Masroor Library – Manokwari, Papua Barat – WARTA “JANG-E-MUQADDAS” JAI DAERAH PAPUA BARAT [12/4]. Atinovena Kocu, nama yang cukup unik. Kata pertama berbau keagamaan terutama Katolisitas. Novena sendiri artinya adalah sembilan (novem). Sedangkan kata terakhir menunjukkan nama marga. Bagi pakar etnologi, hanya dengan mendengar nama belakang saja, pasti akan mengetahui asal dan spesifikasi kata itu. Dipastikan, nama belakang itu merupakan salah satu nama marga di Papua Barat.
Ya, Atinovena Kocu adalah nama dari seseorang perempuan beragama Katolik yang berasal dari suku bangsa Aifat di Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat. Suku bangsa Aifat artinya “Air Besar” (Aya= air, Fat= besar), salah satu suku di Kabupaten Maybrat. Sedangkan Kocu adalah salah satu nama marganya. Nama marga lainnya Air, Asem, Aserem, Fanataf, Fatem, Fatih, Haya, Kaaf, Korain, Kosho, Kosamah, Kamak, Korabuku, Mate, Sewiay, Sasio, Saa, Sawuk, Sorry, Turot, Tenau, Yater, Yam, Yumte.
Minggu lalu, nama Atinovena Kocu mencuat setelah dilantik sebagai Ketua Badan Pengurus Ikatan Mahasiswa Karef Hamit Aifat alias IMKHA Kabupaten Manokwari Periode 2021-2022. Melalui Ketua Ikatan Mahasiswa Tambrauw (IMT) Kabupaten Manokwari Septinus Asiti, Mubalig Daerah Papua Barat pun berhasil memperoleh nomor kontaknya.
Tidak perlu waktu terlalu lama, Ketua dan Badan Pengurus IMKHA ingin berjumpa dan berkunjung ke rumah missi. Tepat pada Senin (12/4) sore, keinginan mereka pun terlaksana.
“Kami masih di Pom bensin Sowi,” kata Kocu via pesan instan WhatsApp (WA). Pom bensin atau SPBU itu sendiri terletak sekitar empat kilometer dari rumah missi Mubalig Daerah Papua Barat di Arfai.
Rombongan itu ternyata berjumlah delapan orang, terdiri dari empat lelaki dan empat perempuan. Secara marga mereka terdiri dari marga Air, Kocu, Korain, Kosamah, Turot dan Yumte. Artinya, dengan melihat nama-nama marga mereka berasal dari Distrik Aifat Utara yaitu di Kampung Fonatu dan Kampung Ayawasi.
“Di Kab. Maybrat banyak sekali bermunculan masalah-masalah sosial saat ini,” kata mahasiswa bermarga Tenau. “Salah satunya adalah masalah kawin muda. Istilahnya kawin dan bukan nikah muda. Pasti Abang sudah mengerti artinya,” paparnya disambut anggukan kepala Mubalig Daerah Papua Barat.
“Selain itu, masalah pendidikan anak sekolah dasar juga masih menjadi perhatian. Akibat guru-guru yang aktif di tempat lain, siswa menjadi terlantar,” sambung Kocu. Bila disebut kata Kocu, itu artinya yang dimaksud adalah Atinovena Kocu. Sebab, di Papua Barat ini –sebagaimana juga di Maluku– terkadang lebih umum disebut nama marganya.
Mubalig Daerah Papua Barat pun menceritakan kondisi yang hampir sama saat ditugaskan di Maluku.
“Untungnya di Maluku dikirim tenaga Guru Gugus Depan (GGD) sehingga hal itu sedikit banyaknya bisa teratasi. Namun, di beberapa lokasi terutama di pulau-pulau dan pedalaman, kondisinya sama saja,” tegas mantan Mubalig Daerah Maluku tersebut sambil menyebutkan kasus di Pulau Kelang khususnya di Desa Sole.
Perbincangan selama hampir tiga jam itu diseling dengan santap malam. Sementara Mubalig Daerah menunaikan shalat Maghrib jamak Isya dengan keluarga, para mahasiswa itu menikmati menu ayam lalapan yang dipesan dari warung langganan sekitar 20 meter dari rumah missi persis di depan gerbang Kodam XVIII/Kasuari, Arfai. Bahkan, makanan itu diantarkan langsung oleh penjualnya ke rumah missi.
Saat masih berbincang, Sekr. Tarbiyat yang juga merangkap Sekr. Tablig tiba di rumah missi didampingi istri dan putranya. La Ode Mutiali ingin melaksanakan shalat Tarawih berjemaah di rumah missi (kontrakan) Mubalig Daerah Papua Barat. Namun, karena pengumuman hasil Sidang Isbat belum disampaikan, akhirnya mereka menunggu sambil menyimak tayangan TV. Bila Keputusan Pemerintah terkait Penetapan 1 Ramadhan 1442 H disampaikan pukul 19:30 WIB, maka di Papua Barat itu sama dengan pkl. 21:30 WIT.
Rombongan mahasiswa asal Kabupaten Maybrat itu pun kemudian berpamitan. Sebelum meninggalkan rumah missi, mereka melakukan foto bersama dengan Mubalig Daerah di depan koleksi buku-buku di ruang tamu itu. Empat orang di sebelah kanan, empat orang lagi di sebelah kiri Mubalig Daerah. Komposisinya terlihat seimbang, dengan posisi Mubalig Daerah berada di tengah-tengah. []
Related Posts
Waqf-E-Nou Parents Day Sukses Digelar di Masjid Mahmudah Gondrong Tangerang
Jemaat Ahmadiyah Cibinong Adakan Kelas Waqf-E-Nou
Ansharullah Ahmadiyah Indonesia Adakan Ijtima Nasional 2024
Bekali Public Speaking dan Personal Building | Hadirkan Mentor dari Celebes Public Speaking
DPD Jemaat Ahmadiyah Bogor Hadiri FGD Setara Institute
No Responses