“Rumah saya persis di sebelah GKI Sion Kambufatem. Kalau dari arah Teminabuan berarti sebelah kanan, bila dari Ayamaru berarti di sebelah kiri. Kantor Koramil ada di dekat gereja.”
Masroor Library – Teminabuan [16/12]. Pesawat Susi Air dengan kode penerbangan SI 9271 itu mulai lepas landas dari Bandara Rendani, Manokwari tepat pkl. 09:25 WIT, Jumat (16/12) pagi. Selain pilot, ada 11 penumpang yang ikut serta. Enam orang di bangku sayap kanan, tiga orang di sayap kiri dan dua orang lagi di bangku panjang belakang. Nampaknya, pandemi COVID-19 sudah dianggap berlalu sehingga tak ada jarak untuk penumpang lagi. Padahal sebelumnya ada pembatasan maksimal enam atau delapan orang saja.
Langit di atas SP 1 hingga 11 tampak cerah dan panas. Matahari menyinari bumi dengan teriknya. Pemandangan hutan sawit dan pemukiman penduduk terlihat indah nun jauh di bawah. Namun, saat melintasi Kab. Tambrauw, cuaca menjadi gelap dan awan dimana-mana. Cuaca semakin buruk saat melintas di atas Danau Ayamaru (Ajamaroe meren) di Kab. Maybrat. Tampak di bawah, air danau sedang surut.
Di dalam pesawat tipe Cessna Grand Caravan itu, Mubalig Daerah Papua Barat duduk di bangku bagian belakang. Selain lapang, juga bisa menyelonjorkan kaki. Dari bangku belakang juga bisa melihat pemandangan diluar secara lebih leluasa. Nahkan, dapat memperhatikan tingkah penumpang yang duduk di bangku depan di belakang pilot. Bagi yang baru pertama naik pesawat perintis single-otter itu, wajah mereka tampak tegang.
Mubalig Daerah Papua Barat telah membuat profiling para penumpang saat masih berada di ruang tunggu Bandara Rendani, Manokwari. Dari 10 penumpang, enam orang sudah masuk data dan profesi serta alamat tinggalnya, baik di tujuan maupun saat di Manokwari. Bahkan, nomor kontak mereka pun sudah disimpan. Ini untuk kemudahan ke depannya. Sebab, banyak yang tidak disengaja, ternyata alamat tujuan melewati tempat mereka.
Salomina Hosyo, misalnya. Melihat nama belakang alias marganya saja, sudah dipastikan bahwa dia berasal dari Kampung Kambufatem di Distrik Aitinyo Barat. Kebetulan, Mubalig Daerah Papua Barat juga akan melewati kampung itu dalam perjalanan nanti ke Kambuaya, Kab. Maybrat. Bahkan, rencananya akan mampir dan jumpa Danramil 1809-04/Aitinyo Barat.
“Rumah saya persis di sebelah GKI Sion Kambufatem. Kalau dari arah Teminabuan berarti sebelah kanan, bila dari Ayamaru berarti di sebelah kiri. Kantor Koramil ada di dekat gereja.” kata perempuan yang biasa dipanggil Salomi yang juga adik dari Petrus Hosyo (staf Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat) dan kakak dari Wempy Hosyo (Kepala SD Kambufatem) itu.
Selama di ibukota Kab. Sorong Selatan, Mubalig Daerah Papua Barat menginap di rumah keturunan generasi keempat dari Raja/Kapitang Besi Thesia yang dilantik oleh utusan Sultan Tidore di tepi Kali Wehali. Lokasi basecamp terletak di Kampung Wermit, Distrik Teminabuan, Kab. Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat Daya. Sejak awal Desember 2022, lima kabupaten dan satu kota lepas dari provinsi lama (Papua Barat) dan masuk ke provinsi baru (Papua Barat Daya).
Sebagai ibukota Kab. Sorong Selatan, posisi Teminabuan memang sangat strategis dan berada di tengah-tengah. Dari Teminabuan bisa menjangkau ke seluruh pelosok atau distrik yang ada. Distrik Moswaren yang berbatasan dengan Kab. Maybrat, Distrik Inanwatan, Distrik Konda, Distrik Kokoda dan Distrik Kokoda Utara, Distrik Seremuk, Distrik Sawiat, Distrik Salkma dan tujuh distrik lainnya.
Meskipun untuk menjangkau beberapa distrik itu diperlukan waktu yang cukup lama dan ongkos yang besar, namun bagi distrik lainnya sudah lebih mudah dijangkau dengan ongkos murah. Misalnya, untuk ke Distrik Moswaren hanya diperlukan ongkos sekitar Rp 25.000,- (DAMRI) atau Rp 50.000,- (taksi plat hitam) atau Rp 75.000,- (ojek). Kecuali untuk yang agak jauh dan medannya sulit, masih menggunakan perahu atau sewa mobil gardan ganda.
Tujuan kunjungan ke Kab. Sorong Selatan dan Kab. Maybrat salah satunya adalah memperkuat hubungan dengan beberapa kalangan. Sebab, ke depannya agenda pertabligan akan dilaksanakan di bagian selatan Kepala Burung (Vogelkop) itu. Sudah ada beberapa distrik yang menjadi lokasi target pertabligan. Selain orang-orang pribumi, juga kepada para pendatang di kampung-kampung transmigran. []
Disusun oleh:
Dr. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat
Related Posts
Waqf-E-Nou Parents Day Sukses Digelar di Masjid Mahmudah Gondrong Tangerang
Jemaat Ahmadiyah Cibinong Adakan Kelas Waqf-E-Nou
Ansharullah Ahmadiyah Indonesia Adakan Ijtima Nasional 2024
Bekali Public Speaking dan Personal Building | Hadirkan Mentor dari Celebes Public Speaking
DPD Jemaat Ahmadiyah Bogor Hadiri FGD Setara Institute
No Responses