“Duo Mandatjan, yaitu Lodewijk dan Barends mendapat pangkat tituler Mayor dan Kapten dari Militer RI. Begitu juga Hiroi Meidodga mendapat pangkat tituler setingkat Letnan Satu (Lettu). Ini membuktikan, bahwa mereka memiliki semangat nasionalisme terhadap bangsa dan negara. Ketiganya juga adalah tiga orang yang memberikan hak suara dalam Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) yang menghasilkan integrasi ke pangkuan Pertiwi.”
Masroor Library – Manokwari, Papua Barat [2/12]. Dua kendaraan roda dua itu meluncur dari Warung Makan Handayani di depan Kampus Universitas Papua (UNIPA) Amban, Manokwari Barat, Jumat (2/12) siang. Mubalig Daerah Papua Barat membonceng seorang mahasiswa Fakultas Hukum asal Pulau Seram Maluku, sedangkan motor satu lagi dikemudikan oleh Nawawi Rumakey. Tujuannya adalah Kampung Mandopi dimana rumah pribadi Drs. Dominggus Mandacan, M.Si. berada.
Setelah hampir 10 menit berkendara, akhirnya rombongan itupun tibda di depan rumah pribadi mantan Gubernur Papua Barat Periode 2017-2022 tersebut. Sebuah pagar berwarna biru mengelilingi komplek perumahan pribadi yang terletak persis setelah Kali Rante itu. Tampak beberapa tukang sedang berada di atap rumah. Sementara beberapa pemuda berjaga di depan gerbang.
Karena kondisi sedang renovasi, para tamu tidak bisa masuk ke dalam. Banyak material yang baru saja diturunkan dari atap. Alex Mandacan, keponakan mantan Gubernur Papua Barat itu menerima Mubalig Daerah Papua Barat di depan pagar yang merupakan lokasi parkiran luas sepanjang pesisir pantai. “Bapak masih sedang istirahat, jadi belum bisa menerima tamu. Bila ada yang mau disampaikan, bisa lewat saya.”
Mubalig Daerah Papua Barat pun memperlihatkan tiga buah foto dengan bingkau berwarna emas. Foto itu adalah sosok Mayor (Tituler) Lodewijk Mandatjan dalam tiga pose: ada yang di tangga pesawat, ada yang sudah di tanah dan menghadap kamera. “Foto ini diambil pada 10 Januari 1969 alias sehari sebelum berjumpa dengan Presiden RI Soeharto di Istana Merdeka, Jakarta,” papar Mubalig Daerah Papua Barat.
Alex menerima foto tersebut dan sekejap memeriksanya. Pemuda yang di sebelahnya juga ikut mengamati. Mereka tampak heran, kualitas piksel foto itu nampak lumayan bagus dan jelas serta asli. Padahal foto dari masa itu masih kurang baik kualitasnya. Untuk dokumentasi, Alex kemudian minta foto bersama. “Ini hadiah dari Mubalig Ahmadiyah Daerah Papua Barat untuk Bapak Kepala Suku Besar Arfak. Kebetulan, Desember ini adalah bulan kelahiran beliau.”
Alex Mandacan dan beberapa pemuda disana nampak agak kaget. Mereka sendiri kelihatannya sudah lupa dengan hari kelahiran mantan Gubernur Papua Barat itu. “Pantas saja kawasan Pantai Mandopi depan rumah pribadi ini juga dibersihkan. Ternyata, memang kemungkinan akan dipakai untuk acara ulang tahun kelahiran Bapak Kepala Suku,” kata Alex yang kemudian menyatakan terimakasih kepada Mubalig Daerah Papua Barat.
“Saya tadi mengira Bapak adalah seorang pendeta. Sebab dari bahasanya tertata rapi dan baik, mirip bahasa seorang pendeta. Ternyata Bapak memang seorang Mubalig, seorang Ustad yang memang sama seperti seorang pendeta,” kata Alex lagi. “Nanti saya bilangin ke Bapak Kepala Suku Besar, bahwa ada hadiah dari Mubalig Ahmadiyah. Semoga Bapak nanti diundang saat acara ulang tahun beliau.”
Mubalig Daerah Papua Barat dan rombongan kemudian bergerak kembali ke arah Kampus UNIPA. Target penyerahan foto tokoh besar Suku Arfak kepada keturunannya sudah dilaksanakan. Harapannya, secara psikologis ini akan terjalin hubungan emosional yang baik. Sedangkan secara historis, semangat nasionalisme marga Mandacan akan tetap diakui dan menjadi contoh bagi yang lainnya. []
Disusun oleh:
Dr. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat
Related Posts
Waqf-E-Nou Parents Day Sukses Digelar di Masjid Mahmudah Gondrong Tangerang
Jemaat Ahmadiyah Cibinong Adakan Kelas Waqf-E-Nou
Ansharullah Ahmadiyah Indonesia Adakan Ijtima Nasional 2024
Bekali Public Speaking dan Personal Building | Hadirkan Mentor dari Celebes Public Speaking
DPD Jemaat Ahmadiyah Bogor Hadiri FGD Setara Institute
No Responses