“Ini untuk pertamakalinya Koramil 1809-04/Aitinyo Barat melaksanakan acara Santa Klaus. Menyambut Natal, kami mencoba menyemarakkan suasana dengan membuat miniatur palungan berupa rumah kaki seribu dan juga acara Sinterklas ini.”
Masroor Library – Maybrat, Papua Barat Daya [18/12]. Hujan rintik-rintik itu berhenti sekitar pkl. 15:00 WIT. Nampak sosok-sosok dengan aneka jenis pakaian keluar dari markas Koramil 1809-04/Aitinyo Barat. Ada yang mengenakan pakaian berwarna merah dan putih, biru dan kuning, dan tanpa pakaian atas dengan tubuh berwarna hitam pekat. Mereka adalah para personel TNI yang akan menyemarakkan pembagian kasih dalam acara Sinterklas (Santo Nikolas) dan Petrus Hitam (Zwarte Piet), Minggu (18/12) sore.
Sebuah kendaraan bak terbuka telah dihias sedemikian rupa. Bendera Merah-Putih diikat pada tiang kayu di sebelah kanan mobil. Sementara di sekeliling mobil dilapisi dengan bendera merah putih dan gambar Burung Garuda. Tampak di bagian depan mobil, ada sebuah spanduk yang berisi nama acara tersebut. Semua personel tadi foto di depan mobil bak terbuka itu.
“Ini untuk pertamakalinya Koramil 1809-04/Aitinyo Barat melaksanakan acara Santa Klaus. Menyambut Natal, kami mencoba menyemarakkan suasana dengan membuat miniatur palungan berupa rumah kaki seribu dan juga acara Sinterklas ini. Diharapkan semua masyarakat dapat memperoleh kegembiraan terutama anak-anak. Sebab, ada pembagian Alkitab dan juga hadiah lainnya,” papar Letda Janis, Danramil yang baru menjabat selama enam bulan setelah Koramil itu menjadi definitif.
Menggunakan pengeras suara, mobil itu bergerak meninggalkan markas Koramil ke arah Utara kampung. Anak-anak kecil mengikuti mobil itu sepanjang jalaan. Di beberapa lokasi mobil berhenti dan memberikan hadiah. Bila ada anal kecil, Zwarte Piet (Petrus Hitam) pun menangkapnya. Meski awalnya menangis ketakutan, anak kecil itu kemudian tampak senang karena mendapat hadiah dari Sinterklas.
Mubalig Daerah Papua Barat yang telah menginap satu malam di Makoramil 1809-04/Aitinyo Barat pun ikut serta dalam acara itu. Namun, tujuannya adalah untuk mengenal masyarakat sepanjang jalur yang dilalui oleh rombongan mobil Sinterklas. Beberapa rumah pun disinggahi. Rumah itu adalah milik orang-orang yang sebelumnya telah dikenal, baik dalam perjalanan maupun saat di Manokwari.
Mubalig Daerah Papua Barat juga berkesempatan ziarah ke makam Bapak Raja Mathias Kambu. Menurut sejarah, Raja Mathias Kambu adalah pelaku sejarah penentuan pendapat rakyat (Pepera) 1969. Dari 1026 orang yang memberikan hak suara, beliau ada dal nomor urut 836. Oleh masyarakat setempat, beliau dianggap pejuang pro integrasi ke pangkuan NKRI. Makam beliau terletak persis di sebelah GKI Sion Kambufatem.
Kampung Kambufatem sendiri berada di jalur antara Ayamaru (Kab. Maybrat) dan Teminabuan (Kab. Sorong Selatan). Hanya diperlukan waktu sekitar satu jam lebih untuk mencapai kampung di atas pegunungan ini. Setelah melewati Distrik Moswaren, tujuh kilometer kemudian telah tiba di Kampung Kambufatem, Distrik Aitinyo Barat. Posisi Koramil persis berada di turunan pertama, sebelah kanan dari arah Teminabuan. []
Disusun oleh:
Dr. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat
Related Posts
Waqf-E-Nou Parents Day Sukses Digelar di Masjid Mahmudah Gondrong Tangerang
Jemaat Ahmadiyah Cibinong Adakan Kelas Waqf-E-Nou
Ansharullah Ahmadiyah Indonesia Adakan Ijtima Nasional 2024
Bekali Public Speaking dan Personal Building | Hadirkan Mentor dari Celebes Public Speaking
DPD Jemaat Ahmadiyah Bogor Hadiri FGD Setara Institute
No Responses