Didaulat Sebagai Konsultan Sejarah | Distrik Merdey Target Tablig Mubalig Daerah

Didaulat Sebagai Konsultan Sejarah | Distrik Merdey Target Tablig Mubalig Daerah

"Abang, saya saat ini sedang menulis buku tentang Sejarah Masuknya Agama Kristen dan Awal Mula Pemerintahan di wilayah Distrik Merdey, Kab. Teluk Bintuni. Informasi dari masyarakat sudah saya kumpulkan. Memang belum semua karena jarak ke sana ke sini tidak dekat. Karena itu apakah bisa saya ketemu Abang untuk berdiskusi terkait apa saja yang perlu saya ulas dan angkat?" (Foto: Mubalig DAerah Papua Barat pakai masker bersama Wartawan Papua Barat News Yohanes Ajoi berbaju merah)

Masroor Library – Manokwari, Papua Barat. Kombrov atau Kombrof merupakan bahasa Biak, Provinsi Papua. Artinya adalah gurita alias cumi-cumi besar. Sedangkan, gurita bakar disebut sebagai Kombrof kokaben. Mubalig Daerah Papua Barat sedang berada di Cafe Kombrov, Sabtu (4/9) pagi itu. Tadius Rombelangi, ojek asal Toraja mengantar dari Arfai ke Reremi.

“Saya sebenarnya guru SMP Negeri Satu Atap (SATAP) Mupi alias SMP Negeri 22 Manokwari. Bila tidak ada aktifitas mengajar, saya akan cari sampingan seperti mengojek ini,” kata guru Bahasa Inggris yang menamatkan S1 Pendidikan Bahasa Inggris di Makassar tersebut. “Tadi saya baru keluar rumah dan langsung dapat Bapak.”

Mendengar kata Mupi, Mubalig Daerah Papua Barat langsung teringat seorang guru di sana, Safei Richardo Desima, S.Pd.

“Wah, ternyata Bapak kenal dengan teman sekantor saya. Safei itu guru SD Negeri Mupi, tempat dimana SMP Negeri Satap Mupi berada. Kami biasa bincang di kantor yang sama,” papar Tadius lagi.

Mubalig Daerah Papua Barat pun segera wefie berdua dengan Tadius di depan Cafe Kombrof. Lewat WhatsApp (WA), foto itu dikirimkan ke Safei. Ternyata Safei langsung membalas pesan itu.

Mubalig Daerah Papua Barat (masker) bersama Tadius Rombelangi, ojek asal Toraja yang juga Guru di SMP Negeri Satu Atap (SATAP) Mupi alias SMP Negeri 22 Manokwari.

“Wah, itu teman saya, Bapak. Ketemu Tadius dimana?” tanya guru SM-3T alias GGD asal Pariaman, Sumatra Barat tersebut yang telah dikenal oleh Mubalig Daerah Papua Barat sejak ditugaskan sebagai Mubalig Daerah di Maluku.

Di kejauhan tampak sesosok gemuk berkaos merah mendatangi. Setelah uluk salam, Yohanes Ajoi pun duduk di kursi meja nomor 3 berhadapan dengan Mubalig Daerah Papua Barat.

“Maaf, Abang. Tadi listrik di rumah padam sehingga agak lambat print naskahnya,” ujar Wartawan Papua Barat News asal Kabupaten Tambrauw tersebut.

“Pak Daniel Asmorom pesan ke saya, agar Abang bersedia menjadi Konsultan penulisan Sejarah Agama-agama dan Pemerintahan di Distrik Merdey, Kabupaten Teluk Bintuni,” kata Ajoi lagi. Nama yang dimaksud adalah anggota DPRD Provinsi Papua Barat yang berasal dari Kabupaten Teluk Bintuni dan orang Papua asli dari Distrik Merdey.

Mubalig Daerah Papua Barat kemudian memeriksa draft naskah tersebut dan memberikan banyak masukan. Yohanis Ajoi tampak gembira, karena penulisan naskah sejarah itu akan bisa rampung dalam dua bulan mendatang dari waktu yang diberikan selama empat bulan.

“Meskipun baru setahun di Papua Barat, Abang memang sangat menguasai sejarah termasuk di Distrik Merdey.”

Mubalig Daerah Papua Barat pun membeberkan rahasianya. Bahwa, sejak lama telah memiliki teman-teman yang ditugaskan di Distrik Merdey. Daerah tanpa sinyal HP itu memang sangat terisolir sehingga tidak bisa komunikasi dengan orang-orang disana. Namun, Mubalig Daerah menggunakan data dari teman-teman yang pernah ditugaskan disana, yaitu Muhammad Reyhan Florean (dosen STKIP PGRI Tulungagung, Jawa Timur) dan Nurmala Sari (guru asal Makassar).

Bagi Mubalig Daerah sendiri, Distrik Merdey akan dijadikan sebagai target pertabligan. Kecamatan yang terdiri dari 15 kampung itu, hanya memiliki dua gereja dan satu mushala. Untuk mushala, tidak bisa dipakai sebagai tempat shalat Jumat, karena jumlah penduduk laki-laki Muslim di sana kurang dari 40 orang. Solusinya, mereka tiap dua minggu atau empat minggu turun ke ibukota Kabupaten untuk ikut shalat Jumat. Biaya sewa kendaraan sekitar Rp 3 juta.

Pertemuan selama hampir tiga jam itu pun diakhiri karena Ajoi akan ada acara liputan lagi. Setelah Ajoi meninggalkan Cafe Kombrov, Mubalig Daerah pun menyusun rencana untuk mapping Distrik Merdey di Kabupaten Teluk Bintuni. Sesuai jadwal kunjungan, bulan Oktober 2021 nanti, Mubalig Daerah akan kunjungan kesana lagi. []

Disusun oleh:
Mln. Dr. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat

No Responses

Tinggalkan Balasan