Safari Tiga Hari Akhir Tahun Mubalig Daerah Kunjungi Kab. Manokwari Selatan

Safari Tiga Hari Akhir Tahun Mubalig Daerah Kunjungi Kab. Manokwari Selatan

“Kalau Pak Ustad kelihatannya menguasai tradisi Papua. Buktinya, baru ketemu saja sudah langsung nyambung dengan kita. Semua topik pembicaraan seolah mengalir begitu saja. Padahal bagi orang lain, akan susah menyebutkan istilahnya saja.”

Masroor Library – Ransiki, Manokwari Selatan [8/12]. Kuda besi bernama BeAT (Be Automatic) yang ditunggangi oleh Mubalig Daerah Papua Barat itu bergerak meninggalkan rumah dinas mubalig (RDM) di kawasan Komplek Perumahan Arfai Indah Permai, Anday, Manokwari, Kamis (8/12) pagi. Setelah mengisi bensin full-tank, kuda besi itu lalu dipacu ke arah luar kota. Tujuannya tidak lain adalah Kab. Manokwari Selatan.

Sesuai agenda, Mubalig Daerah Papua Barat mengunjungi orang-orang Indramayu yang ada di Distrik Oransbari, Distrik Ransiki dan Distrik Momi Waren. Setelah mengunjungi orang-orang Indramayu di Distrik Sidey, Kab. Manokwari, maka kunjungan ini menargetkan kunjungan kepada orang Indramayu di Kab. Manokwari Selatan. Tujuannya mempererat silaturahim berdasarkan kedekatan psikologis karena sama-sama berasal dari satu daerah.

Secara otomatis, Mubalig Daerah Papua Barat juga menjajal ketangguhan dan ketangkasan kuda besi yang baru tiga bulan ini dimiliki. Jarak sejauh 100 kilometer lebih, dalam kondisi hujan, badai dan lumpur, sebelumnya sudah pernah diterobos sewaktu kunjungan ke Distrik Sidey. Kunjungan keluar kota kali ini, untuk lebih memantapkan lagi, karena jarak yang ditempuh pun tiga kali lipat dari sebelumnya alias sekitar 300 kilometer dan melewati tiga pegunungan: Acemo, Sayori dan Asari.

Dalam Safari Akhir Tahun 2022 itu, Mubalig Daerah Papua Barat pun telah mengagendakan pertemuan dengan beberapa kalangan. Di antaranya dengan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kab. Manokwari Selatan, dengan pendeta Gereja Pentakosta di Indonesia (GPdI) Bethesda Abresso Ransiki dan juga tokoh adat Suku Arfak marga Ainusi yang tinggal di Kampung Waren, Distrik Momi Waren.

“Kalau Pak Ustad kelihatannya menguasai tradisi Papua dengan baik. Buktinya, baru ketemu saja sudah langsung nyambung dengan kita. Semua topik pembicaraan seolah mengalir begitu saja. Padahal bagi orang lain, akan susah menyebutkan istilahnya saja.” ucap Pdt. Yowas Manufandu, S.Th., anggota Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) Kab. Manokwari Selatan yang juga Sekretaris Dewan Adat Biak Kab. Manokwari Selatan itu.

Pertemuan di Kantor Bakesbang Kab. Manokwari Selatan itu dihadiri langsung oleh Kepala Bakesbangpol Usman Saleh, Kepala Bidang Frits Yeuwun (mantan Kepala Distrik Momi Waren) dan Sekretaris Agus Iba serta perwakilan FKUB Kab. Manokwari Selatan Pdt. Yowas Manufandu yang juga adik kandung dari Pdt. Suleman Manufandu, gembala GPdI Israel Arfai 2 dan Direktur Sekolah Alkitab Manokwari (SAM) Arfai 2.

Setelah hampir satu jam berbincang banyak hal, Mubalig Daerah Papua Barat pun kemudian melanjutkan perjalanan ke Distrik Momi Waren. Jalanan yang sudah beraspal halus, menyebabkan tidak banyak kendala hingga sampai di tujuan 30 menit kemudian. Setelah berjumpa dengan orang-orang Indramayu di Kampung Demini, perjalanan pun dilanjutkan kembali ke Kampung Waren. Tujuannya adalah tokoh adat dan mantan anggota DPRD Kab. Manokwari Selatan, Wenny Alexander Ainusi.

Ini merupakan pertemuan kedua dengan bapa piara dari Danramil Babo, Teluk Bintuni tersebut. Sebelumnya, pada awal November 2022 lalu, juga telah dilaksanakan pertemuan perdana. “Bapak masih di kebun sejak pagi tadi,” kata istri (maitua) dari Wenny Alexander Ainusi. Mubalig Daerah Papua Barat pun bergegas ke bekas lapangan terbang (airfield) Jepang pada Perang Pasifik itu.

Landasan pesawat (airstrip) Jepang itu kini sudah diratakan dengan alat berat. Beberapa sumur bekas bom pesawat Sekutu pun ditimbun. Hanya beberapa saja yang tetap dibiarkan utuh untuk cadangan air dan sebagai bukti Perang Dunia II di Kampung Waren. “Jalan asli pada tahun 1942 yang dibangun Jepang pun dibiarkan tetap utuh. Ini untuk pengingat bagi anak cucu kita,” kata lelaki berusia 65 tahun tersebut.

Bekerjasama dengan Universitas Papua (UNIPA) dan dinas terkait, putra tokoh besar Suku Arfak marga Ainusi itu akan menanam singkong (cassava/kasbi) sebagai bahan pembuatan tepung tapioka. “Bila ini sudah berhasil panen, maka berton-ton kasbi akan dihasilkan dan diangkut ke Manokwari. Oleh sebab itu, pelabuhan yang di Siyar’i bisa difungsikan lagi. Ratusan juta akan menjadi pemasukan bagi masyarakat disini dalam tiga bulan kemudian.” harapnya.

Mantan anggota DPRD Kab. Manokwari Selatan itu kemudian mengajak Mubalig Daerah Papua Barat berkeliling lokasi bekas lapangan terbang Jepang itu. Rumput ilalang setinggi perut tumbuh dimana-mana. Bak penampungan air di masa Jepang juga diperlihatkan. Setelah itu, Mubalig Daerah Papua Barat diajak ke kaki Gunung Tokyo, dimana ada beberapa sarana pertahanan Jepang dan penampungan air.

Setelah puas melihat-lihat peninggalan Perang Dunia II, Mubalig Daerah Papua Barat pun melaksanakan giat literasi bagi anak-anak kecil di Kampung Waren. Kebetulan, beberapa di antaranya sedang berada di sekitar rumah Wenny Alexander Ainusi. Setelah dilakukan asesmen kemampuan literasi dasar (calistung), maka tiap anak diberikan bahan bacaan yang sesuai. []

Disusun oleh:
Dr. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat

Tags:

No Responses

Tinggalkan Balasan