Hadiri Open House Saksi Saksi Yehuwa Manokwari

Hadiri Open House Saksi Saksi Yehuwa Manokwari

“Hal menarik lainnya adalah, literatur Saksi-Saksi Yehuwa telah banyak yang diterjemahkan ke dalam bahasa suku di Papua. Bahasa Biak adalah salah satunya. Selain Alkitab, buku atau majalah atau leaflet lainnya juga diterjemahkan ke dalam bahasa Biak. Inilah hal yang tidak terfikirkan oleh denominasi Kristen lainnya di Indonesia atau bahkan di Tanah Papua sendiri.”

Masroor Library – Manokwari, Papua Barat [4/12]. Kendaraan roda dua yang dikemudikan oleh Mubalig Daerah Papua Barat itu meninggalkan rumah dinas mubalig (RDM) di Komplek Perumahan Arfai Indah Permai, Anday, Manokwari, Papua Barat, Minggu (4/12) pagi pkl. 08:15 WIT. Istri yang juga Wakil Ketua Daerah LI Papua+Papua Barat dan seorang putri membonceng di belakang. Tujuannya tidak lain adalah Balai Kerajaan Saksi-Saksi Yehuwa (SSY) Manokwari di Jalan Gunung Salju No. 8, Fanindi, Manokwari Timur yang terletak sekitar 30 kilometer jaraknya.

Dua hari sebelumnya, Mubalig Daerah Papua Barat telah menerima undangan open house dari Saksi-Saksi Yehuwa (SSY) Balai Kerajaan Manokwari, yang diantarkan langsung ke rumah missi oleh bagian Local Designer Construction (LDC) Thomas Rumbarar Dedy. Sejak masih di Ambon, Mubalig Daerah telah mengenal beberapa anggota SSY Manokwari tersebut. Begitu dimutasi ke Papua Barat domisili di Manokwari, komunikasi pun lebih terjalin.

“Selamat datang di Balai Kerajaan Saksi-Saksi Yehuwa Manokwari, Pak Jumaan. Senang bisa menyambut Bapak dan Ibu di tempat kami,” kata Thomas Rumbarar yang mengenakan kemeja dan celana warna hitam plus dasi. Didampingi istrinya yang asal Batam dan beberapa anggota Saksi-Saksi Yehuwa lainnya perbincangan non-formal pun terjadi di teras Balai Kerajaan. Mubalig Daerah kemudian memarkir motor di halaman samping.

Sebelum memasuki ruang Balai Kerajaan, sesi foto bersama pun dilakukan. Mubalig Daerah Papua Barat, Wakil Ketua Daerah LI Papua+Papua Barat dan seorang putri melakukan foto bersama didampingi beberapa pengurus dan anggota Saksi-Saksi Yehuwa persis di depan pintu masuk. Karena sebagai tamu pertama yang hadir, maka waktu berbincang pun seolah panjang.

Tidak berapa lagi, undangan lainnya pun mulai berdatangan. Dari Jemaat, selain Mubalig Daerah Papua Barat dan Wakil Ketua Daerah LI Papua+Papua Barat, hadir juga Sekr. Tablig LI Cabang Manokwari Ibu Wa Leto, Ketua AMSA Papua Barat Sdr. Iqsan Ahmad Kharim dan seorang Nashirat. Total yang hadir dari Jemaat ada enam orang. Pengurus lainnya berhalangan hadir, karena ada agenda Jemaat juga pada waktu yang bersamaan.

Istilah Open House yang dipergunakan oleh Saksi-Saksi Yehuwa Balai Kerajaan Manokwari, adalah dalam arti sebenarnya. Para tamu diberikan informasi mengenai Balai Kerajaan, mulai dari aspek Sejarah, Administrasi, Pengorbanan, Kegiatan, Ibadah dan segi-segi lainnya. Beberapa pemandu tampak sigap melayani pertanyaan pengunjung. Secara bergantian, para tamu dibawa bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya di dalam Balai Kerajaan itu.

“Karena sudah mengenal Saksi-Saksi Yehuwa sejak 30 tahun lalu, saya tidak terlalu asing lagi dengan semua penjelasan itu. Begitu juga dengan sejarah dan administrasinya, mirip dengan administrasi Jemaat Ahmadiyah,” papar Mubalig Daerah Papua Barat saat menyampaikan feedback. Bahkan, untuk sejarah Saksi-Saksi Yehuwa di Manokwari atau Papua Barat juga telah dipelajari oleh Mubalig Daerah Papua Barat sejak masih di Bogor.

Usai acara open house, Mubalig Daerah Papua Barat diminta untuk memberikan kesan oleh seorang jurnalis Nabire.net yang sejak awal hadir dan mengabadikan acara open house tersebut. Wawancara dan pengambilan gambar video dilakukan di depan poster selamat datang yang dipasang di dekat gerbang masuk komplek Balai Kerajaan.

Salah satu yang menjadi perhatian Mubalig Daerah adalah fasilitas untuk tuna rungu yang ada di dalam Balai Kerajaan. Meskipun anggota Saksi-Saksi Yehuwa hanya beberapa orang saja yang tuna rungu, namun fasilitasnya telah dilengkapi. Bukan hanya untuk anggota, tetapi juga untuk masyarakat lainnya di Manokwari yang jumlahnya sekitar 1500 orang.

“Peran sosial kemanusiaan Saksi-Saksi Yehuwa Balai Kerajaan Manokwari bisa dimaksimalkan di bidang ini. Sebab ini terkait literasi dan pemenuhan hak beribadah juga.” kesan Mubalig Daerah Papua Barat sambil melanjutkan, bahwa Saksi-Saksi Yehuwa sangat memperhatikan masalah kebersihan lingkungan.

“Buktinya, kamar mandi dan lingkungan Balai Kerajaan sedemikian bersihnya. Bahkan, info dari istri, kamar mandinya seperti kamar mandi hotel berbintang saking bersihnya.”

“Hal menarik lainnya adalah, literatur Saksi-Saksi Yehuwa telah banyak yang diterjemahkan ke dalam bahasa suku di Papua. Bahasa Biak adalah salah satunya. Selain Alkitab, buku atau majalah atau leaflet lainnya juga diterjemahkan ke dalam bahasa Biak. Inilah hal yang tidak terfikirkan oleh denominasi Kristen lainnya di Indonesia atau bahkan di Tanah Papua sendiri.” kata Mubalig Daerah yang sengaja meminta Alkitab dan buku-buku lainnya dalam terjemahan bahasa Biak.

Acara open house itu sangat dimanfaatkan oleh perwakilan dari Jemaat untuk menyampaikan hakikat Ahmadiyah. Wakil Ketua Daerah LI Papua+Papua Barat dan Sekr. Tablig LI Cabang Manokwari pun semangat menyampaikan mengenai Ahmadiyah. Bahkan, saat menerima undangan dua hari sebelumnya, Mubalig Daerah Papua Barat juga telah menghadiahkan souvejir buku-buku Ahmadiyah kepada Thomas Rumbarar dan istrinya.

Para anggota Saksi-Saksi Yehuwa tampak sangat terkesan dengan perwakilan dari Ahmadiyah. Selain tidak canggung berbaur, juga terbuka mengenai akidah Jemaat.

“Saya sudah membaca buku Sumbangsih Ahmadiyah bagi Negeri” dan “Kesetiaan Jemaat Ahmadiyah terhadap Pancasila dan UUD 1945. Isinya sangat bagus sekali. Ahmadiyah telah ada di 200 negara lebih,” pungkas Thomas seolah promosi Ahmadiyah kepada teman-temannya. []

Disusun oleh:
Dr. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat

Tags:

No Responses

Tinggalkan Balasan