Masroor Library – Perahu kayu berwarna hijau campur putih dengan ketinting samping itu mulai membelah air laut dari Pelabuhan Ketapang di Kwawi, Pasir Putih menuju Pulau Mansinam di depan sana, Sabtu (22/8) pagi. Di dalamnya tampak Mubalig Daerah Papua Barat, Ketua dan Muhasib JAI Manokwari. Diperlukan waktu sekitar lima menit untuk sampai di Pulau Injil di Papua Barat tersebut.
Pada 5 Februari 1855 dinihari, Ottow dan Geisler mendarat di bibir pantai Mansinam yang dulu bernama Manansbari. Keduanya didampingi empat pejabat Kesultanan Ternate yang mengantarkan mereka dengan kapal milik Kesultanan. Dalam catatan sejarah, sebenarnya 25 tahun sebelumnya para keluarga Kesultanan Ternate telah mencapai Mansinam untuk berdagang.
Carl Wilhelm Ottow (lahir di Luckenwalde, Mark Brandenburg, 24 Januari 1827 – meninggal di Kwawi, Manokwari, 9 November 1862 pada umur 35 tahun) adalah misionaris asal Jerman yang, bersama-sama dengan Johann Gottlob Geissler, pertama kali menyebarkan misi evangelis Kristen Protestan ke tanah Papua.
Rombongan itu kemudian bergerak ke atas, ke Gereja “Laha-Roi”. Tujuannya untuk berjumpa dengan Pdt. Novita Burwos, S.Th. Dia adalah pendeta kelima yang ditugaskan untuk menjadi gembala umat disana. Pdt. Novita merupakan keturunan salah seorang pekabar Injil bermarga Burwos. Sayangnya, dia sedang tidak ada di tempat.
“Masih pelayanan terhadap umat yang sakit di RSUD Manokwari di Kwawi,” kata paitua (suami)-nya yang sudah berjumpa di pantai saat mendarat tadi.
Akhirnya, oleh tokoh bermarga Rumadas itu diantarkan ke rumah Wakil Ketua Majlis di RT lainnya. Sayangnya, Wakil Ketua Majlis juga sedang ada acara di Kantor Klasis di Kwawi.
“Kalau begitu kita jumpa Bapak Kepala Adat saja,” kata yang mengantar. Rumah Kepala Adat terletak hanya beberapa rumah saja dari rumah Wakil Ketua Majlis Jemaat.
Bapak. Daniel Rumbrawer menerima rombongan dari Jemaat Manokwari di teras rumahnya. Banyak hal yang disampaikan oleh Kepala Adat tersebut. Di antaranya mengenai sejarah masuknya Injil di Pulau Mansinam. Hubungan antara adat dengan Kekristenan serta peran pemerintah daerah dalam pengembangan ekonomi di jisana.
“Ada semboyan, Dari Mansinam Kita Bangun Papua, hanya sekedar slogan saja,“ kata dia seolah kecewa.
“Penamaan tempat di Manokwari dan Manokwari Selatan berasal dari bahasa Numfor. Nama-nama Manokwari, Oransbari dan Manansbari juga bahasa Numfor,” kata dia.
“Terkait nama Mansinam, tadinya adalah nama sebuah pulau di Arfai, Anday. Karena tenggelam, pendudulnya sebagian pindah ke Pulau Manansbari yang kini bernama Mansinam. Pulau yang ada disana lalu disebut dengan Mansinam Bemuk,” kata pengulik sejarah itu.
“Begitu juga tidak ada Suku Doreri, sebab itu bukan nama suku melainkan nama teluk. Sebenarnya mereka berasal dari Biak-Numfor. Hanya karena sudah lama tinggal di kawasan ini, maka dianggap sebagai Suku Doreri,” kata pemilik nama yang dalam bahasa Ibrani artinya “Tuhan Yang Maha Bijaksana itu.
Kepala Adat menyampaikan kesannya terkait pertemuan dengan Mubalig Daerah Papua Barat. Dia merasa senang karena ada orang luar yang justru memahami dengan baik sejarah Pulau Mansinam dan pekabaran Injil disana. “Nanti bila Seminar Pekabaran Injil jadi dilaksanakan, saya akan undang Bapak,” katanya lagi.
Sebelum berpamitan karena perahu sewa dikhawatirkan sudah menjemput, maka rombongan Jemaat Manokwari foto bersama dengan Kepala Adat. Untuk menghindari terik matahari, Kepala Adat mengantar ke jalan tepi pantai yang relatif teduh. Ujungnya tembus ke situs pendaratan pertama Ottow-Geissler di Pulau Mansinam.
Dengan perahu yang sama sewaktu berangkat, rombongan pun kembali menuju Pelabuhan Ketapang di Kwawi. Disebut Pelabuhan Ketapang karena di dekatnya ada pohon ketapang laut raksasa. Sekitar lima menitan, perahu itu tiba kembali di Tanah Besar. Semoga benih Jemaat dapat disebarkan di Pulau Injil (Gospel Island) tersebut. []
Disusun oleh:
Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat
Related Posts
Mahasiswa Jamiah Ahmadiyah Indonesia Adakan Kunjungan Akademik Mengenal Kristologi
Ahmadiyah Turut Serta dalam Festival Toleransi 2024
Jemaat Ahmadiyah Indonesia Adakan Acara Saresehan Wawasan Kebangsaan
Pasir Luhur Alias Baturraden | Lokasi Perjuangan Putra Prabu Siliwangi dalam Mencari Calon Permaisuri
MKAI Jabar 2 Meraih Piala Bergilir di Ijtima ASEAN 2024
No Responses