“Bila nanti Mubalig Lokal untuk Manokwari Selatan sudah tinggal di Wedoni, saya yang akan silaturahmi kesana. Saya malu, sudah beberapa kali Bapak yang datang kemari. Saya juga ingin silaturahmi dengan Ahmadiyah di Wedoni.”
Masroor Library – Manokwari, Papua Barat [14/5]. Hujan lebat mengguyur kawasan ibukota Distrik Oransbari, Kabupaten Manokwari Selatan, Minggu (14/5) siang ini. Mubalig Daerah Papua Barat beserta istri –yang merupakan Wakil Ketua Daerah LI Papua+Papua Barat– pun berteduh di depan sebuah kios di Kampung Margo Rukun. Air hujan yang seolah ditumpahkan dari langit mulai membanjiri jalanan. Air itu mulai merendam sepatu kulit Mubalig Daerah Papua Barat. Sementara pandangan di kejauhan hanya berwarna putih saja tertutup air hujan.
Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam setengah dengan roda dua dari Rumah Dinas Mubalig Daerah Papua Barat di Arfai 2, Distrik Manokwari Selatan, Kab. Manokwari, akhirnya keduanya pum tiba di Distrik Oransbari, Kab. Manokwari Selatan. Distrik ini merupakan distrik kedua di Tanah Papua yang menjadi tujuan transmigrasi sejak 1968. Kini, ada beberapa kampung transmigran: Kampung Sindang Jaya, Kampung Sido Mulyo, Kampung Margo Rukun dan Kampung Margo Mulyo, selain kampung-kampung asli Papua.
“Para santri masih libur, jadi Pesantren ini terlihat sepi. Mereka ada yang mengurus persyaratan kuliah dan lainnya,” ujar Ustad Darto Saifudin, S.Ag., Pimpinan Pondok Pesantren Madrasah Al-Qur’an “Al-Qolam” Distrik Oransbari, Kab. Manokwari Selatan itu sesaat setelah Mubalig Daerah Papua Barat dan Wakil Ketua Daerah LI Papua+Papua Barat duduk lesehan di depan teras pintu masuk rumah. Sudah beberapa kali Mubalig Daerah Papua Barat berkunjung ke Pesantren ini.
“Bila nanti Mubalig Lokal untuk Manokwari Selatan sudah tinggal di Wedoni, saya yang akan silaturahmi kesana. Saya malu, sudah beberapa kali Bapak yang datang kemari. Saya juga ingin silaturahmi dengan pengurus dan anggota Ahmadiyah di Wedoni.” ujar Sekretaris PCNU Kab. Manokwari Selatan setelah mengetahui maksud kedatangan Mubalig Daerah Papua Barat yang ingin memperkenalkan Mubalig Lokal Manokwari Selatan, yaitu Mln. Hamidin.
Perbincangan pun berlangsung dengan hangatnya. Gus Darto banyak menyampaikan informasi yang terjadi pada tahun-tahun sebelum Mubalig Daerah Papua Barat ditugaskan. Termasuk, peristiwa agitasi dan resistensi terhadap Ahmadiyah di Kampung Wedoni, beberapa tahun lalu. “Dulu saya dan Pak Suhartono serta Pak Iman pernah diskusi di tempat ini juga mengenai sosok Mirza Ghulam Ahmad. Saat itu istri saya sedang hamil. Nah, karena untuk mengenang peristiwa itu, nama anak saya yang ketiga diberi kata ‘Ahmad’ di belakang namanya,” ujar calon Sekretaris MUI Kab. Manokwari Selatan namun gagal karena ada sabotase itu.
Menurut alumnus salah satu kampus di Malang, Jawa Timur itu, nama-nama anaknya selalu diberi nama dengan nama gunung. Misalnya, nama Mahameru dan nama Rinjani. “Sebab, saya dulu pencinta alam (mapala) dan sudah pernah mendaki gunung-gunung tersebut.” kata Pengasuh Pondok Pesantren yang kini sudah terdaftar di Kementerian Agama Republik Indonesia beberapa hari lalu itu sambil menyebutkan nama lengkap dari anak-anaknya.
Beberapa peristiwa lain pun diceritakan secara terbuka. Ternyata, karena kedekatannya dengan Ahmadiyah, Gus Darto pernah disebut sebagai Pembela Ahmadiyah oleh kelompok yang tidak menyenangi Ahmadiyah. “Hingga mereka berusaha menggagalkan saya sebagai Sekretaris MUI Kab. Manokwari Selatan dengan berbagai alasan.” Namun, Gus Darto tetap berkomitmen, bahwa baginya dan bagi NU, “Ahmadiyah adalah saudara sesama Islam”.
Penyerahan buku “Sumbangsih Ahmadiyah bagi Negeri” dan buku “Krisis Dunia dan Jalan Menuju Perdamaian” pun dilakukan oleh Wakil Ketua Daerah LI Papua+Papua Barat kepada Nyai (istri Gus Darto). Sebelum pamit meninggalkan Pondok Pesantren dengan 135 santri itu, mereka melakukan foto bersama. Agenda berikutnya adalah kunjungan ke Wedoni untuk beberapa kegiatan. Dari ibukota Distrik Oransbari ke Kampung Wedoni ditempuh sekitar 20-30 menit lamanya.
Bakda shalat Ashar berjemaah di Mushala “Masroor” Wedoni, Mubalig Daerah selaku Pembina Wilayah Ansharullah Daerah Papua Barat memimpin rapat khusus membahas Kesejahteraan (Kesra). Sedangkan Wakil Ketua Daerah LI Papua+Papua Barat membantu entry Laporan Perorangan Ramadhan 1444 H dari anggota LI Manokwari Selatan. Karena perjalanan kembali ke Kota Manokwari memerlukan waktu sekitar satu jam lamanya, tepat pkl. 17:00 WIT, keduanya pun kembali melanjutkan perjalanan. []
Disusun oleh:
Mln. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat
Related Posts
Waqf-E-Nou Parents Day Sukses Digelar di Masjid Mahmudah Gondrong Tangerang
Jemaat Ahmadiyah Cibinong Adakan Kelas Waqf-E-Nou
Ansharullah Ahmadiyah Indonesia Adakan Ijtima Nasional 2024
Bekali Public Speaking dan Personal Building | Hadirkan Mentor dari Celebes Public Speaking
DPD Jemaat Ahmadiyah Bogor Hadiri FGD Setara Institute
No Responses