Natal Dan Asal Usulnya

Natal Dan Asal Usulnya

Pengertian Natal

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti Natal adalah: natal n 1 mengenai kelahiran seseorang; 2 mengenai kelahiran Isa Almasih (Yesus Kristus). Sedangkan menurut wikipedia Indonesia Natal adalah (dari bahasa Portugis yang berarti kelahiran) adalah hari raya umat Kristen yang diperingati setiap tahun oleh umat Kristiani pada tanggal 25 Desember untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Natal dirayakan dalam kebaktian malam pada tanggal 24 Desember; dan kebaktian pagi tanggal 25 Desember (https://id[dot]wikipedia[dot]org/wiki/Natal). Jadi bisa disimpulkan bahwa Natal ada dua makna yaitu tentang kelahiran seseorang dan tentang kelahiran Yesus Kritus.

Asal Usul Natal

Natal yang dirayakan tanggal 25 Desember adalah upacara yang dilakukan umat Kristen untuk memperingati hari kelahiran Yesus – yang mereka anggap sebagai Tuhan – (Yesus).

Dalam Al Quran sudah sangat jelas bahwa barang siapa berkenyakinan bahwa Tuhan itu lebih dari satu, Tuhan itu mempunyai anak dan Isa Al Masih itu anaknya, maka orang itu kafir dan musyrik, berdasarkan atas :

Artinya:

Sesungguhnya ingkarlah orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah itu adalah Al Masih ibnu Maryam,” padahal Al Masih berkata, “Hai Bani Israil, beribadahlah kepada Allah, Tuhan-ku dan Tuhan-mu.” Sesungguhnya, barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka sesungguhnya Allah mengharamkan surga baginya dan tempat tinggalnya ialah Api. Dan tak ada bagi orang-orang zalim seorang penolong pun. (Al Maidah : 73)

Peringatan Natal baru tercetus antara tahun 325 – 354 M oleh Paus Liberius, yang ditetapkan tanggal 25 Desember, sekaligus menjadi momentum penyembahan Dewa Matahari, yang kadang juga diperingati pada tanggal 6 Januari, 18 Oktober, 28 April atau 18 Mei. Oleh Kaisar Konstantin, tanggal 25 Desember tersebut akhirnya disahkan sebagai kelahiran Yesus (Natal).

Perintah untuk menyelenggarakan peringatan Natal tidak ada dalam Bibel dan Yesus tidak pernah memberikan contoh ataupun memerintahkan pada muridnya untuk menyelenggarakan peringatan kelahirannya.

Perayaan Natal baru masuk dalam ajaran Kristen Katolik pada abad ke 4 M. Dan peringatan inipun berasal dari upacara adat masyarakat penyembah berhala. Dimana kita ketahui bahwa abad ke-1 sampai abad ke-4 M dunia masih dikuasai oleh imperium Romawi yang paganis politheisme.

Ketika Konstantin dan rakyat Romawi menjadi penganut agama Katholik, mereka tidak mampu meninggalkan adat/budaya pagannya, apalagi terhadap pesta rakyat untuk memperingati hari Sunday (sun = matahari; day = hari) yaitu kelahiran Dewa Matahari tanggal 25 Desember.

Maka supaya agama Katholik bisa diterima dalam kehidupan masyarakat Romawi diadakanlah sinkretisme (perpaduan agama-budaya/penyembahan berhala), dengan cara menyatukan perayaan kelahiran Sun of God (Dewa Matahari) dengan kelahiran Son of God (Anak Tuhan = Yesus).

Maka pada Konsili tahun 325, Konstantin memutuskan dan menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus. Juga diputuskan:

1. Hari Minggu (Sunday = hari matahari) dijadikan pengganti hari Sabat yang menurut hitungan jatuh pada Sabtu.
2. Lambang dewa matahari yaitu sinar yang bersilang dijadikan lambang Kristen.
3. Membuat patung-patung Yesus, untuk menggantikan patung Dewa Matahari.

Sesudah Kaisar Konstantin memeluk agama Katolik pada abad ke-4 Masehi, maka rakyat pun beramai-ramai ikut memeluk agama Katholik. Inilah prestasi gemilang hasil proses sinkretisme Kristen oleh Kaisar Konstantin dengan agama paganisme politheisme nenek moyang.

Cikal Bakal Perayaan 25 Desember

Bila ditelusuri mulai dari ayat-ayat Bible sampai pada sejarah kepercayaan bangsa Babilonia Kuno, akan ditemukan bahwa ajaran-ajaran tersebut ternyata berasal dari kepercayaan berhala
yang dianut oleh masyarakat Babilonia dibawah Raja Namruj, dimana pada jaman ini Nabi IbrahimAS terlahir.

Namruj cucu Ham, anak Nabi NuhAS adalah pendiri system kehidupan masyarakat Babilonia. Sejak itulah terdapat dasar-dasar pemerintahan dan Negara serta sistim ekonomi dengan cara bersaing untuk memperoleh keuntungan. Namruj inilah yang mendirikan menara Babel, Babilonia, Niniweh, dan kota-kota lainnya. Dia pula yang membangun kerajaan yang pertama di dunia. Kata Namruj (Nimrod) berasal dari kata Hebrew (Ibrani) berasal dari kata “Marad” yang artinya dia membangkang atau murtad.

Dari catatan-catatan kuno diketahui bahwa Raja Namruj yang mengawali pemurtadan terhadap Tuhan dan menjadi biang manusia pembangkang di dunia sampai saat ini. Jumlah kejahatan sangat banyak diantaranya, beliau mengawini ibu kandungnya sendiri bernama Semiramis.

Setelah Namruj meninggal dunia, ibu yang juga sebagai istrinya menyebarkan ajaran bahwa roh Namruj tetap hidup selamanya walau jasadnya telah mati. Dia membuktikan ajarannya dengan adanya pohon Evergreen yang tumbuh dari sebatang kayu mati. Yang ditafsirkan Semiramis sebagai bukti kehidupan baru bagi Namruj yang sudah mati. Untuk mengenang hari lahirnya, Namruj selalu hadir di pohon Evergreen dan meninggalkan bingkisan yang digantungkan pada ranting-ranting pohon-pohon itu. Tanggal 25 Desember itulah hari kelahiran Namruj. Dari situlah asal-usul natal dan pohon natal yang notabene diadopsi dari kisah Namruj tersebut.

Melalui pengaruh dan pemujaan kepada Namruj, Semiramis dianggap sebagai “Ratu Langit” oleh Rakyat Babilonia. Dengan berbagai julukan akhirnya Namruj dianggap dan dipuja sebagai “Anak Suci dari Surga”. Melalui perjalanan sejarah dan pergantian generasi dari masa ke masa dari satu bangsa ke bangsa lainya, penyembahan berhala versi Babilonia ini berubah menjadi Mesiah palsu yang berupa Dewa Baal, anak Dewa Matahari.

Dalam system kepercayaan ini, ibu dan anak menjadi objek penyembahan. Ajaran penyembahan ibu dan anak ini menyebar luas sampai ke luar Babilonia dengan bentuk dan yang berbeda-beda, sesuai dengan bahasa dimana negara-negara ditempati. Di Mesir dewa-dewa itu bernama Isis dan Osiris, di Asia bernama Cybele dan Deoius, dalam agama pagan Romawi disebut Fortuna dan Yupiter, bahkan di Yunani, Jepang, Cina Tibet, bisa ditemukan adat pemujaan terhadap dewi Madonna jauh sebelum Yesus lahir.

Sampai pada abad ke 4 M dan 5 M ketika dunia pagan Romawi menerima agama Kristen dengan membawa adat kepercayaan Dewi Madonna. Ibu dan anak juga menjadi popular terutama lagu-lagu atau himne Silent Night atau Holy Night yang sangat akrab dengan tema pemujaan ibu dan anak.

Natal adalah acara ritual yang berasal dari masa Babilonia Kuno yang belum mengenal agama yang benar. Tradisi ini diwariskan puluhan abad yang lampau sampai pada abad sekarang. Dengan demikian sudah jelas bahwa 25 Desember bukanlah hari kelairan Yesus. Para murid Yesus dan orang-orang Kristen pada abad pertama tidak pernah menyelenggarakan Natal meskipun hanya sekal. Tidak ada ajaran atau perintah perayaan Natal dalam Bible.

Kapan waktu kelahiran Yesus ?

Sebagaimana tampak dalam Injil, tiada terdapat kamar di rumah penginapan tempat Nabi IsaAS dilahirkan di kota Betlehem. Yusuf dan Siti Maryam terpaksa tinggal di padang terbuka. Siti Maryam berlindung dibawah sebatang pohon kurma untuk beristirahat dibawah naungannya. Boleh jadi juga untuk mendapat tempat bersandar disaat mengalami penderitaan waktu melahirkan.

Artinya:

Maka datang kepadanya rasa sakit melahirkan dan memaksanya pergi ke sebatang pohon kurma. ia berkata, “Alangkah baiknya jika aku mati sebelum ini dan aku menjadi sesutu yang dilupakan sama sekali!” (Maryam : 24)

Kemudian dalam ayat selanjutnya,

Artinya:

Maka ia, malaikat, berseru kepadanya dari arah bawah dia, “Janganlah engkau bersedih hati. Sesungguhnya Tuhan engkau telah membuat mata air di arah bawah engkau; (Maryam : 25)

Oleh karena kata That pada ayat di atas adalah lereng gunung, maka ayat tersebut menunjukan bahwa suara itu datang kepada Siti Maryam dari sisi lereng gunung.

Sebenarnya Betlehem terletak diatas sebuah bukit padas yang tingginya 2.350 kaki dari permukaan laut dan dikelilingi oleh lembah-lembah yang sangat subur. Pada bukit padas itu terdapat mata air yang salah satunya yang terkenal bernama “Mata Air Sulaiman”. Mata air lainnya terletak kira-kira 800 yard (1 Yard = 91,44 cm) disebelah tenggara kota itu. Keperluan akan air bagi kota Betlehem, dilayani oleh beberapa sumber.

Lagi pula kenyataan bahwa Siti Maryam telah dibimbing ke suatu mata air, untuk minum dan membasuh dirinya. Hal ini mengisyaratkan kelahiran Nabi IsaAS telah terjadi bukan pada bulan Desember. Sebab Siti Maryam tidak mungkin membasuh dirinya di tempat terbuka dalam cuaca Yudea sedingin es di bulan Desember.
Artinya:

“Dan goyangkanlah ke arah engkau pelepah batang kurma itu; ia akan menjatuhkan atas engkau buah kurma yang matang lagi segar, (Maryam : 26)

Dari ayat ini nampak pula bahwa ketika Siti Maryam melahirkan beliau berbaring pada suatu tempat terlindung yang terletak dibagian atas gunung, sedang pohon kurma berada ditempat yang landai. Dan oleh karena itu Siti Maryam dengan mudah dapat mencapai batangnya dan menggoncangkannya.

Dan bahwa di Betlehem banyak terdapat pohon kurma yang tumbuh seperti dikisahkan dalam Bible dan A Dictionary of Bible oleh Dr.Jhon D.Davis DD.

Keturunan Hobab, ipar Musa, orang Keni itu maju bersama-sama dengan Bani Yehuda dari Kota Pohon Kurma (Hakim-Hakim1:16)

Ungkapan atau julukan kota Pohon Kurma menandakan bahwa Betlehem terdapat banyak ditumbuhi pohon-pohon kurma, sehingga julukan kota Pohon Kurma melekat pada Betlehem.

Ungkapan-ungkapan demikianpun masih melekat dan dipakai pada jaman sekarang. Sebagai contoh Bogor kota Hujan, Bandung kota Kembang, Sampit Kota Mentaya dan lain-lain.

Waktu Kelahiran

Telah diterangkan diatas bahwa kelahiran Nab IsaAS terjadi pada musim ketika pohon kurma di Yudea sedang lebat dengan buah-buah segar (QS Maryam : 26). Musim ini jelas bertepatan pada bulan-bulan Agustus – September. Sewaktu menulis mengenai kelahiran Nabi IsaAS, Lukas berkata dalam Injil.

Maka dijajahan itupun ada beberapa orang gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan binatangnya pada waktu malam. (Lukas 2:8)

Alkitab melaporkan bahwa para gembala sedang berada di padang menjaga kawanan mereka pada malam kelahiran Yesus. Malah, penulis Alkitab Lukas menunjukkan bahwa pada waktu itu, gembala-gembala tinggal di tempat terbuka dan sedang menjalankan giliran jaga atas kawanan mereka pada waktu malam di dekat Betlehem (Lukas 2:8-12). Perhatikan bahwa gembala-gembala itu bahkan tinggal di luar, bukan sekadar berjalan-jalan pada siang hari. Mereka ada di padang bersama kawanan mereka pada malam hari.

Menafsirkan ayat tersebut diatas Uskup Barns dalam bukunya “The Rise of Christianity” berkata:

Lagi pula tiada dalil untuk mempercayai bahwa 25 Desember itu hari kelahiran Isa yang sebenarny. Jika kirta menaruh kepercayaan sedikit saja pada kelahiran (Isa) denga gembala-gembala berjaga-jaga pada malam hari di padang rumput Betlehem seperti dikisahkan oleh Lukas, maka kelahiran Isa tidak terjadi pada musim dingin (25 Desember). Ketika suhu didaerah pegunungan Yudea waktu malam begitu rendah, sehingga adanya salju bukan sesuatu hal yang luar biasa. Sesudah diadakan banyak perdebatan rupanya natal telah ditetapkan pada kira kira 300 M.

Pandangan Uskup Barns itu juga didukung oleh Encyclopedia Britannica dan Chambers Encyclopedia.

Hari dan tahun yang tepat mengenai kelahiran Isa tidak pernah mendapat ketetapan yang memuasakan, tapi bapak-bapak Gerejawan pada tahun 340 M memutuskan tanggal untuk merayakan peristiwa itu, mereka dengan bijaksana memilih hari “Balik Matahari” (Solstice) dimusim dingin yang tertanam dengan kuat dalam hati rakyat an yang merupakan pesta mereka terpenting. Oleh adanya perubahan-perubahan dalam kalender-kalender buatan manusia, hari balik matahari dan hari Natal hanya berselisih beberapa hari saja. (Enc Brit 15 th edition vol 15 pp 642 dan 612)

Hari balik matahari dimusim dingin dianggap sebagai hari kalahiran Matahariu, dan di Roma 25 Desember dianggap sebagai suatu pesta orang-orang musrik memperingati Solstice. Gereja yang tidak dapat menghapuskan pesta rakyat ini member rona ruhani sebagai hari kelahiran Matahari (Ch Enc)

Pernyataan-pernyatan kedua Encyclopedia diatas selanjutnya didukung juga oleh Peake dalam bukunya:

Musim (kelahiran Nabi Isa AS) itu jatuh bukan pada bulan Desember. Hari Natal Kita merupakan tradisi agak kemudian yang mula pertama terdapat di barat (commentary on Bible hal 727)

Dr. Jhon D. Davis dalam bukunya Dictionary on The Bible dibwah kata year menulis bahwa, kurma menjadi matang dalam bulan Elul (bulan pada penanggalan Yahudi berjumlah 29 hari Agustus-September) dan dalam Commentary on the Bible hal 117, kita dapati bahwa bulan Elul bertepatan pada bulan-bulan Agustus dan September. Lebih jauh Dr Peake menyatakan Y Stewart dalam bukunya When Did One Lord Actually Live ? Dengan membuktikan dari prasasti (Penulisan) disebuah gereja di Angora yang menyebutkan cerita Injil sampai Tiongkok pada tahun 25-28 M menetapkan, kelahiran Yesus pada tahun 8 SM (bulan September Oktober). Dan menetapkan peristiwa penyaliban pada hari rabu tahun 24 M.

Dari keterangan keterangan tersebut, telah mendukung bahwa kenyataan ini nampak jelas bahwa Nabi IsaAS dilahirkan dalam penanggalan Yahudi bulan Elul. Bertepatan pada bulan-bulan Agustus September ketika buah kurma sedang matang di Yudea.

Pada hakikatnya, segala kesukaran untuk menentukan kelahiran Nabi IsaAS nampaknya telah timbul oleh karena kebingungan mengenai tanggal kehamilan Siti Maryam. Nampaknya Siti Maryam telah menjadi hamil di bulan Nopember atau Desember dan bukan di bulan Maret Atau April seperti dipercaya oleh ahli sejarah kaum Gereja. Apabila kandungan Siti Maryam menjadi terlalu nyata sehingga tidak dapat disembunyikan lagi sesudah beliau hamil empat atau lima bulan. Yusuf membawa Siti Maryam kerumahnya pada tahun berikutnya. Dengan demikian sejarah mengacaukan saat Siti Maryam dibawa oleh Yusuf kerumahnya pada bulan Maret atau April dengan saat beliau menjadi hamil. Yang sebenarnya telah terjadi empat atau lima bulan sebelumnya.

Bagus Sugiarto
Dari berbagai sumber
Ditulis, 09 Desember 2018
Sumber gambar : https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Nativity_tree.jpg

No Responses

Tinggalkan Balasan