Masroor Library – Manokwari, Papua Barat [28/9]. Sejak pertemuan pertama dengan Advokat kawakan Yan Christian Warinussy, S.H. setahun lalu, beberapa kali Mubalig Daerah Papua Barat mengagendakan untuk berjumpa dengannya. Pertemuan itu direncanakan di Kantor Lembaga Penelitian, Pengkajian dan Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari atau di Rumah Missi di Arfai. Sayangnya, karena kesibukan masing-masing, keduanya belum sempat bertemu secara langsung.
Beberapa kali Mubalig Daerah Papua Barat singgah di kantor LP3BH, namun lagi-lagi Advokat Warinussy tidak ada di tempat. Oleh sebab itu, komunikasi pun diefektifkan lewat pesan instan WhatsApp (WA). Sedikitnya seminggu sekali, biasanya Mubalig Daerah berkirim kabar. Begitu pula Pak Yan –demikian beliau biasa dipanggil– kadang mengirimkan berita-berita yang terjadi di Papua Barat secara japri.
Advokat Yan adalah pejuang hak azasi manusia (HAM) Tanah Papua yang kemudian mendapat Penghargaan Internasional “John Humphrey Freedom Award” atas jasanya dalam pembelaan terhadap hak azasi manusia di Tanah Papua. Koordinator Bidang Hukum Dewan Adat Papua (DAP) Wilayah III Doberay itu juga yang membela Jemaat Ahmadiyah Papua Barat saat mengalami resistensi pada 2017-2018 lalu.
Ketika dikabari bahwa Mubalig Daerah Papua Barat sudah di kantor LP3BH, Selasa (28/9) pagi menjelang siang itu, beliau dengan rendah hati mengabarkan akan segera meluncur ke kantor lagi. Padahal saat itu beliau sudah di pengadilan dan akan ada sidang. “Saya sudah di pengadilan, jika berkenan, bisa Pak Mubalig tunggu sebentar, saya akan ke kantor lagi, karena masih menunggu sidangnya,” kata pengacara yang dipercaya oleh beberapa kepala daerah termasuk Gubernur Papua Barat itu.
Sejak pertama berkenalan dengan Advokat Yan, Mubalig Daerah Papua Barat sudah melihat bahwa anak adat asal Biak tersebut begitu rendah hati. Hal ini terbukti, setiap kali berkomunikasi, selalu memanggil dengan sebutan “Pak Mubalig”. Dari panggilan ini tercermin penghormatan beliau terhadap para Mubalig Ahmadiyah.
Selama satu jam setengah, Mubalig Daerah Papua Barat berbincang dengan Direktur LP3BH tersebut. Banyak hal yang dibahas, selain mengenai Jemaat Ahmadiyah di Papua Barat sendiri. Peristiwa yang terjadi di Posramil Kisor, Maybrat juga tidak luput dibahas. Begitu juga peristiwa yang terjadi di Provinsi Papua, terkait keamanan yang mulai terganggu.
“Rencananya kami akan melaksanakan pertemuan Jaringan Damai Papua (JDP). Kebetulan saya dipercaya sebagai Koordinator untuk Papua Barat dan sebagai juru bicara Pusat,” kata beliau menyampaikan informasi. “Nanti Pak Mubalig dan Pengurus Ahmadiyah lainnya akan kami undang. Kita ingin mempertahankan Papua Barat tetap kondusif, meski untuk Papua sana tidak bisa.”
Mubalig Daerah Papua Barat pun kemudian memberikan kepanjangan lain untuk singkatan JDP, yaitu Jesus Determines Papua/Papuans, artinya hanya Yesus yang akan menentukan nasib Tanah Papua atau nasib orang-orang Papua sendiri. Sebab, kepercayaan mereka kepada Yesus begitu tingginya. Mungkin, setelah Maluku, kekristenan yang dipeluk secara luar biasa ada di Papua!
Sebelum berpamitan, Mubalig Daerah Papua Barat memberikan hadiah selempang yang biasa dipakai alias stola Mubalig Daerah Papua Barat kepada Advokat Warinussy. Mubalig Daerah sendiri yang mengalungkan stola tersebut kepada Direktur LP3BH itu. Tidak lupa, buku “Krisis Dunia dan Jalan Menuju Perdamaian” juga diberikan selain tiga judul VCD Ahmadiyah Selayang Pandang dan Symposium Perdamaian serta Pidato Bersejarah Hadhrat Khalifah di Parlemen Inggris. []
Disusun oleh:
Mln. Dr. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat
Related Posts
Waqf-E-Nou Parents Day Sukses Digelar di Masjid Mahmudah Gondrong Tangerang
Jemaat Ahmadiyah Cibinong Adakan Kelas Waqf-E-Nou
Ansharullah Ahmadiyah Indonesia Adakan Ijtima Nasional 2024
Bekali Public Speaking dan Personal Building | Hadirkan Mentor dari Celebes Public Speaking
DPD Jemaat Ahmadiyah Bogor Hadiri FGD Setara Institute
No Responses