“Kalau Pak Mubalig atau Jemaat ada masalah, bilang saja ke saya. Nanti saya akan bantu dampingi. Begitu juga kalau mau ke Kesbangpol, kabari saya untuk didampingi. Saya senang untuk membantu. Disini juga ada Kepala Dinas Sosial Provinsi Papua Barat yang sudah dianggap kakak saya.”
Masroor Library – Manokwari, Papua Barat [11/12]. Sebuah alat berat alias excavator alias bego nampak masih berada di halaman bawah Gereja Doa Segala Bangsa alias GBI Penuai, Amban, Manokwari Barat, Minggu (11/12) malam itu. Di sebelahnya tiang-tiang pancang telah berdiri. Excavator itu sudah dua hari dioperatori oleh anggota Jemaat Manokwari, Sekr. Tablig JAI Manokwari yang juga suami Ketua LI Manokwari Periode 2022-2024.
Melalui alat berat itulah hubungan Jemaat dengan Ketua Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) Provinsi Papua Barat terjalin. Ketua PGPI asal Manado itu datang sendiri ke Mushala “Ahmad” Amban untuk sewa alat berat itu. Bahkan, setelah tahu bahwa operatornya adalah seorang Ahmadi, akhirnya Ketua PGPI Papua Barat Pdt. Eben Haezer Sasea, S.Th. mengundang untuk hadir. “Saya ingin bertemu dengan Pak Mubalig. Saat di Surabaya saya biasa berkomunikasi dengan Ahmadiyah.”
Penyebutan istilah Mubalig menandakan bahwa Pdt. Eben Haezer Sasea sebelumnya telah akrab dengan Mubalig Ahmadiyah. Sebab, dari penyebutan akan diketahui hubungan kedekatan emosionalnya. Biasanya, mulai yang terdekat dan sangat akrab menyebut dengan istilah “Pak Maulana”. Berikutnya menyebut dengan “Pak Mubalig”. Ketiga atau yang normatif, dengan hanya menyebut nama.
Mobil yang dikemudikan oleh Sekr. Tablig JAI Manokwari itupun parkir di jalan pintu masuk ke komplek GBI Penuai. Setelah berfoto sejenak di depan teras bangunan gereja, rombongan kemudian masuk ke dalam. Ternyata, Ketua Panitia Perayaan Natal PGPI Papua Barat sedang menuliskan sesuatu di sebuah meja. Pendeta itu kemudian mengantar ke ruang acara di lantai bawah GBI Penuai.
Sebuah ruangan yang dipenuhi dengan hadirin pun dimasuki. Rombongan Jemaat dipersilakan duduk menempati kursi yang telah disiapkan, di sayap bagian kanan. Kehadiran rombongan Jemaat tampak mencolok perhatian. Lelaki berkopiah atau perempuan berjilbab menjadi pemandangan tak biasa dalam suasana Perayaan Natal. Hadirin nampak terkesima, mungkin ada yang baru pertama melihatnya. Moderator berkali-kali menyebut nama Ahmadiyah.
Perayaan Natal itu mengambil teman utama: Damai Sejahtera di Bumi. Tema itu diambil dari Lukas Pasal 2 nats 14. Pengkhotbah sendiri adalah Kapolda Papua Barat, yang dalam undangan ditulis sebagai Ev. Irjen. (Pol.) Daniel Tahi Monang Silitonga, S.H., M.H. Kata Ev menunjukkan bahwa Kapolda asal Batak itu dianggap sebagai seorang pekabar Injil (evangelis).
“Apakah yang dimaksud dengan bumi dalam Lukas pasal 2 nats 14 itu?” pancing Kapolda Papua Barat pada awal ceramahnya saat menjelaskan makna damai-sejahtera. “Bumi yang dimaksud itu bukanlah tiang, bukan meja atau bukan batu, kucing dan anjing. Bumi yang dimaksud adalah hati manusia. Sebab, hanya hati manusia yang bisa merasakan ketenangan dan kedamaian.”
Beberapa kali Pengkhotbah menggunakan ilustrasi sehingga isi ceramahnya mudah difahami dan runut. Hal itu sesuai dengan latar pendidikan Kapolda Papua Barat yang hingga pasca sarjana mengambil ilmu hukum (S.H. dan M.H.). Bahkan, ada beberapa ilustrasi yang langsung terkait dengan sosok dan kinerja polisi, yang saat ini sedang tercoreng. Sehingga meskipun melakukan sesuatu yang benar sesuai tupoksi, tetap saja akan dianggap salah.
Usai ceramah, moderator meminta hadirin saling bersalaman dengan orang yang ada di kanan-kiri. Saat itulah Pdt. Eben Haezer Sasea, S.Th., Kapolda, Kepala Dinas Sosial Papua Barat, perwakilan KODAM XVIII/Kasuari, utusan Bupati dan tamu undangan lainnya menyalami Mubalig Daerah Papua Barat dan rombongan. Dalam kesempatan itu, Mubalig Daerah menyerahkan hadiah kepada Kapolda. Acara dilanjutkan dengan persembahan pujian dan persembahan kolekte (pengorbanan).
Tiga buah sambutan disampaikan berturut-turut oleh Bupati Manokwari yang diwakili staf ahli Bidang Hukum dan Politik, lalu Gubernur Papua Barat yang diwakili Kepala Dinas Sosial Provinsi Papua Barat dan Pangdam yang diwakili oleh staf terkait. Usai sambutan dan kesan, acara selanjutnya adalah penyerahan hadiah kepada nama-nama yang telah masuk dari tiap majlis. Dalam hal ini, hadiah paket sembako secara simbolis diserahkan kepada perwakilan salah satu majlis.
Acara Perayaan Natal PGPI Provinsi Papua Barat itu ditutup dengan doa sekaligus doa makan. Ruang prasmanan terletak di bagian sayap sebelah kiri. Semua hadirin dipersilakan untuk melakukan santap malam yang sudah terlewat jauh. Usai santap malam, Mubalig Daerah Papua Barat dan rombongan pun menghadiahkan buku Sumbangsih Ahmadiyah bagi Negeri dan Krisis Dunia dan Jalan Menuju Perdamaian kepada Ketua PGPI Provinsi Papua Barat.
Rombongan Jemaat Ahmadiyah kemudian berpamitan meninggalkan lokasi acara. Bulan yang terang menyinari kawasan Manggoapi itu, alat berat masih berada di tempatnya. Empat hari lagi, di lokasi Gereja Penuai itu juga akan dilaksanakan peletakan batu pertama pembangunan sekolah bertaraf internasional, Barapen International School (BIS). Jemaat Ahmadiyah Papua Barat pun telah menerima undangannya. Dari semula masalah excavator, hubungan rabtah juga kini mulai terjalin.
Perwakilan Jemaat Ahmadiyah Papua Barat yang hadir dalam Perayaan Natal PGPI Provinsi Papua Barat itu adalah Mubalig Daerah Papua Barat Mln. Rakeeman R.A.M. Jumaan, Wakil Ketua Daerah LI Papua+Papua Barat Ny. Yulia Siddiqa Jumaan, Ketua LI Manokwari Ny. Wa Leto, Sekr. Tablig JAI Manokwari Tn. Karim Ali Mandati dan seorang LI muda (baru beberapa bulan menjadi LI) serta tiga orang Nashirat lainnya. []
Disusun oleh:
Dr. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat
No Responses