Diundang ke Resepsi Pernikahan | Ojek Keliling Manokwari Jadi Andalan

Diundang ke Resepsi Pernikahan | Ojek Keliling Manokwari Jadi Andalan
"Memperluas kontak sosial dengan cara bergaul sebanyak mungkin dengan masyarakat dari berbagai lapisan sosial akan menambah banyak relasi dan kenalan. Tidak diduga, bahkan kita akan berjumpa dengan orang-orang yang berasal dari satu daerah asal. Bila ini terjadi, maka ada kebahagiaan tersendiri. Pintu rabtah dan tablig akan terbuka lebih luas lagi."

Masroor Library – Manokwari, Papua Barat [22/7]. Lokasi parkiran Hotel Aston Niu di Sowi III itu tampak sudah penuh. Kendaraan yang datang belakangan terpaksa putar balik dan turun lagi ke arah jalan raya Trikora Arfai I. Hanya kendaraan roda dua yang bisa parkir di area hotel. Namun untuk menghindari kemacetan, banyak yang akhirnya jalan kaki dari jalan raya menuju hotel. Bagi yang berusia lanjut, jalan menanjak itu lumayan menguras tenaga.

Mubalig Daerah Papua Barat pun turun di pinggir jalan raya arah ke Hotel Aston Niu, Jumat (22/7) malam itu. Dari sana, bersama tamu undangan lainnya berjalan menanjak ke arah aula hotel. Tampak tenda besar telah dipasang di depan aula yang biasa dipakai sebagai tempat pertemuan (ballroom) tersebut. Permadani terlihat basah, begitu juga beberapa bangku, akibat hujan lebat yang mengguyur sore tadi.

Setelah mencatatkan nama dan menukar kupon souvenir di bagian penerima tamu, Mubalig Daerah pun memilih tempat duduk yang dekat layar monitor. Bangku sudah hampir full, hanya satu dua saja yang masih kosong. Itupun bangku yang basah kena tetesan air hujan atau yang lokasinya tidak ideal. Malam itu, tamu undangan benar-benar membludak. Selain parkiran, daya tampung tempat duduk pun tidak mencukupi.

Ini wajar, sebab sohibul hajat adalah orang terpandang. Seorang mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Manokwari, dan besannya adalah seorang pengusaha sukses di Manokwari, Papua Barat. Mantan Sekda itu tidak lain adalah Drs. Aljabar Makatita, M.Si. dan besannya Hadi Eka Putra, S.E. Bagi masyarakat Manokwari, siapa yang tak kenal mereka. Keduanya merupakan orang terpandang disini.

“Pak Doktor, tanggal 22 Juli ada di Manokwari, kah? Saya mau kasih undangan nikahan anak saya, Pak.” kata mantan Sekda Kab. Manokwari asal Negeri Tial, Maluku Tengah itu lewat pesan instan WhatsApp (WA). “Saya lagi mau ke SP, Pak. Nanti keponakan pulang ke Maripi, dia mampir ke rumah Pak Doktor.”

Suami dari Sri Mulyami, S.E. itu bukan hanya mengabari lewat pesan teks, tetapi juga telpon langsung. Dia meminta Mubalig Daerah Papua Barat dapat menghadiri resepsi pernikahan putrinya, Viyata Maryana Wardani Makatita, yang juga baru lulus dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Jurusan Arsitek (S.Ars.). Maka, begitu surat undangan mewah itu diterima, dia sangat gembira. “Alhamdulillah, akhirnya ketemu. Terimakasih, Pak Doktor.”

Sejak 2020 lalu, Mubalig Daerah Papua Barat telah mengenal Sekda Manokwari itu dari keponakannya yang ada di Negeri Tial, Maluku Tengah. Tanpa diminta, Hilda Julaida Rolobessy, S.E., Sekretaris Fatayat NU Maluku itu mengabari bahwa pamannya di Manokwari adalah seorang Sekda. Itu setelah Hilda mengetahui bahwa Mubalig Daerah Maluku dimutasi menjadi Mubalig Daerah Papua Barat dan berdomisili di Manokwari.

Setelah itu, Mubalig Daerah Papua Barat pun langsung menjalin komunikasi dengan Wakil Ketua Ikatan Keluarga Maluku (IKEMAL) Papua Barat tersebut. Sehingga beberapa kali ada kegiatan perayaan Hari Pattimura di Manokwari, mantan Sekda Manokwari itu selalu mengabari dan mengundang Mubalig Daerah Papua Barat untuk hadir.

Oleh sebab itu, meski jalanan masih basah, bahkan di sebagian lokasi tergenang air, Mubalig Daerah Papua Barat pun tetap meluncur ke lokasi acara resepsi. Karena hingga kini belum memiliki inventaris kendaraan dari Jemaat, selama ini Mubalig Daerah pun memanfaatkan jasa ojek keliling alias okel. Disebut okel, karena di Papua Barat ini tidak ada ojek pangkalan (opang), yang ada adalah okel.

Untuk ojek di Manokwari dan umumnya Papua Barat, ada beberapa perkumpulan. Untuk membedakannya, bisa dilihat dari warna helmnya. Ada yang warna hijau (stabillo), warna oranye, warna putih dan warna lainnya. Itu menunjukkan bahwa mereka berasal dari perkumpulan ojek yang berbeda-beda. Bila dihitung jumlah seluruhnya, saat ini ada sekitar enam ribu lebih ojek di Manokwari.

Ada keuntungan bila kita sering naik ojek yang berbeda tiap waktu. Karena mereka berasal dari wilayah yang berbeda (pendatang), kita bisa mengetahui banyak hal dari mereka. Bahkan, bila bernasib mujur, kita akan bertemu dengan ojek yang berasal dari satu kampung atau kabupaten. Dan, itu terjadi pada siang hari sebelum hadir ke acara resepsi. Saat naik ojek untuk shalat Jumat di Mushala “Ahmad” Amban, ternyata ojeknya berasal dari Indramayu.

“Sejak 2012 saya sudah tinggal di Manokwari. Keponakan saya banyak yang di Angkatan Laut dan di Resimen Induk Daerah (RINDAM) Momi Waren, Manokwari Selatan. Bahkan, anak saya sekarang jualan tahu krispy di Angkatan Laut Manokwari,” kata ojek itu yang ternyata bernama Warjo asal Pangkalan Losarang, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

“Nanti kalau sedang lewat RINDAM Momi Waren atau Angkatan Laut Manokwari, cari saja mereka,” kata Warjo yang tinggal di Wosi Dalam itu sambil menyebutkan nama-nama yang bisa ditemui di kedua lokasi militer itu. Mubalig Daerah pun meminta nomor dia untuk kepentingan ke depannya. Sebab, sudah dibuat Group WA khusus untuk orang-orang perantau asal Indramayu di Manokwari. []

Disusun oleh:
Mln. Dr. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat

No Responses

Tinggalkan Balasan