Kemajuan MAP Dalam Hal Pengorbanan

Kemajuan MAP Dalam Hal Pengorbanan

Masroor Library – Kaimana, Papua Barat – WARTA “JANG-E-MUQADDAS” JAI Daerah Papua Barat [19/5] Melunasi Perjanjian Tahrik Jadid dan Waqfi Jadid adalah hal biasa bagi anggota Jemaat Ahmadiyah Indonesia. Begitu juga pelunasan pada bulan Ramadhan adalah sesuatu yang lumrah. Namun, bila itu dilakukan oleh mubayin baru asli Papua (MAP) dan itu adalah perjanjian perdana mereka pula, maka inilah yang tidak biasa. Bahkan, boleh dibilang ini merupakan suatu tanda kemajuan. Koq bisa?

Dalam acara Pembinaan Mubayin Baru Perdana untuk MB asli Papua (MAP) pada akhir Nopember 2020 lalu di Kabupaten Kaimana, Papua Barat, dilakukan juga pengisian Perjanjian Tahrik Jadid dan Waqfi Jadid. Ini adalah perjanjian perdana bagi mereka sejak database keanggotannya masuk dalam AIMS. Mubalig Daerah Papua Barat kemudian memasukkan data perjanjian itu dalam aplikasi.

Dalam pembayaran Candah via Candah Online yang dientry dan diproses oleh Mubalig Daerah, para MB asli Papua (MAP) itu mulai membayar perjanjiannya. Meski pembayaran tiap bulan tidak terlalu besar, namun Tahril Jadid dan Waqfi Jadid tidak dilupakan. Oleh sebab itu tidak mengherankan, bila menjelang akhir Ramadhan 1442 H lalu, ada yang pelunasannya melebihi perjanjiannya.

“Sekuat tenaga kita upayakan Perjanjian Tahrik Jadid dan Waqfi Jadid dilunasi. Alhamdulillah, seluruh Ahmadi asli Papua yang di Kaimana telah melunasinya. Ini suatu hal yang membanggakan, sebab ini adalah perjanjian perdana mereka!” kata Mln. Hamid Sirfefa, Mubalig Lokal yang ditempatkan di Kaimana dengan bersemangat.

Sesuai dengan data, ada 20 pejanji Tahrik Jadid dan 15 pejanji Waqfi Jadid dari MB asli Papua yang telah melunasi perjanjiannya pada bulan Ramadhan 1442 H lalu. Ini suatu yang dianggap fantastis, karena dari segi ekonomi mereka terbilang di bawah. Pekerjaan sehari-hari mereka tidak mendukung untuk itu. Namun semangat untuk melunasi terlihat tinggi sekali. Ternyata, mereka dapat melunasinya juga meski baru enam bulan berjalan.

“Orang Papua itu bila sudah tersentuh hatinya, maka mereka tidak akan berhitung untuk mengeluarkan pengorbanan! Inilah yang harus kita perhatikan, ta’lim dan tarbiyat mereka harus terus berjalan. Insya Allah, suatu saat akan menjadi Afrika kedua,” kata Mln. Hamid Sirfefa lagi sambil berharap.

Entah benar atau tidak, yang jelas fakta telah membuktikan. Meskipun kehidupan sehari-hari mereka terbilang sulit, namun mereka tetap melakukan pengorbanan. Bahkan, pada bulan Ramadhan lalu, bukan hanya pelunasan perjanjian Tahrik Jadid dan Waqfi Jadid melainkan juga Fitrah.

Untuk tahun ini, di Daerah Papua Barat terlihat ada peningkatan. Bukan hanya Perjanjian Tahrik Jadid dan Waqfi Jadid melainkan juga Fitrah.

“Padahal pada tahun sebelumnya, Fitrah yang terkumpul hanya sebanyak 21% saja. Tahun ini, dengan karunia ALLAH Ta’ala meningkat menjadi 41 persen alias sebanyak 80 orang pembayar,” papar Mubalig Daerah Papua Barat yang monitor pembayaran Fitrah itu dari waktu ke waktu.

Bukan hanya di Kabupaten Kaimana, peningkatan juga terjadi di Kabupaten Fak Fak. Tahun ini ada 18 pembayar fitrah. Padahal tahun sebelumnya hanya tiga pembayar saja. Peningkatan juga terjadi di JAI Manokwari dan di JAI Manokwari Selatan. Apakah ini suatu tanda kemajuan? Apakah Jemaat di Papua Barat akan semakin meningkat dari segi pengorbanan? Wallahu a’lam! []

Disusun oleh:
Mln. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat

No Responses

Tinggalkan Balasan