Mubalig Daerah Papua Barat Terima Kunjungan Perwira Kodam

Mubalig Daerah Papua Barat Terima Kunjungan Perwira Kodam
"Saya berangkat pkl. 11:30 WIT dari Momi Waren. Tujuannya ketemu Panglima untuk mengajukan mutasi saya ke Maybrat lagi. Pak Dandim sudah mengabari, bahwa sudah menyampaikan ke Pangdam untuk menarik saya kembali ke KODIM 1809 Maybrat di Ayamaru. Sayangnya, karena terkendala cuaca, Pangdam batal terbang kembali ke Manokwari dari kunjungan di Kaimana. Baru besok akan dijadwalkan terbang lagi"

Masroor Library – Manokwari, Papua Barat [23/7]. Nama Jhon Reawaruw, pertama kali disampaikan via pesan instan oleh Letda Simon Reawaruw yang bertugas di Bogor. Simon sendiri adalah adik kandung dari Letda Jhon Reawaruw, yang sebelumnya ditugaskan di Koramil Ayamaru. Setelah lama bertugas di Ayamaru, Jhon mendapat promosi untuk mengikuti pendidikan perwira (Secapa) di Cimahi, Bandung. Kini, Jhon ditempatkan di Resimen Induk Daerah Militer (RINDAM) Momi Waren, Manokwari Selatan.

Ketika kunjungan ke Kota Sorong, awal Juli 2022 lalu, Mubalig Daerah Papua Barat pun menghubungi Jhon via WA. Tidak lama kemudian Jhon menelpon dari RINDAM Momi Waren. Mubalig Daerah Papua Barat menawarkan agar bila sedang ada giat di Manokwari, bisa mampir ke rumah di Arfai II. Ternyata, Sabtu (23/7) siang, Jhon menelpon, bahwa posisinya sedang di KODAM Kasuari, Arfai I.

Setelah dikirimkan alamat rumah, tidak berapa lama kemudian Jhon pun sudah berada di depan gerbang Rumah Dinas Mubalig Daerah Papua Barat di Komplek Perumahan Arfai Indah Permai. Sebuah sepeda motor Vixion berwarna merah maron terparkir di jalan depan rumah. Mubalig Daerah mempersilakan senior Koramil Ayamaru itu masuk ke ruang tamu. Tampak Jhon sebentar melihat-lihat foto yang ada di ruang tamu.

Perbincangan selama hampir satu jam lamanya itu banyak membahas mengenai kondisi keamanan di Maybrat dan umumnya di Papua Barat. Tidak lupa, Mubalig Daerah Papua Barat menceritakan mengenai peninggalan Jepang yang ada di Kampung Momi dan Kampung Waren: goa Jepang, pillbox, pembangkit listrik, lapangan terbang serta perkebunan yute untuk pembuatan serat rami atau goni.

“Pak tampaknya sangat menguasai sejarah pada masa pendudukan Jepang di Kampung Momi dan Kampung Waren. Padahal orang setempat saja banyak yang tidak mengetahui sejarah ini. Saya juga tahu hanya pillbox Jepang yang di Kampung Dembek dan di depan Kantor Distrik Momi Waren saja. Selain itu, saya buta sama sekali,” kata perwira balok satu yang sudah satu tahun ditugaskan di RINDAM Momi Waren tersebut.

Untuk mendekatkan secara psikologis dengan Maluku, Mubalig Daerah pun menyampaikan bahwa pada masa pendudukan Jepang itu, kontrolir perkebunan di Kampung Momi dan Waren adalah orang Maluku. Marganya, Manuputty. Namun, karena dianggap mau memberontak terhadap Jepang, Manuputty akhirnya dibunuh oleh kempetai Jepang.

“Begitu juga kontrolir perkebunan di Ayamaru, dulu dikepalai oleh seorang pejabat asal Maluku, yaitu marga Kesauliya. Arti nama marga ini adalah “yang topinya miring”. Sebab, saat pelantikan, topi pejabat itu posisinya miring. Maka, keturunannya kemudian dikenal dengan sebutan Kesauliya.” papar Mubalig Daerah Papua Barat yang telah mengunjungi Ayamaru pada awal Juni 2022 lalu.

Sebelum berpamitan, dilakukan foto bersama di ruang tamu. Seperti biasa, putri kedua yang mengabadikan momen tersebut. Rencananya, Jhon malam nanti akan menginap di rumah temannya di Maripi. “Baru besok pagi saya akan ke KODAM lagi untuk jumpa Pangdam. Semoga beliau besok jadi terbang kembali ke Manokwari,” kata basudara dari Maluku tersebut.

Sekedar untuk diketahui, bahwa marga Reawaruw aslinya berasal dari Kampung Waai, kini termasuk dalam Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah. Ketika Islam dan Kristen masuk ke Waai, mereka yang tidak mau menerima, melarikan diri ke Barat, yaitu ke Mamala dan Morela dan berubah menjadi marga Sialara. Sedangkan yang menetap di Wakal, berubah menjadi marga Lemaru. Inilah tradisi pela (kekerabatan berdasarkan agama dan tradisi) yang berlangsung hingga kini. []

Disusun oleh:
Mln. Dr. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat

No Responses

Tinggalkan Balasan