Masroor Library – Manokwari, Papua Barat [13/7]. KM Sinabung itu sandar di Pelabuhan Manokwari (Port of Manokwari) sekitar pkl. 06:00 WIT pagi atau mengalami keterlambatan dari jadwal kedatangan sekitar dua jam lamanya, Rabu (13/7) pagi. Para penumpang –baik yang akan turun maupun naik– terlihat sudah tidak sabar. Banyak yang telah memenuhi depan pintu turun di dek 4 lambung kiri.
Mubalig Daerah Papua Barat beserta keluarga singgah sejenak di kamar dek 4 sebelum menuju pintu turun. Disini ada Yusuf Alvenius, kenalan baru asal Kampung Laut, Cilacap (Jawa Tengah). Bersama tujuh orang lainnya, mualaf itu akan bertolak ke Kabupaten Teluk Bintuni untuk mencari kepiting. “Bos saya tidak bisa mengongkosi pakai pesawat karena kami banyak.” katanya dengan logat Jawa yang kental.
Selain Yusuf, ternyata di KM Sinabung itu juga bertemu secara tidak sengaja dengan Judith Yeuwun. Pegiat literasi di Komunitas Suka Membaca (KSM) Manokwari itu baru saja kembali dari acara Youth Camp Wilayah Pemuda GPI Jalan Suci di Framu, Ayamaru, Maybrat. Yang membuat kaget, ternyata Judith merupakan menantu dari tokoh adat Ayamaru, Simson Sony Bless.
Akhirnya Mubalig Daerah Papua Barat pun menunjukkan foto-foto saat bersama dengan Sony Bless di Ayamaru. Judith tampak kaget karena tidak menduga bahwa Mubalig Daerah Papua Barat pernah ketemu dan bertamu di rumah mertuanya, di Kampung Mefkhajim, bagian barat Danau Ayamaru. Foto bersama pun dilakukan bersama Judith, suami dan anak-anaknya di atas tangga dek 6.
“Tuhan telah mengatur pertemuan ini. Sebab, awalnya kami akan menumpang di dek 4, tetapi karena istri menyarankan mencari tempat lain, akhirnya kami juga menumpang di dek 6. Dan, ketika melihat status mbak Judith, ternyata sama dengan orang-orang yang sedang berkumpul di tangga dek 6, maka akhirnya yakin bahwa mbak Judith juga ada di KM Sinabung ini,” papar Mubalig Daerah Papua Barat sambil memperlihatkan foto status WA lawan bicara.
Sebagaimana Yusuf yang akan memberikan kepiting dan udang bila Mubalig Daerah Papua Barat berkunjung ke Teluk Bintuni lagi. Begitu juga Judith, akan mengabari bila ada kegiatan literasi lagi. “Undangannya akan saya kirimkan ke rumah. Karena saat ini alamat rumah Pak dengan Ibu Maria juga lebih dekat lagi,” kata dia sambil mengabarkan bahwa buku kumpulan puisi yang disusun oleh Maria Roselinda Lewuk itulah yang akan ditampilkan.
Perjalanan selama 12 jam itu merupakan rangkaian perjalanan yang lumayan panjang dan melelahkan. Sejak pemesanan tiket hingga perjalanan pulang, banyak hal yang menguras tenaga. Antri tiket selama dua hari, menghabiskan waktu berjam-jam. Begitu juga saat naik ke kapal, masih tetap berdesak-desakan. Bahkan, saat di dalam kapal pun masih harus berjuang untuk mendapatkan ranjang. []
Disusun oleh:
Mln. Dr. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat
Related Posts
Waqf-E-Nou Parents Day Sukses Digelar di Masjid Mahmudah Gondrong Tangerang
Jemaat Ahmadiyah Cibinong Adakan Kelas Waqf-E-Nou
Ansharullah Ahmadiyah Indonesia Adakan Ijtima Nasional 2024
Bekali Public Speaking dan Personal Building | Hadirkan Mentor dari Celebes Public Speaking
DPD Jemaat Ahmadiyah Bogor Hadiri FGD Setara Institute
No Responses