Masroor Library – Kota Sorong, Papua Barat [10/7]. Kata-kata bernada deskriptif itu disampaikan oleh Nurfitriani, dosen Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) IAIN Sorong saat berkunjung ke Rumah Missi JAI Kota Sorong di Jalan Abdul Muthalib Sangadji, Klasaman, Sorong Timur untuk berjumpa dengan Mubalig Daerah Papua Barat, Ahad (10/7) sore pkl. 17:00-17:50 WIT.
“Pak Mubda, InsyaAllah kalau sempat, sebentar sore atau malam saya akan mampir ke situ ya, bareng teman-teman,” kata Fitri –panggilan akrabnya– via pesan instan WhatsApp (WA) saat mengetahui bahwa Mubalig Daerah Papua Barat sudah berada di Kota Sorong lagi. “Nggak usah repot-repot, ya Pak. Saya cuma mau silaturahmi.”
Menjelang pukul lima sore, Mubalig Daerah menerima notifikasi pesan yang masuk bahwa mobil sudah di jalan Raya depan lorong ke arah Rumah Missi JAI Kota Sorong. Karena sedang hujan lebat dan baru pertama kali kemari, akhirnya roda belakang mobil berplat merah itu terperosok ke dalam selokan yang penuh dengan air. Beberapa papan jembatan selokan pun patah. Untungnya ada balok kayu cukup besar yang menjadi penahan.
Mubalig Daerah Papua Barat dan Mubalig Lokal Kota Sorong dibantu personel TNI dan seorang anak lelaki kecil mencoba mendorong dari belakang dengan ber hujan-hujanan hingga basah kuyup. Akhirnya setelah susah payah, roda belakang kiri mobil itu pun bisa naik dan melaju ke depan. Bila salah sedikit saja, mungkin roda itu akan masuk ke dalam selokan.
Rombongan dosen berjumlah lima orang itu kemudian masuk ke Rumah Missi JAI Kota Sorong dan duduk di ruang tamu. Setelah rampung berganti pakaian karena basah kuyup, Mubalig Daerah pun mempersilakan mereka lesehan di ruang keluarga. Selain mereka, Waketda LI Papua +Papua Barat, Mubalig Lokal Kota Sorong dan Amir Daerah Papua Barat pun ikut hadir.
Mubalig Daerah kemudian memperkenalkan satu persatu semua yang hadir dari pihak Jemaat. Setelah itu perbincangan pun mengalir mengenai berbagai hal terkait kejemaatan khususnya Lajnah Imaillah (LI). Sebagai alumnus Universitas Hasanuddin (UNHAS) dan UIN Alauddin Makassar, Fitri sudah mengenal Jemaat sejak di Makassar.
Lima dosen IAIN Sorong itu adalah dosen dengan mata kuliah yang berbeda-beda. Ada yang mengampu mata kuliah Komunikasi dan Penyiaran Islam, Sosiologi Agama, Statistik dan mata kuliah lainnya. Selain itu, ada juga yang merangkap menjadi staf Rektor, sehingga informasi terkait kegiatan Dr. Hamzah Khaeriyah, M.Ag. diketahui dengan baik.
Dari empat dosen perempuan, hanya seorang yang sudah menikah, yaitu yang berasal dari Bandar Lampung. Ternyata suaminya seorang perwira TNI alumnus Secapa Magelang, tinggalnya di KODAM XVIII/Kasuari, Arfai I, Manokwari. “Dua minggu sekali saya pulang ke Manokwari,” katanya, yang pernah kuliah di Bogor dan tinggal di Ciherang itu.
Setelah setengah jam, rombongan dosen itu berpamitan. Foto bersama pun dilakukan sambil berdiri di ruang tamu. Rencananya mereka akan berkunjung ke rumah mantan Kabiro, yaitu Ustad Umar. Mobil itu kemudian meninggalkan halaman Rumah Missi yang masih tergenang air hujan. Karena tidak bisa putar balik, akhirnya mobil itu keluar jalan buntu dengan posisi mundur. []
Disusun oleh:
Mln. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat
Related Posts
Waqf-E-Nou Parents Day Sukses Digelar di Masjid Mahmudah Gondrong Tangerang
Jemaat Ahmadiyah Cibinong Adakan Kelas Waqf-E-Nou
Ansharullah Ahmadiyah Indonesia Adakan Ijtima Nasional 2024
Bekali Public Speaking dan Personal Building | Hadirkan Mentor dari Celebes Public Speaking
DPD Jemaat Ahmadiyah Bogor Hadiri FGD Setara Institute
No Responses