Mubda Papua Barat Didaulat Menjadi Penceramah | Paparkan Hakikat Khitan dan Akikah

Mubda Papua Barat Didaulat Menjadi Penceramah | Paparkan Hakikat Khitan dan Akikah

"Untuk penyembelihan kambingnya sendiri sudah dilaksanakan di Banjarnegara, Jawa Tengah. Kebetulan disana ada peresmian dua buah mushala oleh Pak Hidayat (Ahmad Suparja, Mubalig Daerah Banjarnegara). Sekarang ini kita hanya lakukan syukuran saja. La Kabir Ahmad telah dikhitan dan Aisyah Umella telah diakikahi."

Masroor Library – Manokwari, Papua Barat (5/9/21).Lantai dua rumah papan itu mulai dipenuhi hadirin. Sejak pukul 09:00 WIT, mereka berdatangan ke rumah Sekr. Umur Kharijiah JAI Manokwari, Minggu (5/9) pagi itu. Kaum lelaki duduk di teras, sementara kaum perempuan di dalam ruangan. Jumlahnya diperkirakan ada sekitar 40 orang termasuk anak-anak. Mereka terdiri dari anggota Jemaat dan ghair-Ahmadi.

Sesuai undangan, Minggu pagi itu akan dilaksanakan acara Syukuran Khitan dan Akikah untuk putra Bapak La Abidin. Dua malam sebelumnya, Sekretaris DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Provinsi Papua Barat tersebut dengan istri beliau mengundang Mubalig Daerah Papua Barat untuk mengisi acara tersebut.

“Untuk acara internal keluarga besar dan Jemaat dilaksanakan pagi hingga Dhuhur. Sedangkan ghair akan diundang bakda Dhuhur,” info dari penggagas Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Papua Barat tersebut. “Untuk acara yang pagi hari akan dilaksanakan mulai pkl. 09:00 WIT.”

Sepuluh menit sebelum dimulai, Sekr. Ta’lim JAI Manokwari telah menjemput ke rumah missi Mubalig Daerah di depan gerbang Kodam XVIII/Kasuari, Arfai. Dengan dibonceng motor milik Qaid MKAI Manokwari tersebut, Mubalig Daerah meluncur ke rumah shahibul hajat yang berjarak sekitar 200 meter di Gg. Selam berhadapan dengan Pulau Raimuti.

“Tujuan utama penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Sang Khaliq-Nya. Baik al-Jinn ataupun Al-Ins diperintahkan untuk menyembahnya,” papar Mubalig Daerah Papua Barat mengawali ceramahnya setelah mensitir Firman ALLAH Ta’ala dalam Qs. Al-Dzariyyat ayat 57. “Al-Jinn artinya pejabat, pembesar, spesialis, ular, kebun dan Sorga.”

Mubalig Daerah Papua Barat juga menerangkan mengenai kewajiban umat Islam terkait Tablig/Dakwah dan Tarbiyat.

“Pertama terkait dengan kuantitas alias Kammiyat, sedangkan yang kedua terkait dengan kualitas alias Kaifiyat,” katanya sambil menerangkan, bahwa acara itu adalah bentuk dari kewajiban Kaifiyat.

“Akikah (aqiqah) berasal dari kata al-‘aqqa yang artinya memotong atau menyembelih. Ini sama dengan kata al-qatha’a, artinya memotong. Dalam bahasa Inggris dipakai kata ‘cut’ . Oleh sebab itu seorang ulama besar India pernah mengatakan bahwa bahasa Arab adalah induknya bahasa-bahasa di dunia termasuk bahasa Inggris (innal ‘Arabiyyata ummun likulli alsinaat),” Mubalig Daerah memberikan arti etimologi atau lughawi dari kata akikah.

Selama 30 menit, Mubalig Daerah menjabarkan mengenai 5 Hadits berkenaan dengan akikah yang berasal dari riwayat Hadhrat Samurah bin Jundab RA, Hadhrat Ibnu AbbasRMH, Hadhrat Aisyah RA, Hadhrat Amir bin Syu’aib RA dan Hadhrat Salman bin Amir al-Dhabiy RA. Semua topik mengenai akikah terdapat di dalam Ahadits tersebut.

Selain itu, doa-doa dalam prosesi akikah juga dijelaskan. Baik itu doa ketika penyembelihan kambing, doa pemotongan rambut bayi serta doa perlindungan untuk sang bayi, yang kesemuanya berasal dari Hadits Rasulullah SAW. “Islam adalah agama yang lengkap sehingga segala amaliah selalu dilambari dengan doa. Sebab, doa adalah sumsumnya ibadah (al-du’a mukhkh al-‘ibaadah),” papar Mubalig Daerah.

Prosesi berikutnya adalah pemotongan rambut dari yang diakikahi, yaitu Ananda Aisyah Umella. Mubalig Daerah pertama kali memotong rambut Banat tersebut, disusul oleh keluarga yang lainnya. Setelah itu, doa pun dipimpin oleh Mubalig Daerah Papua Barat. Santap syukuran pun dilaksanakan secara prasmanan.

Tampak hadir dari internal Jemaat adalah anggota JAI Manokwari: Waketda LI Papua-Papua Barat, Ketua LI, Qaid MKAI, serta pengurus dan anggota lainnya termasuk Nashirat, Athfal, Abna dan Banat. Sedangkan dari JAI Manokwari Selatan tampak hadir Mubalig Lokal Mln. Basyiruddin Aziz, Ketua LI Ibu Maryani dan seorang Nashirat.

Sedangkan dari ghair-Ahmadi hadir sekitar 15 orang. Kebanyakan dari keluarga besar shahibul hajat, di antaranya keluarga Pak Nur Iman (polisi) dan Ibu Muridasia (Amban) serta para penghuni rumah kos-kosan milik Bapak La Abidin. Penghuni rumah kos-kosan itu didominasi oleh para pemuda yang umumnya bekerja di dekat sana.

Sambil menikmati santap syukuran, Mubalig Daerah Papua Barat memutar tiga buah Qashidah Hadhrat Masih Mau’ud AS dalam bahasa Arab melalui speaker aktif yang dihubungkan dari gawai Mubalig Daerah lewat bluetooth. Meski terdengar agak aneh bagi hadirin ghair-Ahmadi, namun secara umum menunjukkan keagungan Rasulullah SAW. []

Disusun oleh:
Mln. Dr. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat

No Responses

Tinggalkan Balasan