Agenda Donor Darah Hingga Kunjungi Vihara

Agenda Donor Darah Hingga Kunjungi Vihara

Masroor Library – Kota Sorong, Papua Barat. Kata-kata itu disampaikan oleh Mubalig Daerah Papua Barat saat berbincang dengan Bhante Senajayo di Vihara Buddha Sasana, Malagusa, Aimas, Kab. Sorong, Senin (24/01/22) siang. Kata-kata itu untuk menanggapi ucapan Bhante asal Gunung Sindur, Bogor yang sudah dua tahun ditugaskan di Kabupaten Sorong, Papua Barat itu.

Didampingi Mubalig Lokal JAI Kota Sorong Mln. Ahmad Hayat Heriyanto, Mubalig Daerah Papua Barat mengagendakan kunjungan ke Vihara Buddha Sasana milik Sangha Theravada Indonesia (STI) yang ada dan satu-satunya di Provinsi Papua Barat tersebut.

“Saya justru baru saja tiba dari Manokwari. Disana meletakkan batu pertama untuk pembangunan vihara di daerah Soribo. Padahal, umat kami hanya empat kepala keluarga (KK) saja,” kata Bhante yang mengaku bahwa ayahnya seorang Muslim itu.

Awalnya, Mubalig Daerah Papua Barat menyangka bahwa Bhante Abhayanando Mahathera alias Bhante Abhaya masih ditugaskan disana. Ternyata, setelah datang kesana justru yang ada hanya Bhante Senajayo sebagai pelaksana harian. Bhante Abhaya sendiri sebagai Kepala vihara sedang di Jakarta.

“Karena beliau membawahi banyak vihara, jadi jarang datang kemari,” kata Pak Herry, salah satu umat Buddhis asal Aimas.

Bahkan, untuk memastikan siapa yang bertugas disana, sebelumnya Mubalig Daerah Papua Barat menelpon Bhante Dhammasubho Mahathera dan Bhante Cattamano.

“Ya, di Sorong, Papua Barat masih Bhante Abhayanando,” jawab Bhante Cattamano Mahathera yang melayani umat di Jawa Tengah.

Berbekal info itulah, usai melaksanakan donor darah di RSUD Sele Be Solu di Sorong Timur, Kota Sorong, keduanya meluncur ke Aimas, Kabupaten Sorong.

Karena saat tiba bersamaan dengan jadwal makan siang, keduanya ditawari santap siang bersama umat.

“Saya sendiri masih kenyang, di Manokwari baru saja makan.”

Untuk para Bhikkhu Theravada yang akrab disebut Bhante, memang jadwal makan sudah definitif. Mereka tidak sembarangan bisa makan. Sudah ada waktu-waktu tertentu yang dijadwalkan.

Dalam kunjungan tersebut, akhirnya Mubalig Daerah Papua Barat juga dapat berkenalan dengan Pak Herry serta Pak Budi Wardono. Pak Herry berasal dari Jakarta, sedangkan Pak Budi Wardono dari Klaten (Jawa Tengah). Keduanya sudah puluhan tahun di Papua Barat terutama di Kabupaten Sorong.

“Saya sudah 30 tahun tinggal di Aimas, Kabupaten Sorong,” kata Pak Budi, mantan anggota FKUB yang kini Pembimas Buddha di Kemenag Kabupaten Sorong.

obrolan pun kemudian beralih pada Kementerian Agama. Ternyata, Pak Budi juga adalah teman dari Pak Rofiul Amri, Kepala Kemenag Kota Sorong yang baru saja dilantik dan sertijab. Rofiul Amri sebelumnya Kepala Kemenag Kabupaten Teluk Bintuni. Mubalig Daerah Papua Barat sudah berjumpa dan akrab dengan Ketua PCNU Kab. Sorong asal DI Yogyakarta tersebut.

Karena akan ada agenda lainnya, Mubalig Daerah Papua Barat kemudian berpamitan. Sebelumnya dilakukan foto bersama di depan pintu Vihara dengan ornamen ikan dan bunga teratai (lotus).

“Kalau tidak fokus akan dimakan ikan, dan akhirnya tidak konsentrasi dan tidak menjadi suci,” ujar Bhante Sena menerangkan filosofi ukiran pada pintu.

“Setelah foto disini, nanti kita foto juga di depan altar.”

Malamnya, bakda Isya, rencananya akan menerima kunjungan Pdt. Peiter Leonard, mantan pendeta Gereja Persekutuan Kristen Alkitab Indonesia (GPKAI) yang pernah ditugaskan di Sleman, Yogyakarta dan kini dipindahkan ke Kota Sorong tetapi dengan denominasi yang berbeda lagi. Pegiat lintas iman tersebut ternyata juga teman dari Pdt. Crosnoy Sinaga, dosen STT Erikson-Tritt Sowi III, Manokwari yang selama ini biasa berkomunikasi dengan Mubalig Daerah Papua Barat. []

Disusun oleh:
Dr. Mln. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat

No Responses

Tinggalkan Balasan