Masroor Library – Ruang tengah Rumah Missi Mubaligh Daerah Papua Barat di Arfai, Anday, Manokwari itu dipadati anggota Nashirat, Athfal dan Khudam, Sabtu (22/8) malam. Sesuai hasil keputusan Rapat Majlis Amilah JAI Manokwari, malam itu akan dilaksanakan acara gabungan Malam Pelajar dan Pra-Madrasah antara Manokwari dengan Manokwari Selatan.
Pembukaan acara dilaksanakan bakda Shalat Maghrib jamak Isya dan santap malam pukul19.38 WIT. Tilawat Ayat-ayat Suci Alquran dibacakan oleh Sdr. Mahmud Ahmad, khudam dari Manokwari Selatan asal Wedoni. Untuk nazm, dua bersaudara Tova-Yafa membawakan nazm Din-e-Ahmad. Janji Khudam dibacakan oleh Sdr. Mahmud Ahmad, Janji Athfal oleh Ananda Nadzir Ahmad dan Janji Nashirat oleh Ananda Nabila Vanessa Umella.
Kata sambutan, mewakili Ketua dan Sekr. Ta’lim, disampaikan oleh Sekr. Khas Bapak La Abidin.
“Semoga kegiatan ini bisa berlangsung hingga kedepannya. Acaranya akan dilaksanakan bergantian di Arfai,, Amban atau Wedoni. Semoga anak-anak tetap semangat dalam menuntut ilmu,” kata Ketua DPW Papua Barat tersebut.
Materi Malam Pelajar perdana itu diisi dengan Pengenalan Rukun Iman dan Rukun Islam, diambil dari buku “Islam ki Pehli Kitab” (bahasa Urdu) karya Couhdhry Muhammad Syarif Shahib yang diterbitkan oleh Nazarat Nasyr-o-Isyaat Sadr Anjuman Ahmadiyah, Qadian, 2016. Ini dirasa penting didahulukan karena menjadi dasar dari seluruh materi berikutnya.
Acara Malam Pelajar diakhiri tepat pukul 21.00 WIT. Para peserta kemudian dipersilakan istirahat karena besok pagi ada agenda Shalat Tahajud Berjamaah. Shalat Tahajud dimulai pukul 04.15 WIT pada Minggu (23/8) pagi itu. Seluruh peserta tepat waktu mengikutinya. Shalat Shubuh dan Daras Alquran pun disampaikan. Setelah itu peserta mengaji bersama ayat 1-17 Qs. Al-Baqarah.
Sesuai jadwal, pukul 06.00 WIT peserta sudah bersiap untuk olahraga dan jalan santai. Hujan turun mendadak beberapa saat lamanya. Setelah berganti pakaian olahraga, dan dirasa hujan sudah reda, mereka melihat pantai di dekat rumah. Lalu rombongan bergerak ke arah jalan raya. Akhirnya diputuskan mengunjungi Pantai Dosa di Arfai.
Saat kembali ke rumah missi lagi, di tengah jalan hujan turun dengan lebatnya. Untungnya, jarak sudah dekat. Di ruko pinggir jalan raya yang di atas rumah missi, rombongan pun berteduh. Hujan semakin bertambah lebat. Air mulai menggenangi jalan raya dan bermuncratan ketika dilalui roda kendaraan yang melintas.
Dengan dua buah payung yang dibawakan dari rumah missi, akhirnya semuanya bisa kembali ke rumah missi. Tentu saja, pakaian sudah basah-kuyup karena kehujanan saat perjalanan tadi. Udara dingin terasa mencucuk tulang. Beberapa anak tampak mulai menggigil kedinginan.
Sarapan pagi berupa nasi goreng, telur dadar dan acar ternyata sudah disiapkan. Sementara sebagian mandi pagi, sebagian lainnya langsung sarapan pagi. Tempat untuk acara pun dibersihkan kembali. Pra-Madrasah dilaksanakan pukul 09.30 WIT hingga pukul 10.30 WIT alias mundur setengah jam dari waktu yang telah dijadwalkan.
Materi selama satu jam itu sengaja diisi dengan Sejarah Islam dan Ahmadiyah. Ini untuk membuka kembali wawasan mengenai Keislaman dan Kejemaatan. Terutama terkait dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa Nabi Muhammad saw dan Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as. Ternyata, bukan hanya terkait Sejarah Islam dan Ahmadiyah saja, peserta juga ada yang menanyakan Sejarah Injil di Pulau Mansinam.
Akhirnya pengajar yang adalah Mubaligh Daerah Papua Barat kemudian menyampaikan terkait sejarah Pulau Mansinam awal yang lokasinya di Pantai Dosa yang baru saja dikunjungi pagi tadi.
“Sedangkan Pulau Mansinam yang sekarang, nama aslinya adalah Mansbari,” tutur Mubalig Daerah Papua Barat.
“Mansinam lama telah tenggelam karena abrasi dan tidak bisa ditempati kembali. Oleh sebab itu disebut sebagai Mansinam Bemuk.”
Tepat pukul 10:30 WIT, Pra-Madrasah diakhiri dengan doa penutup. Peserta yang dari Wedoni, Manokwari Selatan akan kembali langsung setelah usai acara. Dengan dua sepeda motor, ketiganya beriringan meninggalkan rumah missi. Seperti saat datang, kali ini pun diperlukan waktu sekitar satu jam lebih untuk bisa sampai ke Wedoni dari Arfai. []
Disusun oleh:
Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat
Related Posts
Mahasiswa Jamiah Ahmadiyah Indonesia Adakan Kunjungan Akademik Mengenal Kristologi
Ahmadiyah Turut Serta dalam Festival Toleransi 2024
Jemaat Ahmadiyah Indonesia Adakan Acara Saresehan Wawasan Kebangsaan
Pasir Luhur Alias Baturraden | Lokasi Perjuangan Putra Prabu Siliwangi dalam Mencari Calon Permaisuri
MKAI Jabar 2 Meraih Piala Bergilir di Ijtima ASEAN 2024
No Responses