Kenangan Yang Tak Terlupakan | Dr. H. Mirhan AM., M.Ag.

Kenangan Yang Tak Terlupakan | Dr. H. Mirhan AM., M.Ag.
Khalifah Mirza Masroor Ahmad yang beliau itu selalu hadir dalam rangkaian acara selama berjalan tanggal 28-30 Juli 2017, dan memimpin acara-acara berlangsung. Setiap acara berlangsung beliau datang dengan naik mobil khusus, dan dikawal oleh beberapa orang para pengawal.

Berawal dari silaturrahim dan makan bersama dengan Dr. H. Barsihannor, M.Ag dan keluarga di tempat kami, dia minta jika saya berkenan mengikuti pertemuan tahunan Jamaah Ahmadiyah se dunia di London Inggris, saya menjawab In Syaa Allah. H. Barsihan mengenal pengurus Ahmadiyah Indonesia (Amir Nasional Jamah Ahmadiyah Indonesia) karena Disertasi beliau berkenaan dengan Ahmadiyah, dengan rekomendasi ini sehingga beberapa bulan berikutnya, tepatnya pertengahan Juli 2017 datanglah undangan langsung dari panitia pertemuan yang bertuliskan Ahmadiyya Muslim Association UK, Letter of invitation, No. AMA/AC/217/01016. Melalui surat pengurus Jamaat Ahmadiyah Indonesia (JAI)Nomor :113/Amir/VII/17 tertanggal 15 Juli 2017 yang ditanda tangan oleh H.Abdul Basit, Amir Nasional JAI. Maka resmi undangan bersama satu orang dari Makassar Prof. Dr. H. Abdurrahim Yunus., MA. (dosen S2 dan S3 saya di Makassar). Saya dan Prof. Rahim Yunus sama-sama sebagai ketua Forum Kerukunan Umat Beragama(FKUB). Saya ketua FKUB Kalimantan Selatan, sedangkan Prof. Rahim Yunus ketua FKUB Sulawesi Selatan. Semua biaya perjalanan (tiket pulang-pergi Indonesia UK, biaya dari Ahmadiyah bahkan ditambah uang saku cukup untuk belanja oleh-oleh dari Inggris). Terima kasih.

Saya dan Prof. Rahim Yunus berangkat tanggal 25 Juli dari Jakarta yang ditemani oleh 5 orang para muballig. Sebenarnya yang berangkat dari Indonesia katanya ada sekitar 125 orang, akan tetapi mereka rombongan tersendiri berangkat dari Indonesia.

Kami berangkat dengan transit di Dubai. Setelah sampai di UK, kami dan rombongan diinapkan di sebuah kemah besar bersama rombongan seluruh dunia. Besok hari kami bersama lainnya diberangkatkan menuju tempat acara, yaitu di suatu areal pertanian yang sangat luas dan disana sudah terpasang banyak tenda besar, baik untuk pertemuan dan juga untuk tempat tidur. Satu malam lagi diinapkan disana, kemudian berikutnya undangan khusus dari berbagai belahan dunia, tamu-tamu penting berbagai agama: Kristen, Katholik, Hindu, Buddha, Konghucu dan Islam ditempatkan di satu hotel. Ini saya ketahui berbagai agama, karena saling berinteraksi. Ada sekitar 30 orang yang menginap di hotel tersebut, setiap kali acara dibawa ketempat acara dengan naik bus. Kemudian kalau mau berjalan-jalan sekitar kota London, saya dan teman saya sudah disediakan mobil khusus plus drivernya. Setelah selesai acara, ada banyak waktu untuk jalan-jalan di kota London.

Menurut pandangan saya, bahwa jamaat Ahmadiyah sangat menghayati ajaran Islam, ini terlepas dari pro kontra tentang keyakinan Ahmadiyah. Kalau bertemu mesti mengucapkan salam “assalamu’alaikum, mesti saling merangkul cipika-cipiki dulu, baru menanyakan “where are you from”. Kemudian para panitia sangat sigap dan rajin melayani, baik kami waktu di hotel dan di tempat acara. Tidak ada yang terbengkalai, semua berjalan dengan baik. Waktu makan, waktu acara berlangsung dan kembali ke hotel. Di hotel juga mereka selalu memperhatikan. Saya berdua secara khusus dijadwalkan tersendiri untuk menemui/bersilaturrahim dengan Khalifah ke V, Hadhrat Mirza Masrur Ahmad. Dalam pertemuan itu saya dan Prof. Rahim Yunus ditanya tentang kerukunan umat beragama di Indonesia dan tentang teroris. Juga bagaimana pandangan kami berdua tentang Ahmadiyah di Indonesia. Kami jelaskan tentang Ahmadiyah, dengan kebaikan Ahmadiyah kami bisa sampai ke London dapat mengikuti Jalsa Salana ini. Alhamdulillah saya bisa berfoto dengan yang mulia Khalifah. Kami berfoto satu-satu dengan Prof. Rahim Yunus, sesuai permintaan yang mulia Khalifah. Kemudian saya dikirimi foto ini beberapa hari setelah pulang ke Indonesia oleh pengurus JAI. Terima kasih, Ini kenangan yang selalu saya ingat.

Kemudian kebersamaan gotong royong, baik finansial,fisik, Ahmadyah sangat kompak. Ceritra teman rombongan bersama saya mereka menyisihkan 10% bahkan ada yang sampai 25% dari pendapatannya untuk kepentingan Ahmadiyah, dan ini sudah menjadi kewajiban bagi jamaah Ahmadiyah yang sudah berbaiat, ada yang menitipkan anaknya baik profesi dokter, arsitek, ekonom dan lain-lain bekerja hanya untuk Ahmadiyah. Ini saya kira sangat luar biasa. Ketika pertemuan tahunan di London, semua memperbaharui baiat yang dipimpin langsung oleh khalifah, dengan cara khalifah yang membaca teks (tidak diikuti pembacaannya), tetapi peserta semua yang hadir dengan meletakkan tangan sambung-menyambung. Untuk jamaat perempuan di tempatkan di kemah besar tersendiri. Jadi antara peserta laki-laki dan perempuan selalu terpisah. Ada kata yang selalu saya ingat “Love for all and hatred for none”. Ini menunjukkan bahwa semua orang harus disayangi dan tidak seorangpun yang dibenci, ini jelas merupakan ajaran Islam yang sangat dianjurkan dalam interaksi kehidupan bermasyarakat. Inilah sedikit kesan perjalanan ini, sangat sangat luar biasa.

Ahmadiyah di Kalimantan Selatan

Ada prinsif hidup dalam hubungan beragama, yaitu kerukunan, adalah hubungan sesama umat beragama intern dan antar umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kerukunan umat beragama di Kalimantan Selatan sampai saat ini berjalan baik, baik antar umat beragama dan intern umat beragama. Dengan kawan/sahabat Ahmadiyah yang ada di Kalimantan Selatan kami selalu menjalin silaturrahmi, banyak kegiatan bersama-sama yang kami lakukan, baik dialog-dialog, seminar dan pertemuan-pertemuan lainnya, bahkan ada kegiatan di Kalimantan Tengah kami juga ikut. Saya bersama mahasiswa jurusan Studi Agama-Agama Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Antasari Banjarmasin selalu diikutkan dalam kegiatan Ahmadiyah, demikian juga sebaliknya ada kegiatan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan kegiatan mahasiswa jurusan Studi Agama-Agama, kawan/sahabat Ahmadiyah juga diikutkan. Saya menyambut baik diterbitkannya buku ini, agar orang dapat mengetahui dan mengenal Ahmadiyah. Demikian tulisan singkat ini, semoga segala kebaikan akan diberi ganjaran dan balasan oleh Allah SWT, dan tentunya selalu dalam ridha-Nya.[]

Sumber: https://www.facebook.com/hasan.s.524/posts/2798347483750481

No Responses

Tinggalkan Balasan