Masroor Library – Manokwari, Papua Barat [12/8]. Kabupaten Teluk Bintuni terletak di Provinsi Papua Barat. Penghasil udang dan kepiting serta gas alam itu memiliki 24 Distrik dengan sebanyak lebih dari 100 kampung. Daerah Teluk Bintuni terdiri atas daratan dan air yang terbentang luas dan menjadi Kabupaten terluas di Papua Barat. Dari Manokwari sebagai ibukota provinsi diperlukan sekitar sembilan jam perjalanan darat untuk tiba disana.
Di Kab. Teluk Bintuni sedikitnya sudah ada sebanyak lima anggota Jemaat. Mereka berasal dari Tasikmalaya, Makassar, Sukabumi dan Bogor. Keberadaan mereka di Kabupaten Terkaya versi PRDB itu dalam rangka bekerja. Ada yang bekerja di BP Tangguh Babo, di Program Pemberantasan Malaria EDAT dan jenis pekerjaan lainnya. Rerata mereka sudah berada di Teluk Bintuni selama beberapa tahun hingga 20 tahunan.
Sejak setahun lalu, ada anggota Jemaat Manokwari asal Bogor (Jawa Barat) yang juga bekerja di Kab. Teluk Bintuni. Beberapa kali Mubalig Daerah Papua Barat pun berkomunikasi. Sayangnya, sudah satu tahun ini, nomornya sudah tidak bisa dihubungi lagi. Tercatat, sejak 13 Agustus 2021, nomor LI asal Bogor itu tidak aktif lagi.
“Berarti kita sama-sama sudah setahun tidak ada komunikasi dan dia sempat Instragram ke adiknya bahwa HP-nya rusak dan tak ada sinyal, namun sempat honorer di Distrik untuk numpang hidup,” kata ayah dari anggota LI Manokwari tersebut saat berkomunikasi. Mubalig yang kini ditempatkan di Jemaat Bojong, Bekasi itupun meminta bantuan Mubalig Daerah Papua Barat untuk melacak posisinya.
Berbekal data terakhir, Mubalig Daerah Papua Barat pun langsung menghubungi beberapa pihak di Kab. Teluk Bintuni. Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Teluk Bintuni AKBP Junov Siregar, S.I.K., S.H., M.KP. dan Komandan Komando Distrik Militer (KODIM) 1806/Teluk Bintuni Letkol. (Inf.) Kadek Abriawan, S.I.P. langsung dikontak untuk memastikan keberadaan personel di lokasi anggota LI itu berada.
“Di Distrik Warmare, di Kampung Indoor belum ada personel POLRI. Disana baru ada dari personel TNI,” kata AKBP Junov Siregar yang menggantikan AKBP Hans Rohmatullah Irawan itu. Mantan Kasubid Satpam POLDA Papua Barat itu menyarankan agar menghubungi Dandim 1806/Teluk Bintuni Letkol. Kadek Abriawan.
Mubalig Daerah Papua Barat pum langsung menghubungi Dandim kedua di Negeri Sisar Matiti tersebut. “Benar, di Distrik Wamesa sudah ada Danramil dan Babinsa di Kampung Idoor,” kata Letkol. Kadek Abriawan via pesan instan WhatsApp (WA) sambil mengirimkan nomor seluler Lettu (Caj.) Yotam Isra Mansubauw.
Mengingat jaringan sinyal di Kampung Idoor sudah beberapa waktu lumpuh total, komunikasi dengan Danramil Wamesa pun agak terganggu. Untungnya, beberapa hari ini, KODAM XVIII/Kasuari sedang ada komunikasi via Vicon dengan Danramil Wamesa sehingga dengan menggunakan VSat alias WiFi Satelit, komunikasi pun bisa terhubung.
Mendapat info dari Mubalig Daerah Papua Barat pun segera bergerak cepat. Hari berikutnya, dia sudah mengirimkan foto LI yang dimaksud. Karena Mubalig Daerah Papua Barat tidak cukup mengenal sosok yang dikirim Danramil Wamesa itu, maka foto itu segera dikirimkan kepada ibunya di Bogor. “Iya, muka yang itu, Pak. Terimakasih telah mencari nama anak saya,” kata ibu LI tersebut.
Kampung Idoor merupakan salah satu kampung yang lokasinya terpencil dan jauh dari ibukota Kab. Teluk Bintuni. “Dari Bintuni diperlukan waktu sekitar enam jam untuk sampai di Kampung Idoor. Itu kalau kondisinya sedang kerimg dan tidak hujan. Saat ini kondisi jalan juga rusak parah sehingga diperlukan waktu lebih lama lagi,” kata Danramil berpangkat dua balok itu.
Penelusuran jejak LI Manokwari asal “Kota Hujan” Bogor itu sementara dihentikan. Setelah posisinya diketahui masih ada di Kampung Idoor, maka tinggal bagaimana keputusan yang bersangkutan. Bila LI itu akan pulang ke Jawa, maka Mubalig Daerah Papua Barat tinggal menyampaikan kepada Danramil Wamesa untuk memproses kepulangannya ke Manokwari dulu.
Dengan banyaknya jejaring di berbagai lokasi, upaya apapun terasa lebih mudah. Hanya dibutuhkan waktu sebentar saja untuk melacak keberadaan orang yang dicari. Namun, itu akan sangat mustahil terjadi bila kita sama sekali tidak memiliki jejaring satupun di lokasi tujuan. Intinya, rabtah menjadi modal utama dan penting dalam melakukan suatu pekerjaan. []
Disusun oleh:
Mln. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat
Related Posts
Waqf-E-Nou Parents Day Sukses Digelar di Masjid Mahmudah Gondrong Tangerang
Jemaat Ahmadiyah Cibinong Adakan Kelas Waqf-E-Nou
Ansharullah Ahmadiyah Indonesia Adakan Ijtima Nasional 2024
Bekali Public Speaking dan Personal Building | Hadirkan Mentor dari Celebes Public Speaking
DPD Jemaat Ahmadiyah Bogor Hadiri FGD Setara Institute
No Responses