Ijtima Ansharullah Hari Ketiga Sambut Seruan Panitia Ijtima Pusat

Ijtima Ansharullah Hari Ketiga Sambut Seruan Panitia Ijtima Pusat
"Dengan ketaatan dan upaya sungguh-sungguh menyambut seruan Pusat, maka berkat akan mengalir. Bila berkat mengalir, artinya tidak akan ada kesulitan yang dialami meskipun secara manusiawi awalnya itu dianggap sebagai suatu hambatan. Semuanya akan berjalan lancar dan mengalir apa adanya."

Masroor Library – Manokwari Selatan, Papua Barat [21/8]. DUA jam sebelum shalat Tahajud dilaksanakan, Panitia Dokumentasi telah berhasil menyelesaikan pembuatan video klip dokumentasi kegiatan Ijtima Nasional dan RUW MC Ansharullah Manokwari, Papua Barat, Ahad (21/8) pkl. 02:00 WIT. Sesaat kemudian file itupun dikirimkan melalui tautan Google Drive yang telah diberikan oleh Panitia Pusat.

Shalat Tahajud diimami oleh Mln. Ahmad Hayat Heriyanto, Mubalig Lokal JAI Kota Sorong. Hampir 30 menit lamanya shalat dilaksanakan sebelum azan Shubuh berkumandang memecah keheningan dinihari di kawasan pemukiman Jemaat di Kampung Wedoni. Mubalig Lokal JAI Manokwari Selatan –yang juga membina JAI Manokwari– kemudian mengimami shalat Shubuh.

“Apakah ada yang tahu, kapan Majlis Ansharullah didirikan?” tanya Mubalig Daerah Papua Barat saat memberikan Daras Shubuh pada hari ketiga Ijtima tersebut. “Untuk mengingatnya, kaitkan dengan usia awal Ansharullah saja, yaitu 40 tahun. Artinya, Hadhrat Khalifatul Masih II r.a. mendirikan Majlis Ansharullah pada 1940. Tepatnya, 26 Juli 1940.”

Dalam daras tersebut, Mubalig Daerah Papua Barat –yang sebelumnya pernah ditugaskan sebagai Mubalig Daerah Maluku itu– menggamit perhatian peserta dan hadirin khususnya Ansharullah agar sekuat tenaga melaksanakan Janji Ansharullah. “Ansharullah menjadi ujung tombak kemajuan Jemaat. Bila Ansharnya bergerak dan aktif, maka dapat dipastikan, LI, Khudam, Athfal dan Nashirat pun akan ikut aktif.”

Sambil menunggu acara Penutupan, panitia perlombaan pun mempersiapkan hadiah untuk juara perlombaan dan pertandingan. Tepat pkl. 11:30 WIT, seluruh peserta berkumpul kembali di rumah anggota yang memiliki titik sinyal. Pembagian hadiah pun dilakukan sambil menunggu terhubung dengan Pusat.

Namun sayangnya, hingga lewat waktu 10 menit, Zoom disini belum tersambung juga. Beberapa kali waktu bergabung menjadi habis. Kondisi sinyal kelihatannya sedang tidak stabil. Setiap orang mencoba dengan gawainya masing-masing. Namun, tetap belum tersambung juga. Kelihatannya, angin kencang yang menjadi penyebabnya.

Dengan sabar, seluruh peserta menunggu aplikasi tersambung dengan Panitia Pusat. Ketika waktu menunjukkan pkl. 12:10 WIT, barulah bisa terhubung. Saat itu, layar Zoom sedang menayangkan video kegiatan Ijtima dari Wilayah lain. Setelah beberapa wilayah usai ditayangkan, muncullah tayangan video dokumentasi Ijtima Daerah Papua Barat.

Sontak saja, semua peserta di lokasi acara Penutupan itu menjadi antusias. Ternyata, video berdurasi sekitar dua menit itu ditayangkan secara utuh. Ada perasaan haru campur bahagia, meskipun ada kendala sinyal, namun segala sesuatunya bisa dipersiapkan dengan baik. Sampai saat itu, pertolongan Tuhan tetap menyertai acara Ijtima Ansharullah perdana di Papua Barat ini.

Pertolongan Tuhan juga nampak ketika –atas keinginan Panitia Pusat untuk menghadirkan anggota Ahmadi asli Papua dan orang Papua sekitar– dapat melaksanakan hal itu. Bahkan, yang rencananya hanya menghadirkan lima orang asli Papua saja, ternyata bisa hingga tiga kali lipatnya. Termasuk Kepala Suku dan Kepala Kampung yang asli orang Papua beserta keluarga mereka hadir ke lokasi acara.

Setelah acara Penutupan usai, peserta pun kemudian santap siang. Tim Konsumsi yang dipimpin oleh Ketua LI Manokwari Selatan pun menyiapkan tumpeng nasi kuning pada santap siang terakhir itu. Ini sebagai ungkapan rasa syukur bagi semuanya: Kemerdekaan, Ijtima dan Tuan Rumah. Mubalig Daerah Papua Barat kemudian memotong tumpeng tersebut.

“Kita anggap, tumpeng ini juga sebagai bentuk syukur dari yaum-e-milad Abah Oji Setyawan. Sebab, Abah Oji lahir pada 19 Agustus lalu bertepatan dengan Pembukaan Ijtima, dan kini berusia 77 tahun lewat dua hari. Artinya, beliau lebih muda dua hari dari Hari Kemerdekaan RI,” papar Mubalig Daerah Papua Barat yang terlihat cukup mengagetkan peserta karena mengetahui tanggal lahir salah seorang anggota Ansharullah tertua tersebut.

Karena ada peserta yang akan langsung kembali setelah Penutupan, maka shalat Dhuhur pun dijamak dengan Ashar. Rencananya Mubalig Daerah Papua Barat akan kembali lebih awal dibanding peserta lainnya. Namun, karena mobil angkutan agak sulit bila sudah sore, maka akan ikut dengan motor salah seorang peserta yang juga Ketua JAI Manokwari dan anaknya yang masih Athfal.

Karena kapasitas berat dan tempat motor itu terbatas, maka barang-barang lainnya yang diberi anggota sementara ditinggal dulu dan akan dibawa oleh rombongan peserta lainnya, Senin (22/8) pagi. Motor itu pun meluncur meninggalkan Kampung Wedoni kembali ke Kota Manokwari. Membawa tiga orang, terlihat motor itu menjadi tidak stabil.

Tags: ,

No Responses

Tinggalkan Balasan