Menelisik Penggunaan Covering Dalam Pertabligan

Menelisik Penggunaan Covering Dalam Pertabligan
{יב} וְהָיָה כִּי יִרְאוּ אֹתָךְ הַמִּצְרִים וְאָמְרוּ אִשְׁתּוֹ זֹאת וְהָרְגוּ אֹתִי וְאֹתָךְ יְחַיּוּ: {יג} אִמְרִי נָא אֲחֹתִי אָתְּ לְמַעַן יִיטַב לִי בַעֲבוּרֵךְ וְחָיְתָה נַפְשִׁי בִּגְלָלֵךְ:
"Apabila orang Mesir melihat engkau, mereka akan berkata: Itu isterinya. Jadi mereka akan membunuh aku dan membiarkan engkau hidup. Katakanlah, bahwa engkau adikku, supaya aku diperlakukan mereka dengan baik karena engkau, dan aku dibiarkan hidup oleh sebab engkau."

Masroor Library – COVERING, istilah ini sangat dikenal dalam dunia intelijen. Teknik penyamaran dalam dunia klandestin memang suatu keniscayaan. Teknik ini diperlukan guna menunjang keamanan. Keamanan dalam hal bergerak maupun ketika melakukan infiltrasi atau penyusupan dan penyurupan.

Dalam sejarah keagamaan, teknik covering ini juga pernah dilakukan. Bukan main-main, salah seorang Nabi yang dianggap Bapak Bangsa-bangsa (Av Am/Ab al-Anbiya) pun pernah melakukannya. Ya, siapa lagi kalau bukan Nabi Ibrahim AS alias Abram (Avram) alias Abraham. Nabi lainnya dalam Perjanjian Lama yang juga melakukan teknik penyamaran adalah Ishak AS.

Teknik penyamaran juga kadang menghasilkan keuntungan finansial. Istilahnya, sekali mendayung perahu, dua-tiga pulau terlampaui. Atau, sambil menyelam, minum air. Meski teknik penyamaran yang dilakukan bukan untuk dirinya, Abraham pun telah memperoleh keuntungan berlimpah. Untuk ukuran di masa itu, apa yang diperoleh lebih dari cukup. Abraham begitu juga Ishak menjadi kaya-raya dan menjadi seorang tuan tanah (cauhdhry).

Melalui analisa terhadap tiga teks sejajar berikut ini, kita akan memperoleh gambaran mengenai covering yang dilakukan sekitar 5000 tahun yang lalu. Teks sejajar adalah teks yang memiliki kesamaan redaksi. Untuk teks/nats yang hanya satu kalimat disebut sebagai ayat/nats sejajar. Sedangkan perikopa alias pasasi (passage) adalah suatu paragraf yang membahas suatu tema tertentu.

Untuk dimaklumi, teks bahasa Ibrani diambil dari _Biblia Hebraica Stuttgartensia_ (BHS) Edisi IV terbitan Deutsche Bibelgesellschaft tahun 1990, sedangkan terjemahan bahasa Indonesia menggunakan Teks Alkitab Terjemahan Baru (TB) © LAI 1974, Nomor 021056, 21 Agustus 2000, Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia.

1. Teks Kejadian Pasal 12: 12-13

{יב} וְהָיָה כִּי יִרְאוּ אֹתָךְ הַמִּצְרִים וְאָמְרוּ אִשְׁתּוֹ זֹאת וְהָרְגוּ אֹתִי וְאֹתָךְ יְחַיּוּ: {יג} אִמְרִי נָא אֲחֹתִי אָתְּ לְמַעַן יִיטַב לִי בַעֲבוּרֵךְ וְחָיְתָה נַפְשִׁי בִּגְלָלֵךְ:

We haya ki yireu otak ham-mitsrayim we omeru isyetu zot – Wiharegu oti we otak yehayyu. Omeri na akhoti att le-meon yitav li ba’avorek yekhayeta nepsyi bigelalek.

“Apabila orang Mesir melihat engkau, mereka akan berkata: Itu isterinya. Jadi mereka akan membunuh aku dan membiarkan engkau hidup. Katakanlah, bahwa engkau adikku, supaya aku diperlakukan mereka dengan baik karena engkau, dan aku dibiarkan hidup oleh sebab engkau.”

Dalam nats tersebut di atas dan nats-nats sebelumnya pada Pasal 12 Kitab Kejadian, kita mengetahui, bahwa Tuhan telah memberikan amanat kepada Abram/Abraham (Nabi Ibrahim AS) untuk hijrah ke daerah lain.

Akhirnya, dengan didampingi istri –Sara– dan keponakan –Lot– serta orang-orang yang menjadi hamba sahaya di Haran, mereka berangkat ke Tanah Kanaan. Sikhem, tepatnya di hutan tarbantin di More adalah tujuan terakhir mereka.

Namun, atas perintah Tuhan, Abraham dan pengikutnya pindah kembali, ke sebelah timur Betel. Disana Abraham mendirikan tenda hingga datang musim kelaparan. Saat itulah Abraham pergi ke Mesir dan tinggal disana sebagai orang asing.

Nah, di Mesir itulah Abraham mengucapkan kata-kata seperti dalam kutipan di atas. Bisa ditebak, Firaun, sang raja Mesir sangat senang dengan hal itu dan memberikan hadiah kepada Abraham: kambing domba, lembu sapi, keledai jantan, budak laki-laki dan perempuan, keledai betina dan unta.

Tentu saja, semua hadiah itu diberikan karena Firaun menginginkan Sara, istri Abraham yang dikatakan adiknya itu. Namun, karena Tuhan mendatangkan tulah yang hebat kepada Firaun dan seisi istananya dan akhirnya mengetahui bahwa Sara adalah istri Abraham, maka Firaun mengembalikan Sara kepada Abraham.

Abraham dan istrinya, Sara, atas perintah Firaun kemudian meninggalkan istana Firaun dengan diantar beberapa orang Mesir sambil membawa hadiah yang sangat berlimpah tadi.

2. Teks Kejadian Pasal 20: 2

{ב} וַיֹּאמֶר אַבְרָהָם אֶל שָׂרָה אִשְׁתּוֹ אֲחֹתִי הִוא וַיִּשְׁלַח אֲבִימֶלֶךְ מֶלֶךְ גְּרָר וַיִּקַּח אֶת שָׂרָה:

Way-yo’mer Avraham el Sara osyetu akhoti hi wa yiselakh Avimelekh melek Gerar wa yiqqakh et Sara.

Oleh karena Abraham telah mengatakan tentang Sara, isterinya: “Dia saudaraku,” maka Abimelekh, raja Gerar, menyuruh mengambil Sara.

Dalam nats tersebut di atas, yang diambil dari Kitab Kejadian Pasal 20 dengan perikopa “Abraham dan Abimelekh” dapat dijelaskan sebagai berikut:

Abraham, setelah selamat dari bencana Sodom dan Gomora kemudian pergi lagi ke Tanah Negeb dan menetap di antara Kadesh dan Syur. Ia tinggal di Gerar sebagai orang asing.

Terkait Sara, Abraham juga masih menggunakan teknik penyamaran dengan mengatakan, bahwa ia adalah saudaranya. Oleh sebab itu, Abimelekh mengambil Sara sebagai istrinya. Namun, lagi-lagi, pada malam harinya Tuhan datang kepada Abimelekh lewat mimpi dan memerintahkan agar mengembalikan Sara kepada suaminya, Abraham.

Keesokan harinya, Abimelekh –setelah memberitahukan mimpi tersebut kepada para hambanya– lalu memanggil Abraham. Setelah mendengar penjelasan Abraham yang logis, akhirnya Abimelekh pun memberikan hadiah berupa kambing domba dan lembu sapi, hamba laki-laki dan perempuan. Sara, juga dikembalikan kepada Abraham.

Bahkan, Abimelekh memberikan tambahan fasilitas, yaitu bahwa negerinya terbuka untuk Abraham. Dimanapum mau tinggal, bebas bagi Abraham, tinggal pilih. Lalu, Abraham mendoakan Abimelekh, istrinya dan budak (selir) perempuannya. Sehingga kelak, istri Abimelekh dan selirnya yang lain bisa melahirkan anak.

3. Teks Kejadian Pasal 26: 7

{ז} וַיִּשְׁאֲלוּ אַנְשֵׁי הַמָּקוֹם לְאִשְׁתּוֹ וַיֹּאמֶר אֲחֹתִי הִוא כִּי יָרֵא לֵאמֹר אִשְׁתִּי פֶּן יַהַרְגֻנִי אַנְשֵׁי הַמָּקוֹם עַל רִבְקָה כִּי טוֹבַת מַרְאֶה הִיא:

Wa yisalu anesyei ham-maqowm le-isyetu way-yo’mer akhoti hi ki yarea le’mor isyeti pen yahargeni anesyei ham-maqowm ‘al Rivqa ki tova mar’a hi.

Ketika orang-orang di tempat itu bertanya tentang isterinya, berkatalah ia: “Dia saudaraku,” sebab ia takut mengatakan: “Ia isteriku,” karena pikirnya: “Jangan-jangan aku dibunuh oleh penduduk tempat ini karena Ribka, sebab elok parasnya.”

Sebagaimana yang dilakukan oleh Abraham, begitu pula Ishak, putranya. Dalam Kitab Kejadian Pasal 26 dikisahkan suatu perikopa “Ishak di negeri orang Filistin”. Kisahnya hampir sama seperti yang terjadi dan dilakukan Abraham.

Karena terjadi kelaparan yang hebat, Ishak dan istrinya, Ribka yang sangat cantik pergi ke Gerar, kepada Abimelekh, raja orang Filistin. Kepada Abimelekh, Ishak juga mengatakan bahwa Ribka adalah saudaranya. Namun ketika ketahuan bahwa Ribka adalah istrinya, akhirnya Abimelekh membuat maklumat. Isinya, barangsiapa yang mengganggu orang ini (yaitu Ishak) atau istrinya (Ribka), pastilah ia akan dihukum mati.

Ishak akhirnya menggarap tanah di Gerar dan menghasilkan panen yang berlimpah, berkali-kali lipat bahkan hingga seratus kali lipat. Kambing domba dan lembu sapinya juga banyak. Begitu juga anak buahnya semakin bertambah banyak. Hal ini menjadikan orang Gerar/Filistin menjadi cemburu.

Akhirnya dengan terpaksa Abimelekh meminta agar Ishak pergi dari Gerar, tapi masih di suatu lembah Gerar dimana dulu ayahnya pernah membuat sumur. Sumur-sumur itu sudah ditutup oleh orang Filistin. Oleh sebab itu Ishak berniat menggalinya kembali.

Sumur pertama yang digali kembali dan memancarlah air yang sangat deras. Namun para gembala Gerar mengaku-aku, bahwa itu sumur mereka. Pertengkaran tidak dapat dihindarkan. Akhirnya sumur itu diberi nama Esek, sebab mereka bertengkar disana.

Sumur kedua yang digali juga menyebabkan mereka bertengkar. Oleh sebab itu, Ishak menamai sumur itu Sitna. Nah, pada penggalian sumur ketiga, mereka tidak bertengkar dan mengakui, bahwa itu adalah sumur milik Ishak. Karena itu sumur tadi dinamai Rehobot sebab ini mendatangkan kenyamanan dan Ishak bisa beranak cucu di negeri Gerar.

Penutup

Dari beberapa teks tersebut di atas, kita dapat membuat beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Penggunaan teknik penyamaran (covering) dalam pertabligan Nabi Abraham as dan Nabi Ishak as seakan menjadi sesuatu yang biasa. Ketika hendak memasuki suatu negeri, mereka menggunakan covering, meskipun itu bukan untuk diri mereka.

2. Covering yang dipergunakan/ dijalankan ternyata masih logis dan bisa dipertanggungjawabkan. Istilah “saudara/adik” (akhot) memang bisa dipergunakan kedua-duanya untuk mengganti istilah “istri” (isyet). Apalagi, Sara memang anak ayah dari istrinya yang lain alias “saudara” atau “adik/kakak”.

3. Teknik penyamaran (covering) kadang mendatangkan keuntungan finansial dan kekayaan. Abraham dan Ishak telah membuktikannya. Banyak keuntungan finansial (masalah dapur) yang diperoleh, bahkan meskipun nantinya covering itu terbongkar. Selain financial benefits, eksistensi juga mulai diakui.

4. Meskipun kita sudah menggunakan covering, namun jangan negative thinking bahwa orang-orang yang di tempat baru itu semuanya kafir atau tidak baik. Abraham kecele, begitu juga Ishak. Sebab, Abimelekh justru seorang yang bertakwa dan adil meskipun dianggap berbeda (agama/kepercayaan).

5. Ketika covering sudah terbongkar dan ada sedikit gangguan, tetap harus terus berusaha. Kasus sumur Esek dan Sitna dimasa Ishak adalah contoh bagi kita, supaya kita tidak boleh menyerah. Ketika ada (mubalig/da’i) yang –katakanlah– dibunuh sekalipun, harus dikirim lagi kesana. Dibunuh lagi, dikirim lagi. Hingga kita bisa menguasai tempat itu, bahkan sudah tanpa covering lagi. []

Disusun oleh:
Dr. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat

No Responses

Tinggalkan Balasan