Terima Kunjungan Kalakbintaljarah | Bawa Hadiah dari Kabintaljarah

Terima Kunjungan Kalakbintaljarah | Bawa Hadiah dari Kabintaljarah
"Biasanya kita, Jemaat, yang membawa buah tangan saat rabtah kepada pihak pejabat. Ini malah kebalikannya, justru orang lain yang membawa hadiah untuk kita. Ini terlihat sepele namun menunjukkan sesuatu yang luar biasa."

Masroor Library – Manokwari, Papua Barat [8/8]. Dua kendaraan roda dua jenis matic itu parkir di depan gerbang Rumah Dinas Mubalig Daerah Papua Barat, Senin (8/8) sore. Dua orang pengendaranya membuka helm masing-masing. Seorang adalah Mayor (Inf.) Anwar Jayadi, S.Ag., seorang lagi adalah anggotanya. Anwar merupakan Kepala Pelaksana Pembinaan Mental dan Sejarah (Kalakbintaljarah) KODAM XVIII/Kasuari, Manokwari, Papua Barat.

“Lagi dimana sekarang, Pak? Kalau sedang di rumah dan berkenan menerima, kami akan silaturahmi ke rumah. Sekitar pukul empat sore saya kesana,” kata pesan instan lewat WhatsApp (WA) yang diterima Mubalig Daerah Papua Barat bakda Dhuhur. Pesan itu berasal dari Mayor (Inf.) Anwar Jayadi, S.Ag. Setelah dijawab, bahwa sedang ada di rumah dan siap menerima, kedua tamu itupun datang ke rumah.

Mayor (Inf.) Anwar Jayadi, S.Ag. merupakan alumnus Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Sulawesi Selatan. Sebelum menjabat Kalakbintaljarah di Bintaljarah KODAM XVIII/Kasuari Manokwari, Papua Barat, dia ditugaskan di Dinas Pembinaan Mental Angkatan Darat (Disbintalad) di Bandung, Jawa Barat. Beberapa kali anggota TNI dengan motto Pinaka Wiratama Saptamarga itu ditugaskan keluar daerah.

Sebelum duduk, Kalakbintaljarah menyerahkan hadiah paket buah-buahan dari Kepala Pembinaan Mental dan Sejarah (Kabintaljarah) KODAM XVIII/Kasuari Kol. (Inf.) Sampang Marulitua Sihotang, S.Si. yang saat itu sedang ada program penanaman jagung di Distrik Warmare bersama Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen. Gabriel Lema, S.Sos.

“Bapak titip salam dan mohon maaf karena tidak sempat datang kesini. Padahal beliau ingin ngobrol banyak lagi.”

Perbincangan selama satu setengah jam itu berlangsung cair. Banyak hal yang dibahas terutama mengenai eksistensi dan sejarah KODAM XVIII/Kasuari, pendekatan kultural kepada masyarakat asli Papua dan tema lainnya. Anggota yang menemani Kalakbintaljarah ternyata pernah ditugaskan di Sorong dan di Ayamaru, Maybrat. Lelaki asal Talake, Waringin, Ambon (Maluku) itu kaget ketika Mubalig Daerah Papua Barat menyebutkan beberapa nama.

“Serka Suwarjono itu angkatan saya. Dia orangnya pendiam dan religius. Kalau Pak Jhon Reawaru, kita memanggilnya mbah Koramil Ayamaru. Sebab dia adalah anggota senior disana yang biasa bergaul dengan orang tua-tua Ayamaru sambil main domino atau kartu,” kata personel TNI yang orang tuanya kemudian hijrah ke Fak Fak tersebut. Saat disebutkan nama Drs. K.H. Mustagfirin, M.Si. di Fak Fak, ternyata dia kenal dan merupakan tetangga di Puncak.

“Saya selalu mendapat ilmu baru bila berkunjung kemari dan bincang dengan tuan rumah. Kabintal juga merasa senang sebab tidak semua orang memiliki wawasan luas seperti Bapak. Bahkan, Kabintal minta saya agar print semua tulisan Bapak mengenai Papua. Beliau sangat menikmati tulisannya,” kata mantan mahasiswa Prof. Dr. H. Basri Modding tersebut.

“Benar, saya merasa menemukan ilmu baru. Padahal saat ditugaskan di Ayamaru, Maybrat, saya biasa melihat rumah HPB itu. Tetapi baru disinilah mengetahui sejarah sebenarnya mengenai rumah HPB dan singkatannya. Memang, kita perlu sumber yang menguasai ilmunya,” kata La Ode Saleh yang ternyata biasa nongkrong di depan Komplek Perumahan Arfai Indah Permai tersebut.

Kalakbintaljarah pun –sesuai titipan Kabintaljarah– meminta Mubalig Daerah Papua Barat agar berkenan menulis sebuah artikel untuk menyambut HUT Kemerdekaan RI ke-77 nanti. Permohonan itu direspon oleh Mubalig Daerah Papua Barat dengan akan menulis artikel berjudul Nasionalisme dari Timur Indonesia.

“Sebab, di Papua Barat ini ada legenda bahwa Bung Karno Sang Proklamator Indonesia pernah berada di Babo (Teluk Bintuni) dan di Ayamaru (Maybrat).”

Selama perbincangan sekitar satu jam setengah itu, Kalakbintaljarah sambil melihat-lihat buku yang ada di rak buku di ruang tamu. Pandangannya tidak lepas dari foto dan surat Hadhrat Khakifatul Masih V atba yang difigura dan ditempel di dinding. Tiga foto Hudhur dengan pakaian yang berbeda menjadi perhatiannya. Begitu juga La Ode Saleh, beberapa kali memandang foto Hadhrat Masih Mau’ud as dan para Khalifahnya.

Sekitar pukul 16:30 WIT, kedua tetamu itu berpamitan. Hujan rintik-rintik mulai membasahi kawasan Perumahan Arfai Indah Permai. Mubalig Daerah Papua Barat mengantar hingga ke depan gerbang.

“Nanti Kabintal Kol. Sampang akan ngobrol dengan Bapak di warung kopi supaya lebih santai lagi mendengarkan ilmu dari Bapak sambil ngopi-ngopi,” kata Mayor Anwar sebelum meninggalkan Rumah Dinas Mubalig Daerah Papua Barat. []

Disusun oleh:
Mln. Dr. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat

Tags:

No Responses

Tinggalkan Balasan