul Qarnain itu, baiklah kita selidiki dahulu Raja Persi yang mana yang cocok dengan ciri-ciri yang seperti telah dikemukakan.
Menurut Taurat, tak salah lagi Dzul Qarnain itu ialah Raja yang memerintahkan Parsi dan Media.
Taurat menyatakan:
(2) Aku melihat dalam penglihatan itu, dan sementara aku melihat, aku berada di puri Susan, yang ada di wilayah Elam, dan aku melihat dalam penglihatan itu, bahwa aku sedang di tepi sungai Ulai.
(3) Aku mengangkat mukaku dan melihat, tampak seekor domba jantan berdiri di depan sungai itu; tanduknya dua dan kedua tanduk itu tinggi, tetapi yang satu lebih tinggi dari yang lain, dan yang tinggi itu tumbuh terakhir.
(4) Aku melihat domba jantan itu menanduk ke barat, ke utara dan ke selatan, dan tidak ada seekor binatangpun yang tahan menghadapi dia, dan tidak ada yang dapat membebaskan dari kuasanya; ia berbuat sekehendak hatinya dan membesarkan diri. (Daniel 8:2-4)
Seterusnya di dalam Taurat pasal itu juga tertulis:
(20) Domba jantan yang kaulihat itu, dengan kedua tanduknya, ialah raja-raja orang Media dan Persia. (Daniel 8:20)
Jelas, Dzul Qarnain itu adalah Raja yang memerintah Media dan Parsi. Tinggal kita menyelidiki, Raja Parsi dan Media yang mana yang disebut Dzul Qarnain, sebab Raja Parsi itu bukan hanya seorang.
Lalu kita selidiki lagi, Raja Parsi mana yang selain Raja, sering juga menerima wahyu dan ilham, dan yang termashur dengan ketakwaannya.
Di dalam Taurat tertulis:
(1) Beginilah firman TUHAN: “Inilah firman-Ku kepada orang yang Kuurapi, kepada Koresh yang tangan kanannya Kupegang supaya Aku menundukkan bangsa-bangsa di depannya dan melucuti raja-raja, supaya Aku membuka pintu-pintu di depannya dan supaya pintu-pintu gerbang tidak tinggal tertutup:
(2)Aku sendiri hendak berjalan di depanmu dan hendak meratakan gunung-gunung, hendak memecahkan pintu-pintu tembaga dan hendak mematahkan palang-palang besi.
(3) Aku akan memberikan kepadamu harta benda yang terpendam dan harta kekayaan yang tersembunyi, supaya engkau tahu, bahwa Akulah TUHAN, Allah Israel, yang memanggil engkau dengan namamu.
(4) Oleh karena hamba-Ku Yakub dan Israel, pilihan-Ku, maka Aku memanggil engkau dengan namamu, menggelari engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku.
(5) Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah. Aku telah mempersenjatai engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku,(Yesaya 45:1-5)
Maksud perkataan “diurapi” dalam ayat diatas yaitu di minyaki yang sudah menjadi kebiasaan dilakukan oleh Nabi-Nabi pada zaman dahulu. Pekerjaan seperti itu dalam bahasa Arab dan juga di dalam bahasa Ibrani disebut Masih. Orang yang dikenal pekerjaannya (yang diminyaki) disebut ALMASIH, yang berarti: yang diberkahi.
Perkataan Almasih dalam bahasa Arab dan bahasa Ibrani mengandung arti juga; “Yang suka bepergian” ;Tukang banyak berjalan; Orang yang suka berkelana”.
Maka sekarang dapatlah kita menetapkan:
- Bahwa Raja Koresy adalah Raja yang diberkahi Allah. Dengan sendirinya banyak menerima ilham dan wahyu.
- Bahwa Raja Koresy sering bepergian.
- Bahwa Raja Koresy adalah Raja yang memerintah Parsi dan Media.
Cocok seperti digambarkan oleh Al Quran:
Sungguh, Kami telah memberi kedudukan kepadanya di bumi, dan Kami telah member jalan kepadanya (untuk mencapai) segala sesuatu (Q 18;84).
Dengan demikian, maka kita dapat menetapkan bahwa Dzul Qarnain itu ialah Raja Koresy (Coresy), yang oleh orang Inggris disebut Cyrus.
Koresy atau Cyrus adalah nama prubadiny. Adapun Dzul Qarnain adalah nama julukannya, atau nama gelarnya. Ingat akan ayat ini:
(4) Oleh karena hamba-Ku Yakub dan Israel, pilihan-Ku, maka Aku memanggil engkau dengan namamu, menggelari engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku. (Yesaya 45:4)
Didalam sejarah disebutkan, Koresy itu murid Zartas atau Zoroaster. Disebutkan pula, Koresy itu Raja yang sangat dihormati dan terpuji kebaikannya, sehingga sangat dicinntai oleh rakyatnya, bahkan juga dihormati dan disegani oleh musuh-musuhnya sekalipun. (History of the word jilid 2:596)
Disebutkan juga bahwa Koresy banyak menerima ilham. Diantaranya beliau pernah melihat di dalam suatu ru’ya, seorang keponakannya pergi kearah barat, dan seorang lagi ke Asia. (Historines History of the word jilid 2:596) Nubuatan itu sudah sempurna kejadiaan. Sebab sepeninggal Raja Koresy, beliau digantikan oleh putranya menjadi Raja. Tetapi tidak lama, karena dibunuh orang. Lalu diganti oleh keponakan Raja Koresy, yang bernama Dara (Darius). Raja Darius inilah yang banyak menaklukkan beberapa negara di Eropa dan Asia.
Perihal Raja Koresy banyak menerima Ilham bukan hanya tertulis di dalam History of the word saja, melainkan tertulis juga did a;lam Taurat Kitab Ezra 1:1-3 sebagai berikut:
(1) Pada tahun pertama zaman Koresh, raja negeri Persia, TUHAN menggerakkan hati Koresh, raja Persia itu untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia, sehingga disiarkan di seluruh kerajaan Koresh secara lisan dan tulisan pengumuman ini:
(2) Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda.
(3) Siapa di antara kamu termasuk umat-Nya, Allahnya menyertainya! Biarlah ia berangkat pulang ke Yerusalem, yang terletak di Yehuda, dan mendirikan rumah TUHAN. Allah Israel, yakni Allah yang diam di Yerusalem. (Ezra 1:1-3)
Dari ayat-ayat ini kita dapat mengetahui, bahwa Raja Koresy itu selain diberi kekuasaan kerajaan, diberinya juga ilham, supaya beliau mendapatkan “bait Allah” di Yerusalem.
Di dalam tarikh:
Setelah kerajaan menjadi kuat, pernah diperangi oleh kerajaan-kerajaan yang terletak di sebelah barat (Eropa). Namun beliau selalu menang atas pertolongan Allah. Di Babel, di Griek, demikian juga Asia sampai laut Mamora. (Lihat Yesus Encyclopedia jilid 4:403)
Ada yang mempunyai anggapan bahwa Dzul Qarnain itu adalah Raja Darius. Sebab katanya menurut kenyataan tarikh, Raja Darius itulah yang menakluikan beberapa negara di sebelah barat dan juga sebelah timur. Tegasnya, di Eropa dan Asia.
Padahal sekalipun memang Raja Darius menaklukan beberapa kerajaan Eropa dan Asia, tetapi ada dua ciri yang tidak terdapat pada diri Raja Darius. Yaitu: Pertama, beliau tidak disebut menerima ilham. Kedua, sudah nyata beliau bukan orang yang mendirikan benteng untuk menghalangi gangguan Yajuj dan Majuj.
Maka teranglah bahwa Raja Darius itu bukan Dzul Qarnain, melainkan yang menggantikan dan menyempurnakan kemenangan Dzul Qarnain.
Di dalam tarikh disebutkan tentang adanya sebuah benteng yang disebut “Darban”. Demikian pula di dalam Encyclopedia disebutkan tentang adanya benteng “Darban” itu. Tingginya 29 kaki, tebal 10 kaki. Di dalamnnya ada beberapa pintu besi. Dan bermenarabeberapa buah, untuk mengawasi kedatangan musuh. Panjang benteng itu 50 mil.
Di dalam tarikh disebutkan juga, Raja Darius memerintah dari masyrik hingga maghrib. Maksudnya, dari timur (Asia) hingga ke barat (Eropa). Pada waktu Raja Darius berniat memerangi bangsa Seythans, beliau menggerakan bala tentaranya menuju ke sebelah barat, melalui Gerika di Eropa Timur, dan dari sana baru menyerang bangsa Seythans. Padahal letak kediaman bangsa Seythans itu sebetulnya tidak jauh dari kerajaan Parsi yaitu disebelah utaranya. Untuk menyerang bangsa Seythans, tidak mungkin Raja Darius membawa bala tentaranya ke sebelah barat, kalau tidak ada sebab tertentu. Dan tidak mungkin pula Raja Darius berani meninggalkan negaranya padahal musuhnya itu sangat dekat, jika tidak ada alasan tertentu. Adapun sebab dan alasannya itu tidak lain adalah karena adanya benteng yang menghalangi antara kerajaan Parsi dengan tempat tinggal bangsa Seythans. Oleh karena adanya benteng itu, bukan saja tidak perlu kawatir akan ancaman serangan musuh terhadap negaranya, tetapi juga tidak memungkinkan bagi Raja Darius untuk bisa menyerang langsung ke utara. Maka terpaksa beliau mengambil jalan memutar ke sebelah barat.
Maka makin teranglah kepada kita, bahwa pada masa pemerintahan Raja Darius, benteng itu sudah ada. Hal ini menunjukan kepada kita bahwa benteng itu bukan didirikan oleh Raja Darius, melainkan didirikan oleh Raja sebelumnya, yaitu Raja Koresy.
Jadi, jelaslah bahwa Raja Darius itu bukanlah Dzul Qarnain. Dan tidak ada keraguan lagi bagi kita bahwa DZUL QARNAIN adalah RAJA KORESY.
Sumber: “Sebuah Tinjauan Ash HabulKahfi”
Edit ulang dengan referensi: Al Quran dan terjemahnya Departemen Agama RI th 2004
Al Kitab dengan Kidung Agung Lembaga Alkitab Indonesia th 2005.
No Responses