Ramadhan Bulan Persahabatan dan Kemanusiaan

Ramadhan Bulan Persahabatan dan Kemanusiaan
"Bulan Ramadhan merupakan Bulan Kemanusiaan dan Persahabatan. Pada bulan ini hendaknya kita banyak berbuat kebaikan untuk sesama umat manusia. Begitu juga persahabatan hendaknya semakin banyak dijalin pada bulan ini. Buka Bersama adalah momen yang bagus untuk itu."

MasroorLibrary.Com – Manokwari, Papua Barat – WARTA “JANG-E-MUQADDAS” JAI Daerah Papua Barat [14/5]. Sesuai target dan Program Daerah Papua Barat menjadikan Bulan Ramadhan sebagai Bulan Persahabatan dan Bulan Kemanusiaan. Pada bulan tersebut dilaksanakan berbagai kegiatan dengan tujuan mengkhidmati umat manusia dan menjalin persahabatan. Di antaranya melalui Paket Ramadhan 1442 H dan Buka Bersama.

Untuk di seluruh Papua Barat, bantuan sembako Paket Ramadhan 1442 H telah melampaui target. Yang awalnya hanya untuk 40 penerima, bertambah menjadi 55 penerima. Itu artinya, untuk tahun ini ada sekitar 275 orang penerima manfaat. Begitu juga dengan pembagian Zakat?/Fitrah, angkanya jauh melampaui target tahun sebelumnya. Dari 10 penerima (mustahiq) menjadi sekitar 40 orang.

Tidak terkecuali dengan agenda Buka Bersama. Meski dalam masa pandemik, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, buka bersama atau menghadiri buka bersama tetap dapat dilaksanakan. Di Kab. Fak Fak, Mubalig Lokal disana berkesempatan menghadiri acara Arisan dan Buka Bersama di rumah dinas Komandan Kodim Fak Fak.

Beberapa kali, Mubalig Daerah Papua Barat juga mengundang sahabat dan kolega ghair-Ahmadi dan ghair-Muslim untuk datang ke rumah missi. Di antaranya Ketua dan Pengurus Ikatan Mahasiswa Karef Hamit Ayfat (IMKHA) Maybrat dan Ikatan Mahasiswa Tambrauw (IMT) Kota Studi Manokwari. Ketua IMT, bahkan tiga kali jumpa dengan Mubalig Daerah Papua Barat pada bulan Ramadhan tersebut.

Mengakhiri bulan Ramadhan 1442 H alias pada kesempatan Idul Fitri hari pertama, mantan Kepala Biro Pemerintahan Provinsi Papua Barat Elisa Sroyer, S.Sos., M.Si. dan tiga rekannya berkunjung ke rumah missi Mubalig Daerah. Selama hampir dua jam mereka berbincang dengan tuan rumah mengenai berbagai hal.

“Begitu masuk ke ruang tamu ini, pandangan saya langsung tertuju pada rak buku. Melihat banyaknya koleksi buku-buku Ustad, saya langsung mengatakan dalam hati, bahwa Ustad bukanlah orang sembarangan,” ungkap Karef asal Teminabuan, Kab. Sorong Selatan yang adalah staf Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat.

“Memang, tujuan saya membawa teman-teman ini kesini adalah untuk meyakinkan mereka bahwa di Manokwari ini ada seorang Ustad yang sangat pakar dan profesional dalam memahami agama-agama dan kitab suci. Sebelumnya saya sampaikan kepada mereka, bahwa Ustad yang akan kita temui ini adalah bukan orang sembarangan,” promosi Sroyer yang sebelumnya pernah mencalonkan diri menjadi Bupati Kab. Manokwari.

“Benar, dari perbincangan ini kita mengetahui, Ustad memiliki wawasan yang luas termasuk mengenai sejarah dan etnografi Papua. Saya berasal dari Serui, dan Ustad mengenal dengan baik marga-marga kami yang ada di Yapen, Serui,” kata Yusuf Tesar yang adalah pejabat Dinas Kehutanan asal Serui, Provinsi Papua itu. “Meski saya orang Papua, tetapi kulit saya agak putih, berbeda dengan yang lain.”

Mubalig Daerah Papua Barat kemudian menceritakan, bahwa Serui di Provinsi Papua ibarat “Sepotong Sorga yang Jatuh ke Bumi”. Disana juga dikenal dengan marga Perancis, singkatan dari Peranakan China Serui. Selain marga Tan, Wairara, Imbarar dan Tesar pun dikenal di Serui. Oleh sebab itu tidak mengherankan bila fisik orang Papua disana agak berbeda.

Agar persahabatan terjalin lebih kuat dan erat lagi, Mubalig Daerah Papua Barat menyampaikan bahwa akan mengundang mereka dalam sosialisi anti-narkoba pada kegiatan Kursus Pendidikan Agama (KPA) Daerah Papua Barat tahun ini. Sebab, Sroyer juga adalah Ketua Lembaga Anti-Narkotika (LAN) Provinsi Papua Barat.

Selain di Kab. Manokwari dan Kab. Fak Fak, persahabatan atau rabtah juga terjalin di Kab. Manokwari Selatan dan Kab. Kaimana. Untuk di Manokwari Selatan, Pengurus dan Mubalig bisa bersilaturahmi dengan pimpinan Madrasah Hafidz Al-Qur’an “Al-Qolam” Oransbari Ust. Darto Safiuddin.

Bahkan untuk di Kab. Kaimana, hidayah Tuhan turun kepada seseorang simpatisan menjelang berakhirnya bulan Ramadhan tahun ini. Adalah Samsul Watora, seorang pemuda yang berasal dari suku Irarutu di Kaimana merasa tertarik dengan kebaikan yang dilihatnya ada pada Jemaat. Pengkhidmatan Jemaat kepada masyarakat menyebabkan dia kemudian menerima Ahmadiyah.

Semoga Ramadhan tahun depan dapat ditingkatkan lagi kualitas dan kuantitas bantuan kemanusiaan dan persahabatan dengan pihak ghair-Ahmadi dan ghair-Muslim. Meminjam ucapan anggota di Manokwari, “dua bungkus mie yang diberikan sambil mendengarkan keluh-kesah dan masalah mereka, itu lebih besar nilainya daripada memberikan sekarung besar tanpa ikatan emosional”. []

Disusun oleh:
Mln. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat

No Responses

Tinggalkan Balasan