“Kunjungan ini sangat bagus, sebab dapat menjadi ruang-ruang pertemuan untuk menjalin komunikasi dan persahabatan untuk kemajuan bangsa dan negara. Ahmadiyah sudah seeing mendapat resistensi sehingga harus banyak membuka diri. Disini juga biasa dilakukan pertemuan lintas agama, termasuk Ahmadiyah di dalamnya.”
Masroor Library – Cibinong, Bogor [8/9]. Hujan cukup lebat mengguyur kawasan Katedral Beateae Mariae Virginis (BMV) atau Santa Perawan Maria Tak Bernoda, Jl. Kapten Muslihat 22, Kota Bogor, Jumat (8/9) sore menjelang petang itu. Pakaian rombongan peserta Kunjungan Akademik Darjah Mubasyir pun menjadi lumayan basah. Mobil yang dikemudikan oleh sabiq Mubalig Mln. Masykurullah Ahmadi pun meluncur meninggalkan Kota Bogor kembali ke Kampus Mubarak.
Kunjungan ke Katedral bercorak gotic yang dibangun pada 1840 itu mengakhiri Kunjungan Akademik Darjah Mubasyir. Setelah disambut oleh Romo Alfons dan beberapa pengurus Katedral lainnya, rombongan diajak berkeliling Katedral dan Goa Maria. Penyerahan buku berjudul “Gereja BMV Keuskupan Bogor © 2021” mengakhiri kunjungan itu. Reginal R. Kapah alias Bang Rei yang adalah Sekretaris Pemuda Katolik se-Jawa Barat dan Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAAK) itulah yang juga memfasilitasi kunjungan ke lokasi ketiga.
Sebelumnya, rombongan juga mengunjungi Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Zebaoth, Jl. Ir. H. Djuanda 4, Kota Bogor. Pdt. Margie Ririhena van Wandana, S.Th., M.Si. (Ketua Majlis) dan Pnt. Japer Situmorang (Koordinator Germasa) langsung menerima rombongan di aula pertemuan. Aula yang bersebelahan dengan Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) pun menjadi tempat berkumpulnya mahasiswa.
“Kunjungan ini sangat bagus, sebab dapat menjadi ruang-ruang pertemuan untuk menjalin komunikasi dan persahabatan untuk kemajuan bangsa dan negara. Ahmadiyah sudah seeing mendapat resistensi sehingga harus banyak membuka diri,” papar Pdt. Margie Ririhena yang berasal dari Negeri Soya, Kota Ambon, Maluku itu. “Disini juga biasa dilakukan pertemuan lintas agama, termasuk Ahmadiyah di dalamnya.”
Selama satu jam rombongan berinteraksi dan tanya jawab dengan pendeta asal Ambon, Maluku tetapi besar di Samarinda, Kalimantan tersebut. Banyak hal yang ditanyakan oleh para mahasiswa kepada dua orang narasumber tersebut. Mulai dari aspek sejarah, ajaran, keanggotaan, pengorbanan dan lainnya. Semua mahasiswa berkesempatan menanyakan satu kali atau dua Bali pertanyaan.
Kunjungan pertama adalah ke Departemen Percetakan (Printing Plant) Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) di Nanggewer, Cibinong, Bogor. Sesuai surat permohonan kunjungan, rombongan diterima oleh Ibu Dorkas dan diajak berkeliling ke kawasan percetakan modern dan canggih itu. Sejak sekitar 15 tahun lalu, mahasiswa Jamiah sudah biasa diajak kesana.
“Kalau Dr. Rakeeman sudah biasa kemari. Beliau orang hebat dan banyak kenalan. Siapa yang tidak kenal beliau di kalangan LAI atau Kristen ini,” terang Antonius Siahaan, M.Si., Kepala Departemen Percetakan LAI yang akan pensiun dalam dua tahun lagi. “Beliau sering kesini membawa mahasiswanya. Bahkan sering ke Departemen Penerjemahan Alkitab sewaktu masih di Jalan Achmad Yani, Kota Bogor dan setelahnya pindah ke gedung 11 lantai yaitu Bible Centre Jakarta.”
Selama hampir tiga jam, rombongan berada di Percetakan LAI. Mahasiswa pun melihat proses pencetakan Alkitab sebanyak 24 tahap, dari sejak tata letak berwujud naskah, dijadikan plate hingga proses pencetakan dan penjilidan serta cobekan (indeks). Semua proses itu dilakukan oleh mesin, dan hanya sedikit saja yang tetap dilakukan secara manual. Selain Ibu Dorkas dan Ibu Poppy, Bpk. Sonny pun mendampingi dalam proses melihat kinerja percetakan tersebut.
Setelah dilakukan kuis pertanyaan dengan tiga buah hadiah, rombongan pun foto bersama dengan pengelola Percetakan Alkitab di ruang lobi. Sekretaris Umum LAI Dr. Sigot Triyono yang baru datang juga akhirnya bisa ikut bergabung dalam foto bersama. Karena waktu sudah dekat shalat Jumat, maka rombongan pun berpamitan akan shalat di masjid Jemaat Cibinong yang terletak hanya sekitar 1,2 kilometer saja alias masih satu kelurahan. Salah seorang mahasiswa kemudian diminta mengisi khotbah Jumat. []
Disusun oleh:
Mln. Dr. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Dosen Perbandingan Agama & Bahasa Farsi
Jamiah Ahmadiyah International Indonesia
Bogor, Jawa Barat
Related Posts
Waqf-E-Nou Parents Day Sukses Digelar di Masjid Mahmudah Gondrong Tangerang
Jemaat Ahmadiyah Cibinong Adakan Kelas Waqf-E-Nou
Ansharullah Ahmadiyah Indonesia Adakan Ijtima Nasional 2024
Bekali Public Speaking dan Personal Building | Hadirkan Mentor dari Celebes Public Speaking
DPD Jemaat Ahmadiyah Bogor Hadiri FGD Setara Institute
No Responses