“Kunjungan keempat Mubalig Daerah Papua Barat ke Kabupaten terkaya dan terluas di Provinsi Papua Barat ini dalam rangka pemetaan pertabligan, rabtah dan juga agenda khusus lainnya. Ke depannya, ditargetkan ada lokasi pertabligan di perkampungan pedalaman suku asli Papua disini.”
Masroor Library – Teluk Bintuni, Papua Barat [2/2]. WAKTU menunjukkan pukul enam petang saat dua buah kendaraan roda dua itu parkir di halaman sebuah penginapan sederhana di pusat Kota Bintuni, Kab. Teluk Bintuni, Kamis (2/2). Hujan lebat disertai petir baru saja berhenti. Air telah kembali mengering. Hujan lokal itu hanya mengguyur kawasan kota Bintuni, kawasan di sekitarnya malah panas terik.
“Baru saja tadi hujan lebat disertai petir berhenti,” kata Ibu pemilik Penginapan yang sudah akrab dengan Mubalig Daerah Papua Barat karena setiap kunjungan ke Kab. Teluk Bintuni pasti akan menginap di penginapannya. “Bapak parkir saja kendaraan dulu, nanti baru turun ke bawah. Saya akan siapkan kamarnya. Kamar yang biasa Bapak pakai belum bisa ditempati karena ada banyak berkas dari salah satu lembaga pemeriksa keuangan Provinsi yang belum diambil.”
Menggunakan kendaraan roda dua, Mubalig Daerah Papua Barat bertolak dari Manokwari pkl. 08:30 WIT pagi. Tujuan pertama adalah ke Kampung Wedoni untuk jumpa dengan Mln. Basyiruddin Aziz. Sekitar pkl. 10:00 WIT, ditemani Mubalig Lokal JAI Manokwari Selatan tersebut, kembali bertolak ke Kab. Teluk Bintuni. Bagi Mubalig Daerah Papua Barat ini pertama kalinya menggunakan motor ke Kab. Teluk Bintuni sejak mendapat inventaris itu awal September 2022 lalu.
Perjalanan selama sekitar sepuluh jam itu melewati Distrik Oransbari, Distrik Momi Waren, Distrik Tahota, Distrik Manimeri dan Distrik Bintuni. Tiga buah Distrik pertama berada di Kab. Manokwari Selatan, sedangkan dua Distrik berikutnya masuk di Kab. Teluk Bintuni yang dikenal sebagai Kabupaten Sisar Matiti alias Kali Biru. Disebut demikian karena ada ribuan sungai di kabupaten terluas se-provinsi Papua Barat tersebut.
Sepanjang perjalanan sekitar 300 kilometer itu, keduanya pun singgah sejenak di beberapa lokasi. Pertama singgah di kawasan Gunung Botak untuk melepas lelah dan dahaga. Kebetulan, salah seorang warga Suku Sough bermarga Ahoren dari Kampung Mawi menyediakan kelapa muda. Keduanya pun menikmati kesegaran air kelapa murni yang berasal dari kampung suku asli Papua tersebut.
Kedua, singgah di kawasan wisata Pintu Angin. Disini Mubalig Daerah Papua Barat dan Mubalig Lokal JAI Manokwari Selatan menunaikan shalat Dhuhur jamak Ashar berjamaah. Sebuah mushala mungil terbuat dari papan berdiri kokoh di atas air di tepi pantai. Nama mushala itu adalah Nur Rahman alias Cahaya Yang Maha Pengasih. Di lokasi ini juga terdapat sebuah pondok (warung) yang menjual berbagai keperluan kelontong dan makanan.
Ketiga, berhenti sejenak di jalur belantara di kawasan Distrik Tahota. Saat ini jalanan di Distrik Tahota sudah sangat bagus. Aspal dan irigasi di pinggir jalan tertata dengan baik. Padahal, sebelumnya beberapa kali lewat daerah ini, Mubalig Daerah Papua Barat sering terjebak buruknya jalan. Kini, menjadi jalan yang terbagus bila dibandingkan dengan jalan lainnya sepanjang Gunung Botak hingga Kab. Teluk Bintuni.
Keempat, saat tiba di gerbang perbatasan Kab. Manokwari Selatan dengan Kab. Teluk Bintuni, keduanya juga berhenti sejenak. Perjalanan dari gerbang perbatasan hingga ke Kota Bintuni masih cukup jauh. Bila dibandingkan, jarak ke Kota Bintuni dengan ke Gunung Botak hampir sama yaitu sekitar dua jam. Sebab, dari Gunung Botak ke Kota Bintuni memerlukan waktu empat jam lamanya.
Kelima, keduanya berhenti sejenak di Tugu Tujuh Suku, di depan kawasan perkantoran Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni. Disini Mubalig Daerah Papua Barat juga kembali berdoa untuk kemajuan Jemaat di Daerah Papua Barat. Dari tempat ini ke Kota Bintuni masih memerlukan waktu sekitar setengah jam lagi atau sekitar 30 kilometer. Kantor KODIM 1806/Teluk Bintuni, Kejaksaan Negeri Teluk Bintuni dan Kantor Kemenag Teluk Bintuni ada di jalur yang dilewati di Distrik Manimeri.
Bakda shalat Maghrib jamak Isya, Mubalig Daerah Papua Barat dan Mubalig Lokal JAI Manokwari Selatan menunggu kedatangan salah seorang anggota asal Jemaat Kawalu, Tasikmalaya (Jawa Barat). Putra almarhum Bapak Ali Mukhayat M.S. (Kristolog Jemaat Indonesia) tersebut sudah 15 tahunan berada di Kab. Teluk Bintuni. Saat ini bekerja dalam bidang pemberantasan malaria melalui program EDAT (Early Detection and Treatment) yang dicanangkan 20 tahun lalu.
“Kunjungan keempat Mubalig Daerah Papua Barat ke Kabupaten terkaya dan terluas di Provinsi Papua Barat ini dalam rangka pemetaan pertabligan, rabtah dan juga agenda khusus lainnya. Ke depannya, ditargetkan ada lokasi pertabligan di perkampungan pedalaman suku asli Papua disini,” papar Mubalig Daerah Papua Barat kepada Ketua JAI Kawalu periode 2019-2022 tersebut.
Bertempat di Warung Makan Lamongan, Mubalig Daerah Papua Barat, Mubalig Lokal JAI Manokwari Selatan dan Bapak Muhammad Al-Mahdi pun membicarakan berbagai hal terkait perkembangan Jemaat di Kab. Teluk Bintuni. Tidak terasa, waktu sudah menunjukkan pkl. 22:00 WIT. Kota Bintuni kembali diguyur hujan lebat malam itu. Namun, hujan itu biasanya hanya sebentar meskipun cukup sering. []
Disusun oleh:
Mln. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat
Related Posts
Waqf-E-Nou Parents Day Sukses Digelar di Masjid Mahmudah Gondrong Tangerang
Jemaat Ahmadiyah Cibinong Adakan Kelas Waqf-E-Nou
Ansharullah Ahmadiyah Indonesia Adakan Ijtima Nasional 2024
Bekali Public Speaking dan Personal Building | Hadirkan Mentor dari Celebes Public Speaking
DPD Jemaat Ahmadiyah Bogor Hadiri FGD Setara Institute
No Responses